Cerita Bos Pertamina Kejar Potensi Panas Bumi hingga Kenya dan Turki
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi bercerita soal bagaimana mereka mengejar potensi bisnis panas bumi hingga Kenya dan Turki.
"Kita commercially driven. Kalau ada asset operating, apalagi yang ada di dalam dan luar negeri, akan kita ambil," tuturnya dalam Media Briefing di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
"Kita punya uangnya, kita punya expertise-nya, kalau ada yang bagus tentunya akan kita ambil," tegas Julfi.
Potensi terdekat yang tengah diupayakan Pertamina ada di Kenya. Julfi menyebut dua hari ini mereka tengah intensif berbincang dengan utusan negara tersebut.
Julfi mengatakan ada utusan Kenya yang datang langsung ke Indonesia untuk berbincang soal kerja sama panas bumi tersebut. Bos PGE itu mengklaim bagaimana hasil kesepakatan tersebut kemungkinan baru bisa diumumkan pada kuartal III 2024.
Setidaknya ada dua proyek panas bumi yang tengah dipertimbangkan di negara Afrika tersebut. Ia menyebut Pertamina bisa langsung menggarap dua-duanya atau memulai salah satu terlebih dahulu.
"Memang, salah satunya kenapa kita ke Kenya, resources sudah proven. Voltaria itu sudah 900 megawatt dan kita mendapatkan return yang sangat bagus, lebih dari Indonesia. Karena itu kita melihat ke Kenya," jelas Julfi.
"Turki juga kita lagi review, salah satunya operating field. Ya, mudah-mudahan geothermal Indonesia akan going abroad," tutupnya.
Di lain sisi, Direktur Operasi PGE Ahmad Yani menegaskan mereka terus memutar otak untuk meningkatkan keekonomian dari bisnis panas bumi. Tujuannya, agar bisnis geothermal ini tetap kompetitif sehingga PGE terus survive dan menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Yani mengungkapkan pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik hanya 30 persen. Oleh karena itu, masih ada peluang 70 persen lainnya yang bisa dimanfaatkan PGE.
"Ini bukan hal baru. Kalau kita lihat di dunia untuk saat ini negara yang menghasilkan listrik terbanyak dari geothermal itu Amerika dan nomor dua Indonesia," jelasnya.
"Tetapi negara yang memanfaatkan geothermal di dunia itu tanpa kita duga China nomor satu di dunia, memanfaatkan energi geothermal," imbuh Yani.
Terkini Lainnya
-
Pegawai Kementan Urunan Rp6 M Biayai SYL dan Keluarga di Arab Saudi
-
SYL Bayar Gaji Pembantu Rp35 Juta dari Uang Pegawai Kementan
-
Bea Cukai-Polri Ungkap Penyelundupan 20 Ribu Ekstasi Dibungkus Kado
-
Pesawat Kargo Mendarat Tanpa Roda di Bandara Istanbul Turki
-
Liga Muslim Dunia Kecam Serbuan Israel di Rafah, Bikin Gaza Hancur
-
VIDEO: Pesawat FedEx Airlines Mendarat Tanpa Roda Depan di Istanbul
-
Cerita Bos Pertamina Kejar Potensi Panas Bumi hingga Kenya dan Turki
-
Laba FIF Melesat 16,5 Persen Kadi Rp1 T di Kuartal I 2024
-
Kemenkeu Bersuara soal Sri Mulyani Akan Dicalonkan Jadi Gubernur DKI
-
Jadwal Turnamen Mini di JIS, Libatkan 4 Klub Indonesia dan Malaysia
-
Justin Hubner Resmi Absen di Indonesia vs Guinea
-
H-1 Jelang Indonesia vs Guinea, Hubner Masih Berlatih di Cerezo Osaka
-
NASA Bagikan Momen 'Tersedot' ke Dalam Lubang Hitam Raksasa
-
Ahli Ungkap Sebab Air di Venus Hilang
-
TikTok Gugat Pemerintah AS demi Gagalkan Pemblokiran
-
Hyundai Ioniq 5 dan 6 Ditarik dari Tangan Konsumen di Indonesia
-
Omoda 7 Meluncur di China, Indonesia Kebagian?
-
FOTO: Warga Irak Rakit Mobil dari Rongsokan untuk Mengantar Makanan
-
Konduktor Memadukan Musik Austria-Indonesia di Symphony of Friendship
-
Daftar Film yang Tayang di Japanese Film Festival Online 2024
-
Sinopsis Last Witch Hunter, Bioskop Trans TV 8 Mei 2024
-
11 Ribu Pasien Thalasemia di RI per Tahun 2023, Tertinggi di Jabar
-
Kapan Terakhir Kamu Cuci Koper? Mungkin Sekarang Saatnya Dibersihkan
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso