yoldash.net

Permintaan Sepatu Bata Terus Menurun hingga Tutup Pabrik di Purwakarta

PT Sepatu Bata Tbk tutup pabrik di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.
Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup per 30 April 2024. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

PT Sepatu Bata Tbk mengalami penurunan permintaan dari pelanggan. Hal ini pun membuat perusahaan merugi dalam beberapa tahun terakhir.

Imbasnya, Sepatu Bata pun menutup atau menghentikan operasional pabrik di Purwakarta, Jawa Barat per 30 April 2024.

Corporate Secretary Sepatu Bata Hatta Tutuko menuturkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi Covid-19. Di satu sisi, perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat juga menjadi tantangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta. Sebab, permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik Purwakarta terus menurun.

ADVERTISEMENT

"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," katanya seperti dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/5).

Kendati, ia tak merinci berapa kerugian yang diderita oleh perusahaan. Hatta hanya mengatakan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.

Namun, jika menilik Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan 2023 Sepatu Bata, produksi perusahaan memang menurun jika dibandingkan dengan 2021.

Lihat saja, pada 2021, perusahaan memproduksi 1.578.000 juta pasang sepatu/sandal. Sedangkan, pada 2023 perusahaan hanya memproduksi 1.153.000 pasang sepatu/sandal.

Sepatu Bata merupakan merek alas kaki legendaris di Indonesia. Merek ini sudah masuk ke Tanah Air sejak zaman Hindia Belanda.

Bisnisnya pun terbilang berkembang pesat. Namun, pandemi covid-19 beberapa tahun lalu nyatanya ikut menghajar bisnis sepatu asal Cekoslowakia itu.

Pada 2021, perusahaan menutup sejumlah gerai yang kurang menguntungkan. Itu dilakukan sebagai upaya memperbaiki kinerja perusahaan.

Perusahaan menyebut kinerja penjualan perseroan anjlok 49 persen dari Rp931,27 miliar pada 2019 menjadi Rp459,58 miliar pada 2020. Imbasnya, kerugian perusahaan yang 2019 hanya Rp23,44 miliar melonjak jadi Rp177,76 miliar pada sepanjang 2020.

Dalam paparannya, perseroan menyatakan penurunan kinerja merupakan dampak pandemi covid-19 yang menekan daya beli masyarakat. Masalah tersebut telah membuat pertumbuhan belanja konsumen melambat dari 5,01 persen menjadi 2,84 persen pada kuartal I 2020.

(mrh/mik)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat