yoldash.net

7 Destinasi Wisata yang Bisa Punah Akibat Bumi Kian Gerah

"Janji manis" pejabat atau pebisnis dunia untuk perlindungan alam nyatanya belum mampu menyelamatkan resor ski atau pulau surgawi favorit mereka dari kepunahan.
Chacaltaya, resor ski tertinggi di dunia yang berada di Bolivia sudah mengalami kepunahan salju pada tahun 2021. (AFP/AIZAR RALDES)

Jakarta, Indonesia --

Pejabat pemerintahan dan pebisnis di dunia telah sering berbicara mengenai dampak buruk perubahan iklim ekstrem yang menyebabkan pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang disebabkan industri.

Namun, pernyataan-pernyataan mereka seakan hanya terdengar mantap dalam pidato, karena eksekusi nyata pelestarian lingkungan masih saja minim dan belum terbukti bisa menyelamatkan Bumi dari kehancuran alam.

Wisata alam menjadi salah satu yang terancam dari perubahan iklim. Resor ski atau pulau surgawi yang sering didatangi keluarga pejabat atau bos perusahaan besar nyatanya terancam punah jika alam terus rusak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika Bumi terus rusak, kemungkinan besar generasi muda hanya bisa melihat menikmati wisata alam dari foto atau video. Dan ketiadaan alam tentu saja memperburuk kondisi kesehatan, seperti nihilnya udara bersih sampai sumber makanan yang bergizi.

Berikut tujuh destinasi wisata yang terancam punah akibat ekstremnya perubahan iklim di Bumi:

ADVERTISEMENT

1. Hutan Amazon

Hujan Amazon adalah hutan tropis yang rimbun dengan luas lebih dari 3,2 juta kilometer persegi di Amerika Selatan.

Menjadi rumah bagi 10 persen spesies di dunia, keanekaragaman hayatinya menarik wisatawan mendatangi Hutan Amazon yang melintang di sembilan negara.

Namun kenaikan suhu telah mengancam hewan-hewan itu. Tahun 2018, World Wide Fund (WWF) memperingatkan bahwa setengah dari satwa liar di Amazon bisa hilang dalam 50 tahun ke depan.

"Di saat anak-anak kita tumbuh besar, tempat-tempat seperti Amazon dan Kepulauan Galapagos kemungkinan tidak dapat dikenali lagi," kata CEO WWF Tanya Steele, seperti yang dikutip dari Stacker.

Sementara itu, spesies pohon di Hutan Amazon diketahui mengubah komposisinya untuk beradaptasi dengan lingkungan, tetapi tidak dapat melakukannya dengan cukup cepat untuk mengimbangi perubahan iklim, menurut sebuah studi yang dipimpin University of Leeds, yang berkolaborasi dengan 100 ilmuwan dari lebih dari 30 organisasi di seluruh dunia.

Kerusakan alam demi industri juga mengusir suku asli penghuni Hutan Amazon dari pemukimannya.

Ancaman kepunahan yang sama juga terjadi di Hutan Borneo, yang melintang di antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Habitat orangutan di sini diketahui dirusak oleh kegiatan eksploitasi hutan untuk industri, berupa pembakaran lahan untuk pembukaan lahan baru, sehingga kebakaran hutan sering terjadi.

"Botaknya" Hutan Borneo juga membuat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor lebih sering terjadi.

Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (2/3/2021). BBKSDA Riau memperkirakan luas kebakaran sudah mencapai 100 hektare yang diduga dipicu oleh cuaca kemarau dan aktivitas perambahan. ANTARA/BBKSDA Riau/Lmo/hp.Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memadamkan kebakaran di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (2/3/2021). (ANTARA FOTO/BBKSDA Riau)

2. Alaska

Puncak Alaska yang terjal, sungai yang deras, dan medan yang indah menjadikannya destinasi wisata yang menakjubkan yang dipenuhi dengan beruang, ikan, rusa, bison, dan satwa liar lainnya.

Melalui kapal pesiar atau trekking, hampir 2 juta orang mengunjungi negara bagian utara pada tahun 2016.

Namun, saat ini Alaska menjadi destinasi wisata yang terancam punah, menurut Fourth National Climate Assessment.

Ancaman termasuk garis pantai yang memburuk, lapisan es yang mencair, jalan yang runtuh, dan pohon yang tumbuh di daerah yang dulunya adalah tundra.

Tidak hanya itu, satwa liar juga menderita, beberapa terancam punah.

"Alaska berada di garis depan perubahan iklim dan merupakan salah satu kawasan dengan pemanasan tercepat di Bumi," kata laporan itu.

"Pemanasan di sana lebih cepat daripada negara bagian lain, dan menghadapi segudang masalah yang terkait dengan perubahan iklim."

Selain Alaska, destinasi wisata bersalju lainnya seperti Antartika, Islandia, Patagonia, Glacier National Park, Chamonix, dan Aspen juga mengalami masalah yang sama.

Jika perubahan iklim semakin ekstrem, pemandangan gunung bersalju kemungkinan hanya tinggal kenangan.

This December 2019 photo shows Toksook Bay, Alaska. The 2020 census in the U.S. begins Tuesday, Jan. 21, 2020, in this tiny community in Alaska. It has started in rural Alaska ever since the U.S. purchased the territory from Russia in 1867. This year, the first people will be counted in Toksook Bay, a city of 661 on the Bering Sea. (Matt Hage/AP Images for U.S. Census Bureau)Pemandangan pemukiman yang diselimuti salju di Toksok Bay, Alaska. (Matt Hage/AP Images for U.S. Census Bureau)

3. Napa Valley, California

Dengan produksi wine terbaik di dunia dan garis pantai yang indah, Napa Valley, California, adalah destinasi wisata yang komplit.

Sebelum perubahan iklim terjadi seekstrem sekarang, petani anggur di sana bisa mendapat hasil panen yang subur dan tepat waktu.

Akibat pemanasan global, musim panen jadi tak menentu. Rasa wine-nya yang dikenal enak juga mulai mengalami perubahan.

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...



7 Destinasi Wisata yang Bisa Punah Akibat Bumi Kian Gerah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat