yoldash.net

IUCN Ungkap 1.500 Hewan dan Tanaman Laut Terancam Punah

IUCN mengatakan 1.550 dari nyaris 18.000 tanaman dan hewan laut terancam punah.
IUCN mengatakan 1.550 dari nyaris 18.000 tanaman dan hewan laut terancam punah. (AFP/EMILY IRVING-SWIFT)

Jakarta, Indonesia --

The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengungkap 1.550 dari 17.903 tanaman dan hewan laut terancam punah. Fakta itu dipaparkan dalam rilis laporan yang bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang alam di Montreal, Kanada.

Laporan IUCN itu adalah barometer keanekaragaman hayati dan diterbitkan beberapa kali dalam setahun.

"Ini menunjukkan bahwa kita (aktivitas manusia) memiliki dampak yang cukup merusak pada spesies laut," kata kepala Red List IUCN Craig Hilton-Taylor, dilansir dari CNN, Minggu (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di bawah laut, Anda tidak dapat benar-benar melihat apa yang sedang terjadi. Jadi dengan menilai status spesies itu memberi kita indikator nyata tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana, dan itu bukan kabar baik," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Hilton-Taylor mengatakan jumlah spesies laut yang menghadapi kepunahan berpotensi lebih tinggi daripada yang ditunjukkan data saat ini. Sebab, data yang dianalisis sejauh ini cenderung merujuk pada spesies ikan yang tersebar luas dan belum menunjukkan indikasi terancam.

Sebagai contoh, populasi dugong, mamalia gemuk berwarna abu-abu yang umumnya dikenal sebagai sapi laut ini telah turun menjadi 250 dewasa di Afrika Timur. Sementara, kurang dari 900 ekor berada di wilayah Kaledonia Baru, Prancis.

Beberapa ancaman yang dihadapi Dugong adalah hilangnya sumber makanan utama mereka dan keberadaan padang lamun. Selain itu, eksplorasi dan produksi minyak dan gas menyebabkan polusi seperti di kasus Mozambik dan penambangan nikel di Pasifik.

Beralih ke abalone, sejenis moluska yang dijual untuk seafood mewah, untuk pertama kalinya ditemukan 44 persen spesies ini menghadapi kepunahan.

Penyebabnya adalah gelombang panas laut yang semakin parah dan sering menyebabkan kematian massal. Selain itu gelombang panas ini juga memicu penyakit dan membunuh sumber makanan mereka.

Sedangkan di Afrika Selatan, perburuan telah "menghancurkan" populasi abalon tertentu. Terlebih keberadaan polusi dari limbah pertanian dan industri telah memusnahkan abalon lain di bagian Semenanjung Arab.

Populasi satwa liar di dunia anjlok rata-rata 69 persen sepanjang 1970 hingga 2018. World Wide Fund for Nature (WWF) mengatakan penurunan berbahaya ini akibat dari perubahan iklim dan aktivitas manusia lainnya.

(cfd/fea)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat