yoldash.net

Kans Kecil Duet PKS Anies-Sohibul Iman Berlayar di Pilgub Jakarta - Halaman 2

Duet Anies-Sohibul Iman diprediksi tak berjalan mulus hingga ke pendaftaran akhir Agustus 2024. PKS juga masih membutuhkan kursi partai lain agar penuhi syarat.
PKS dinilai harus kerja keras melobi partai lain agar mau menerima duet Anies-Sohibul Iman. (CNN Indonesia/Mesha Mediani)

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah melihat duet Anies-Sohibul akan berhasil jika PKS bisa meyakinkan parpol lainnya yang akan berkoalisi dengan pilihan cawagubnya.

Dedi menjelaskan PKS belum bisa mengusung bakal paslon cagub-cawagub sendiri di Jakarta. Meskipun, partai tersebut merupakan peraih kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, yakni 18 kursi.

Merujuk pada Pasal 40 UU Pilkada, pasangan calon kepala daerah baru bisa didaftarkan ke KPU jika mendapat dukungan 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara hasil pemilu terakhir. Dengan demikian, PKS mesti berkoalisi dengan parpol lain untuk menambal kekurangan minimal empat kursi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, parpol yang memberikan kode ingin mengusung Anies di antaranya, NasDem dan PKB. Masalahnya, kata Dedi, dua partai itu sepertinya berat menerima Sohibul.

ADVERTISEMENT

"Jika Anies-Sohibul Iman hanya disokong PKS, akan sulit mencapai kemenangan, memang PKS unggul di Jakarta, tetapi tidak akan cukup kuat menghadapi rivalitas tanpa mitra koalisi yang lain," kata Dedi.

"Dan memasangkan Anies yang tanpa partai dengan kader PKS akan sulit juga mendapat mitra, kecuali jika Anies dianggap usungan PKS, lalu wakilnya dari partai lain, maka itu akan lebih mudah," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Dedi menyarankan PKS untuk menimbang ulang. Jika kukuh pada keputusan, maka PKS harus bisa meyakinkan partai lain yang akan berkoalisi.



Rival sebanding Anies

Dedi menilai terdapat tiga poros utama dalam Pilkada DKI Jakarta. Pertama, poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berisi partai-partai pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Poros itu mempunyai sederet nama yang bisa diusung di Pilkada DKI, seperti Ridwan Kamil, Ahmed Zaki, Ahmad Riza, Zita Anjani, Kaesang Pangarep, Erwin Aksa, Rahayu Saraswati, hingga Siti Nur Azizah.

Poros kedua, PDIP. Dedi menilai poros ini mempunyai stok nama juga seperti Andika Perkasa, Tri Rismaharini, Hendrar Prihadi, hingga Azwar Anas.

Kemudian, poros perubahan yakni PKB, PKS dan NasDem. Stok nama yang dapat diusung adalah Anies Baswedan, Ida Fauziah, Ahmad Sahroni, dan Sohibul Iman.

Dari sederet nama itu, nama yang memungkinkan menyaingi Anies adalah Ridwan Kamil (RK). Apalagi, kata Dedi, jika diusung oleh KIM dengan intervensi kekuasaan potensi kemenangan RK sangat besar.

"Jika tidak ada perubahan komposisi koalisi maka KIM akan tangguh hadapi Anies, terlebih jika tokoh yang diajukan adalah Ridwan Kamil, tentu dengan sokongan kekuasaan, akan jauh lebih mudah hadapi Anies," kata Dedi.

Pengamat Politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno juga mengungkapkan terdapat dua nama yang memungkinkan melawan Anies di Pilkada DKI yakni RK dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Kalau membaca hasil survei tentu anies baswedan itu menjulang elektabilitasnya. Kalau ditanya apakah ada lawan yang sebanding, ada, yaitu Ridwan Kamil ataupun Ahok," kata Adi.

Adi menyebut RK harus diakui memiliki nama besar dan elektabilitas yang cukup tinggi. Menurutnya, RK bisa menyulitkan Anies jika bertarung di Jakarta.

"Apalagi misalnya kalau RK ini diusung oleh KIM, parpol yang memenangkan Prabowo Gibran di pilpres dan menang di Jakarta," tambahnya.

Menurut Adi, pekerjaan rumah bagi KIM salah satunya mencari pasangan yang tepat untuk RK. Masalahnya, di internal KIM sendiri sepertinya masih ada proses kompromi dalam mengusung RK.

"Golkar cenderung usung RK di Jabar, tapi Gerindra dan PAN cenderung ingin RK di Jakarta," katanya.

"Di Jakarta RK harus kerja keras lawan Anies. Tak mudah memang sekalipun RK diusung mesin politik KIM. RK sebaiknya maju Jabar saja. Tapi peluang menangnya ada," ujar Adi melanjutkan.

Adi menilai jika KIM mengusung RK di Jabar dan sebagai gantinya mengusung Kaesang Pangarep di DKI, maka potensi menang semakin kecil.

"Berat kalau kaesang. Butuh keajaiban menang lawan Anies. Lebih kuat RK [daripada Ahok] karena instrumen pendukungnya dari KIM yang terbukti memenangkan Prabowo-Gibran di Jakarta," katanya.

(yla/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat