Permintaan Sepatu Bata Terus Menurun hingga Tutup Pabrik di Purwakarta
PT Sepatu Bata Tbk mengalami penurunan permintaan dari pelanggan. Hal ini pun membuat perusahaan merugi dalam beberapa tahun terakhir.
Imbasnya, Sepatu Bata pun menutup atau menghentikan operasional pabrik di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.
Corporate Secretary Sepatu Bata Hatta Tutuko menuturkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi Covid-19. Di satu sisi, perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat juga menjadi tantangan.
Ia menuturkan perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta. Sebab, permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik Purwakarta terus menurun.
Lihat Juga : |
"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," katanya seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/5).
Kendati, ia tak merinci berapa kerugian yang diderita oleh perusahaan. Hatta hanya mengatakan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.
Namun, jika menilik Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan 2023 Sepatu Bata, produksi perusahaan memang menurun jika dibandingkan dengan 2021.
Lihat saja, pada 2021, perusahaan memproduksi 1.578.000 juta pasang sepatu/sandal. Sedangkan, pada 2023 perusahaan hanya memproduksi 1.153.000 pasang sepatu/sandal.
Lihat Juga : |
Sepatu Bata merupakan merek alas kaki legendaris di Indonesia. Merek ini sudah masuk ke Tanah Air sejak zaman Hindia Belanda.
Bisnisnya pun terbilang berkembang pesat. Namun, pandemi covid-19 beberapa tahun lalu nyatanya ikut menghajar bisnis sepatu asal Cekoslowakia itu.
Pada 2021, perusahaan menutup sejumlah gerai yang kurang menguntungkan. Itu dilakukan sebagai upaya memperbaiki kinerja perusahaan.
Perusahaan menyebut kinerja penjualan perseroan anjlok 49 persen dari Rp931,27 miliar pada 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada 2020. Imbasnya, kerugian perusahaan yang 2019 hanya Rp23,44 miliar melonjak jadi Rp177,76 miliar pada sepanjang 2020.
Dalam paparannya, perseroan menyatakan penurunan kinerja merupakan dampak pandemi covid-19 yang menekan daya beli masyarakat. Masalah tersebut telah membuat pertumbuhan belanja konsumen melambat dari 5,01 persen menjadi 2,84 persen pada kuartal I 2020.
(mrh/mik)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Pengakuan Suami Bunuh Istri Pakai Sikat Gigi di Karimun Kepulauan Riau
-
Pemerintah Dampingi Anak Suami Mutilasi Istri di Ciamis
-
2 PSK Mati Dibunuh dalam Sepekan di Bali, Polisi Minta Waspada Michat
-
Tak Cuma di AS, Aksi Bela Palestina Meluas ke Inggris hingga Australia
-
VIDEO: Warga Israel Demo Netanyahu, Desak Pembebasan Sandera
-
Ukraina Respons usai Zelensky Masuk Daftar Buron Rusia
-
Erick Thohir Ungkap 6 Proyek Strategis BUMN Belum Kelar
-
Wakil Erick Thohir Buka-bukaan Update Restrukturisasi BUMN Karya
-
Erick Thohir Beri Wejangan Buat Menteri BUMN Selanjutnya
-
Erick Rayu Baggott Main di Indonesia vs Guinea: Kekuatan Penuh Pertama
-
Jay Idzes Main Penuh, Venezia Menang Dramatis
-
Hasil Liga Inggris: Chelsea Hajar West Ham 5-0
-
WhatsApp Luncurkan Fitur Baru, Bisa Bikin Jadwal
-
Viral Meteor Hijau Melintas di Langit Yogyakarta, Astronom Buka Suara
-
Foto: Desa di Karawang yang Perlahan Menghilang
-
Motor Listrik Buatan Indonesia Sudah Diekspor ke ASEAN
-
INFOGRAFIS: Daftar Mobil Dibatasi Beli BBM Subsidi Pertalite
-
Daftar Motor Listrik Murah di PEVS 2024, Ada yang Tak Sampai Rp3 Juta
-
VIDEO: 1,6 Juta Orang Sesaki Konser Madonna di Pantai Brasil
-
Sinopsis Master Z: The Ip Man Legacy, Bioskop Trans TV 5 Mei 2024
-
Jalani Tradisi Jelang Nikah, Tangis Mahalini Pecah Saat Sungkem
-
Kecanduan Gula Bisa Dicegah, Coba Konsumsi 5 Minuman Ini
-
Singapura Bakal Buka Hotel Zero Energy di Bandara 2028
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso