yoldash.net

Fenomena Ekuinoks Bikin Kaum Bumi Datar Tak Bisa Berkata-kata

Fenomena ekuinoks terjadi pada Selasa (21/3) hari ini. Bagaimana dalih kaum bumi datar terhadap fenomena tersebut?
Ilustrasi. Apa kata kaum bumi datar soal fenomena ekuinoks? (dok. LAPAN)

Jakarta, Indonesia --

Fenomena ekuinoks yang terjadi pada hari ini, Selasa (21/3), mensyaratkan terutama pergeseran sumbu Bumi. Bagaimana komentar kaum Bumi Datar (flat earther) yang tak percaya soal kutub dan bulatnya planet tentang kejadian ini?

Ekuinoks merupakan fenomena bersinarnya Matahari tepat di garis khatulistiwa dan mulainya musim semi di wilayah Bumi bagian utara. Karena fenomena ini, durasi siang dan malam akan berlangsung sama di seluruh bagian Bumi.

Dikutip dari situs Edukasi Sains dan Antariksa, Peneliti dari Pusat Riset dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengungkapkan ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama, pada Maret ketika Kutub Utara mulai condong ke arah Matahari. Kedua, ekuinoks terjadi pada September saat Kutub Selatan mulai condong ke arah Matahari.

ADVERTISEMENT

"Dikarenakan saat ekuinoks garis batas siang-malam sejajar dengan garis bujur bola Bumi, maka Matahari akan terbit tepat di Timur dan terbenam di Barat," lanjut Andi.

Untuk Ekuinoks Maret 2023, BRIN menyebut itu terjadi pada 21 Maret pukul 04.24 WIB/05.24 WITA/06.24 WIT. Saat itu terjadi, jarak Matahari-Bumi mencapai 148.981.052 km.

Fenomena ekuinoks, selain mensyaratkan bentuk bulat Bumi, juga 'membutuhkan' kehadiran kedua Kutub Bumi, Utara dan Selatan, untuk ada. Masalahnya, para pengusung teori Bumi datar tak mengakui keberadaan kutub itu.

Pada peta yang menjadi pegangan pengusung Bumi datar, bentuk Bumi merupakan sebuah piringan dengan Lingkaran Arktik (Arctic Circle) berada di tengahnya. Lingkaran Arktik itu dikelilingi oleh Antartika.

Karena itulah, mengutip Live Science, para pengusung teori ini sedikit kesulitan menerangkan fenomena ekuinoks.

Tanpa semua syarat itu, bagaimana bisa fenomena saat Bumi yang bulat berputar dan memiringkan kutubnya ke arah atau menjauhi Matahari dijelaskan secara ilmiah?

Salah satu teori yang dipercayai pengusung Bumi datar adalah Matahari berukuran kecil. Alih-alih memercayai Matahari berukuran besar dan terletak 150 juta km dari Bumi, mereka meyakini Matahari hanya terletak 1.000 - 5.000 km.

Lihat Juga :

Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Samuel Birley Rowbotham dalam risalahhnya "Zetetic Astronomy: Earth Not a Globe" pada 1881. Di dalamnya, ia menyebut Matahari hanya berdiameter 52 km dan mengambang di jarak sekitar 640 hingga 1.130 km di atas Bumi tergantung bulan.

Salah satu anggota Flath Earth Society dalam halaman Wiki resmi mereka mengatakan, "Matahari bergerak melingkari Kutub Utara. Ketika ia berada di atas kepala Anda, itu berarti siang hari. Ketika tidak, berarti malam hari. Cahaya Matahari terbatas ke area tertentu dan ia berfungsi seperti titik di atas Bumi."

Diameter lingkar Matahari itulah, kata mereka, yang mengatur pergantian musim. Menurut salah satu pengusung teori ini, Matahari berputar paling dekat dengan Kutub Utara pada Juni.

Matahari lalu akan menghabiskan enam bulan kemudian berputar ke arah luar secara perlahan ke arah tembok es yang berada di pinggir Bumi.

Pada Desember, Matahari berbalik arah dan berputar kembali ke dalam lagi. Selama ekuinoks musim semi dan musim gugur, Matahari berputar dalam lingkaran sempurna di sekitar ekuator, menyinari separuh piringan Bumi pada waktu tertentu.

Cacat teori

Penjelasan Rowbotham memiliki masalahnya sendiri. Misalnya, Matahari yang berada 5.000 km di atas Bumi yang datar, tidak akan pernah benar-benar "tenggelam", bahkan di bagian paling selatan.

Hal itu sudah dibuktikan oleh YouTuber Wolfie6020. Ia membuat Matahari yang sesuai dengan skala tersebut. Model itu seolah-olah terlihat dari Sydney pada titik balik musim semi.

Dalam video demonstrasinya, Matahari tidak pernah tenggelam di bawah cakrawala, bahkan pada titik terjauhnya dari pengamat.

Selain itu, selama ekuinoks, Matahari tampak terbit ke timur dan terbenam ke barat di semua lokasi di Bumi, kecuali di kutub.

Agar fenomena ini berlaku di teori Bumi datar, beberapa wilayah yang secara fisik berada lebih jauh dari Matahari daripada, sinar Matahari mestinya berbelok menjadi ratusan sudut yang berbeda secara bersamaan.

Itulah satu-satunya cara agar Matahari tampak seolah-olah selalu datang dari timur. Realitasnya jauh panggang dari api.

Sejauh ini, belum ada model Bumi datar yang mampu memecahkan masalah saat ekuinoks ini. Walau demikian, para penganutnya tak berhenti untuk terus percaya, yang diduga para pakar, salah satunya, karena masalah stres.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat