Penjelasan BRIN soal Ancaman 115 Pulau Indonesia Tenggelam
![Penjelasan BRIN soal Ancaman 115 Pulau Indonesia Tenggelam Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan memberikan penjelasan soal ancaman tenggelam terhadap 115 pulau di Indonesia.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/02/26/65ea4e47-787a-4ec4-9002-e8ef8c31f465_169.jpeg?w=650&q=90)
Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan memberikan penjelasan soal ancaman tenggelam terhadap 115 pulau kecil di Indonesia.
Eddy mengatakan ancaman tenggelam terhadap 115 pulau itu disebabkan oleh kenaikan air laut akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah.
Ia menjelaskan skenario jika emisi gas naik yang akan menyebabkan peningkatan suhu pada permukaan bumi yang salah satu indikasinya adalah mencairnya kutub-kutub es.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari situ muncul perkiraan bakal ada sekitar 115 pulau di Indonesia yang terancam tenggelam pada 2100. Kawasan yang akan kena ini pulau-pulau kecil, termasuk Bali," kata Eddy kepada Indonesia.com.
"Kalau ini terjadi [pula-pulau kecil tenggelam], akan terjadi eksodus besar-besaran. Tapi, laju kenaikan ini sangat kecil yakni 3 mm per tahun dari tinggi muka laut," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Eddy justru tidak terlalu khawatir dengan ancaman terhadap 115 pulau tersebut karena menganggap masih cukup banyak waktu untuk membuat mitigasi dan pencegahan.
Ia justru lebih khawatir pada ancaman tenggelamnya Jakarta dan Pesisir Pantura Jawa pada 2030 menurut Presiden Amerika Serikat, Joe Biden beberapa waktu lalu.
Menurut Eddy, apa yang disebutkan Biden itu hampir selaras dengan analisa dan perhitungan yang dibuatnya soal ancaman terhadap 115 pulau di Indonesia di tahun 2100.
"Kalau pemakaian air tanah di Jakarta tidak bisa disetop, itu akan lebih mempercepat tenggelamnya Jakarta. Kawasan yang menduduki ranking pertama penggunaan air tanah itu Pekalongan, Semarang dan Jakarta. Tapi ita fokus di Pantura," jelasnya.
Ancaman-ancaman seperti Jakarta tenggelam di 2030 maupun 115 pulau-pulalu kecil di Indonesia termasuk Bali dan Nias yang tenggelam itu disebut Eddy nyata adanya. Pasalnya, dunia termasuk Indonesia tidak mungkin menyetop penggunaan bahan bakar emisi penghasil CO2 atau batu bara sampai kebakaran hutan.
"Sebab itu kita harus upayakan dengan membuat mitigasi supaya kalau itu terjadi kita sudah siap. Bukan hanya tinggi muka laut dan emisi, tapi juga penggunaan air tanah yang amat sangat memprihatinkan terutama di Jakarta.
Sementara itu, dilansir Phys, permukaan laut secara global telah meningkat sekitar 21-24cm secara global sejak tingkat pra-industri sebagai akibat dari pencairan es di Kutub Utara dan Antartika.
Organisasi penelitian dan advokasi Climate Central menghitung bahwa kenaikan satu meter permukaan laut akan membanjiri pantai utara pulau Jawa, salah satu pulau terpadat di dunia. Hal ini karena kemiringan dataran pantai yang rendah, yakni antara 0 dan 20 derajat.
Ancaman ini semakin terlihat, di mana penelitian pada 2011 menunjukkan kenaikan permukaan laut telah menenggelamkan beberapa bagian pulau-pulau kecil.
Lanjut ke halaman berikutnya..
Proses Permukaan Laut Naik dan Pulau Tenggelam
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
Proses Permukaan Laut Naik dan Pulau Tenggelam
Belakangan Jarang Hujan di RI, BRIN Sebut Imbas 3 Siklon Tropis
Mandalika Hujan, BRIN Akui Waktu Persiapan Rekayasa Cuaca Sempit
BRIN Ungkap Gerhana Bulan Sebagian Terlama Bakal Terjadi 73 Tahun Lagi
Intensitas Hujan Tinggi, BRIN-BMKG Belum Ada Upaya Rekayasa Hujan
Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?
Semarang Jadi Pelopor Terapkan Alat Pemantau Kualitas Udara Mobile
Polda Sumut Temukan Ladang Ganja 5 Ha Berkat Alat Deteksi BRIN
BRIN Batal Tutup Jalan Raya Serpong-Parung di KST BJ Habibie