yoldash.net

Suhu Panas di Indonesia Terjadi Sampai Kapan?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menuturkan kenaikan suhu di RI tersebut merupakan fenomena cuaca panas terik, bukan gelombang panas.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menuturkan kenaikan suhu di RI tersebut merupakan fenomena cuaca panas terik, bukan gelombang panas. (iStock/Pheelings Media)

Jakarta, Indonesia --

Peningkatan suhu tengah 'membakar' sejumlah wilayah di Indonesia. Suhu panas yang turut melanda negara-negara Asia Tenggara itu diprediksi terjadi sampai Agustus mendatang menurut BMKG.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan peningkatan suhu terdeteksi di beberapa wilayah RI, mulai dari Jayapura, Papua (35,6 Celsius); Surabaya, Jawa Timur (35,4 Celsius); dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah (35,3 Celsius).

Lalu, Pekanbaru-Melawi, Kalimantan Barat; Sabang, Aceh; dan DKI Jakarta (34,4 Celsius).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menuturkan kenaikan suhu di RI tersebut merupakan fenomena cuaca panas terik, bukan gelombang panas.

"Itu (gelombang panas) kemungkinannya kecil di Indonesia, karena tidak memenuhi syarat," kata dia saat dihubungi Indonesia.com, Kamis (2/5).

ADVERTISEMENT

Guswanto menyebut syarat yang harus dipenuhi untuk wilayah mengalami gelombang panas adalah suhu rata-rata naik 5 derajat Celsius dan terjadi selama lima hari berturut-turut.

Selain itu, gelombang panas juga umumnya terjadi di wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi bagian utara maupun di belahan Bumi bagian selatan, atau, pada wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar, atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.

Sementara, untuk Indonesia, puncak kemarau akan berada di bulan Juli-Agustus dengan per bulan April sudah 19 persen wilayah yang memasuki musim kemarau dan Mei ini akan meningkat kembali sebesar 14 persen.

"Puncak kemarau nanti Juli-Agustus," kata Guswanto.

Hal yang lebih parah terjadi di negara-negara tetangga Indonesia. Di sana, shu panas mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.

BMKG mencatat, peningkatan panas di beberapa negara Asia; Oman capai 50,7 derajat Celsius, India 46,7 derajat Celsius, Myanmar 45,8 derajat Celsius, angka serupa hadir di Thailand dan Vietnam.

Semenatra itu, Profesor riset bidang klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap gelombang panas tak akan melanda Benua Maritim Indonesia.

"Jika pun benar ada Asian Heatwave maka akan terhenti pada daratan paling selatan yg masih terhubung dalam satu benua Asia yaitu Semenanjung Malaysia," ungkap dia di akun Twitter-nya.

"Untuk Indonesia, hasil ukur kami menunjukkan suhu maksimum 35C terasa seperti 43C terjadi di kota Semarang. Tapi >40C ini feels like dan bukan suhu riil, ya. Jadi tidak bisa disebut Heatwave."

Penyebab gelombang panas Asia

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) sudah lama mewanti-wanti soal peningkatan serangan gelombang panas di Asia, yang merupakan daerah terbanyak dilanda cuaca ekstrem dunia, imbas perubahan iklim.

Dalam Laporan Kondisi Iklim di Asia 2023, WMO menyoroti percepatan indikator-indikator utama perubahan iklim, seperti suhu permukaan, penyusutan gletser, dan kenaikan permukaan laut, yang akan berdampak besar bagi masyarakat, perekonomian, dan ekosistem di kawasan ini.

Asia mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global. Tren pemanasan meningkat hampir dua kali lipat sejak periode 1961-1990.

WMO pun menobatkan Asia tetap menjadi "wilayah yang paling terdampak bencana di dunia akibat cuaca, iklim, dan bahaya terkait air pada 2023".

"Kesimpulan laporan ini sungguh menyedihkan. Banyak negara di kawasan ini mengalami rekor tahun terpanas pada tahun 2023, bersamaan dengan serangkaian kondisi ekstrem, mulai dari kekeringan dan gelombang panas hingga banjir dan badai," kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo, dalam keterangan resminya.

"Perubahan iklim memperburuk frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa-peristiwa tersebut, sehingga berdampak besar pada masyarakat, perekonomian, dan, yang paling penting, kehidupan manusia dan lingkungan tempat kita tinggal," lanjutnya.

Seiring dengan perilisan laporan WMO itu, jutaan orang di Asia Selatan dan Asia Tenggara dilanda gelombang panas yang mengancam kesehatan masyarakat.

Para ahli menyebut kerusakan iklim memicu cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas, lebih sering melanda dan suhu rata-rata dunia makin naik. Pemicu krisis iklim ini adalah aktivitas manusia terutama penggunaan berlebih bahan bakar fosil, yakni BBM dan batu bara.

(mrh/mik)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat