yoldash.net

Bisakah China Kuasai Bulan Sendirian? 3 Hal Berikut Jadi Hambatan

NASA menuding China ingin menguasai Bulan sendirian. Namun, hal itu bakal terhambat sejumlah hal. Apa saja?
Jiuquan Satellite Launch Center, China. Negara ini dituding ingin menguasai Bulan sendirian. (Foto: REUTERS/CARLOS GARCIA RAWLINS)

Jakarta, Indonesia --

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) belakangan menuding China hendak kuasai Bulan sendirian. Jika memang tudingan itu benar, bisakah invasi Bulan itu jadi kenyataan?

Tudingan itu pertama kali dilontarkan Kepala NASA Bill Nelson. Ia menyebut China berpotensi mengklaim Bulan menjadi milik sendiri. Menurutnya, Negeri Tirai Bambu berpotensi akan mengklaim satelit Bumi tersebut.

"Kita harus sangat khawatir bahwa China mendarat di Bulan dan mengatakan: 'Ini milik kita sekarang dan Anda tetap di luar." katanya, kepada Bild, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perseteruan antara administrator NASA dan pejabat pemerintah China ini terjadi pada saat kedua negara aktif mengerjakan misi ke Bulan.

ADVERTISEMENT

Pada 2019, China menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat luar angkasa di sisi terjauh Bulan. Pada tahun yang sama, China dan Rusia mengumumkan rencana untuk mencapai kutub selatan Bulan pada 2026.

Negara yang dipimpin Xi Jinping itu bahkan telah menyiapkan rencana membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional permanen dan berawak pada 2027. Selain itu, China juga memiliki beberapa misi luar angkasa lain di antaranya mencari planet layak huni bagi manusia.

China sendiri telah membantah tudingan NASA. Mereka menyebut tudingan itu tidak berdasar dan fitnah.

Terlepas dari bantahan itu, ada beberapa alasan yang menyebabkan China atau negara mana pun tidak bisa mengklaim Bulan menjadi milik sendiri.

1. Hukum antariksa internasional

Secara hukum, China, atau negara manapun, tidak dapat mengambil alih Bulan karena bertentangan dengan hukum luar angkasa internasional saat ini.

Perjanjian Luar Angkasa yang diadopsi pada 1967 dan ditandatangani oleh 134 negara, termasuk China, secara eksplisit menyatakan bahwa Luar angkasa, termasuk Bulan dan benda langit lainnya, tidak tunduk pada klaim kedaulatan, melalui penggunaan atau pendudukan, atau dengan cara lain. Hal itu termaktub pada Pasal II dalam aturan tersebut.

Sejumlah sarjana hukum telah memperdebatkan arti sebenarnya dari 'perampasan' yang sebenarnya. Namun, dengan terjemahan harfiah, perjanjian tersebut menunjukkan tidak ada negara yang dapat memiliki Bulan dan menyatakannya sebagai perpanjangan dari aspirasi dan hak prerogatif nasional.

Siapa pun yang mencoba melakukannya akan berisiko mendapat kecaman internasional dan potensi respons pembalasan internasional, dikutip dari The Conversation.

Namun demikian, ada strategi lain yang berpotensi digunakan China atau negara lain untuk menyiasatinya. Yakni, secara bertahap mengambil sebuah wilayah untuk kemudian menguasai seluruhnya.

Metode tersebut sudah dipakai China untuk menguasai laut China Timur dan Selatan.

Sulit dikontrol dan biaya raksasa di halaman berikutnya...

Sulit Mengontrol Bulan dan Biaya Raksasa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat