Dugong Mati Terdampar di Pantai Aceh, Ulah Siapa?
![Dugong Mati Terdampar di Pantai Aceh, Ulah Siapa? Dugong alias sapi laut mati terdampar di pantai Aceh, sebuah momen pengingat bahwa satwa ini terancam punah ulah manusia.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/08/24/ikan-duyung-terdampar-di-aceh_169.jpeg?w=650&q=90)
Seekor dugong alias duyung atau sapi laut ditemukan mati membusuk di pesisir pantai Aceh, sebuah pengingat bahwa spesies tersebut menghadapi ancaman kepunahan.
Lokasi temuan dugong terdampar itu adalah pesisir Desa Keutapang, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya, Aceh, Rabu (23/8).
"Dugong tersebut sudah mati dua hari lalu dan baru ditemukan. Panjangnya sekitar 2,74 meter," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Jaya Fajri, Rabu (23/8) dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajri menyampaikan dugong tersebut diduga mati akibat terjerat tali di mulutnya, sehingga dia tidak bisa lagi leluasa untuk mencari makanan dan berenang.
ADVERTISEMENT
"Setelah ditemukan langsung kita tanam karena kondisi sudah mulai membusuk dan mengeluarkan bau," ujar Fajri.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Aron Meubanja, Murniadi saat dikonfirmasi menyampaikan kalau dugong tersebut pertama sekali ditemukan oleh masyarakat setempat yang melihat hewan laut itu terdampar di bebatuan.
"Dugong memang masuk dalam hewan langka dan dilindungi dan ini juga ini pertama kali terdampar di Aceh Jaya," kata Murniadi.
Ia menyampaikan, peristiwa ini merupakan suatu hal yang unik, karena dugong sebelumnya belum pernah terlihat atau muncul di perairan Aceh Jaya.
"Untuk dugong ini sendiri tidak lagi diperiksa karena sudah membusuk, sehingga dari BPBD, DKP dan SAR serta Panglima Laot sepakat langsung dikuburkan," demikian Murniadi.
Penyebab terdampar
Dugong atau duyung atau sapi laut terdampar bukan peristiwa baru.
Berdasarkan laporan lembaga nirlaba Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP) Indonesia pada periode Agustus 2005 - Februari 2018, setidaknya ada 125 kasus dugong terdampar, tertangkap, terjerat, atau tertangkap sejak Agustus 2005.
Lebih dari separuh insiden itu (58 persen) merupakan peristiwa duyung yang terdampar, baik dalam keadaan mati (43 persen) maupun hidup (14 persen).
Pada periode itu, lokasi terdampar dugong terbanyak adalah Sulawesi Tengah dan Papua Barat. Kedua provinsi tersebut, sejak 2016, selalu mencatatkan setidaknya satu peristiwa dugong terdampar setiap tahunnya.
Jumlah kejadian terdampar tercatat meningkat tajam (68 persen) pada 2016 dan meningkat lagi jadi 23 persen pada 2017. Yang paling sering terjadi adalah pada bulan Januari dan Februari.
"Meskipun jelas bahwa [penyebab insiden-insiden itu adalah] penangkapan sampingan atau belitan [jaring], dan penangkapan hidup-hidup merupakan penyebab kematian banyak ikan dugong," kata laporan DCSP Indonesia itu.
"Sebagian besar (65 persen) dugong yang terdampar tidak diperiksa penyebab kematiannya," imbuh lembaga tersebut.
Terancam punah
The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengungkap dugong alias sapi laut jadi bagian dari spesies yang terancam punah. Manusia diduga jadi penyebab utamanya.
Secara keseluruhan, IUCN menyebut 1.550 dari 17.903 tanaman dan hewan laut terancam punah.
Laporan yang terbit bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang alam di Montreal, Kanada, tahun lalu, itu merupakan barometer keanekaragaman hayati dan diterbitkan beberapa kali dalam setahun.
"Ini menunjukkan bahwa kita (aktivitas manusia) memiliki dampak yang cukup merusak pada spesies laut," kata kepala Red List IUCN Craig Hilton-Taylor, dilansir dari CNN, Minggu (11/12/2022).
"Di bawah laut, Anda tidak dapat benar-benar melihat apa yang sedang terjadi. Jadi dengan menilai status spesies itu memberi kita indikator nyata tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana, dan itu bukan kabar baik," sambungnya.
Hilton-Taylor mengatakan jumlah spesies laut yang menghadapi kepunahan berpotensi lebih tinggi daripada yang ditunjukkan data saat ini. Sebab, data yang dianalisis sejauh ini cenderung merujuk pada spesies ikan yang tersebar luas dan belum menunjukkan indikasi terancam.
Sebagai contoh, populasi dugong, mamalia gemuk berwarna abu-abu yang umumnya dikenal sebagai sapi laut ini telah turun menjadi 250 dewasa di Afrika Timur. Sementara, kurang dari 900 berada di wilayah Kaledonia Baru, Prancis.
Beberapa ancaman yang dihadapi dugong, katanya, adalah hilangnya sumber makanan utama mereka dan keberadaan padang lamun.
Selain itu, eksplorasi dan produksi minyak dan gas menyebabkan polusi seperti di kasus Mozambik dan penambangan nikel di Pasifik.
(Antara/arh)Terkini Lainnya
-
Gibran Pastikan Prabowo Siap Bekerja Lagi Usai Operasi Cedera Kaki
-
Viral Ojol Terima Order Mi Instan Berisi Sabu, Polisi Turun Tangan
-
Pihak Pegi Hadirkan Lima Saksi Kuatkan Alibi Saat Pembunuhan Vina
-
30 Jenderal Senior Israel Desak Netanyahu Setop Perang dengan Hamas
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
VIDEO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan di India
-
Apa Itu Deflasi yang Dialami Indonesia Dua Bulan Terakhir?
-
Harga Minyak Menguat Tipis Berkat Prospek Kenaikan Permintaan AS
-
Rupiah Berotot ke Rp16.385 per Dolar AS Pagi Ini
-
Daftar Peringkat FIFA 8 Tim yang Lolos Perempat Final Euro 2024
-
Daftar 8 Tim Negara Lolos Perempat Final Copa America 2024
-
Prediksi Susunan Pemain Indonesia U-16 vs Vietnam di AFF U-16 2024
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Penampakan Komputer Tertua di Dunia dari Yunani, Bisa Apa?
-
Studi Jelaskan Kenapa Ada Orang yang Belum Pernah Kena Covid-19
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
Siapa Pesaing Vinfast VF 5, Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan?
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
Teka-teki Resep Rahasia Krabby Patty, Apa Saja?
-
Rekap House of the Dragon Season 2 Episode 3
-
INFOGRAFIS: Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso