yoldash.net

BI Pamer Rupiah Masih Lebih Unggul Dibanding Lira hingga Yen

Bank Indonesia (BI) pamer nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih jauh lebih baik dibanding lira Turki, yen Jepang, hingga dolar Australia.
Bank Indonesia (BI) pamer nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih jauh lebih baik dibanding lira Turki, yen Jepang, hingga dolar Australia. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).

Samosir, Indonesia --

Bank Indonesia (BI) pamer nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih jauh lebih baik dibanding lira Turki, yen Jepang, hingga dolar Australia.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juli Budi Winantya mengatakan perkembangan indeks nilai tukar dolar AS memberikan tekanan depresiasi kepada hampir seluruh mata uang dunia.

Namun, pelemahan rupiah tak separah negara maju seperti Jepang dan Australia per 23 April 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelemahan rupiah relatif moderat (di level) 5,07 persen," katanya kepada wartawan di Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4).

ADVERTISEMENT

Sementra itu lira Turki melemah 9,38 persen. Secara berurutan disusul oleh yen Jepang melemah 8,91 persen, bath Thailand minus 7,88 persen, won Korea Selatan minus 6,55 persen, dan dolar New Zealand minus 6,12 persen.

Lalu, real Brasil melemah 5,98 persen dan dola Australia minus 4,77 persen.

Sedangkan, mata uang yang terdepresiasi paling rendah adalah rupee India, yakni 0,16 persen.

Adapun nilai tukar rupiah bertengger di Rp16.210 per dolar AS pada Jumat (26/4) sore. Mata uang Garuda melemah 22 poin atau minus 0,14 persen dari perdagangan sebelumnya. Sementara itu, kurs referensi BI Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah ke posisi Rp16.222 per dolar AS.

Juli lantas mengatakan pihaknya terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia.

Upaya itu baik melalui intervensi di pasar valas secara spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder apabila diperlukan, pengelolaan likuiditas secara memadai, maupun langkah-langkah lain yang diperlukan.

"Strategi operasi moneter pro-market melalui instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga terus dioptimalkan guna menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri," katanya.

BI juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat