yoldash.net

Profil Sohibul Iman: Lulusan Jepang, Rektor, hingga Presiden PKS

Sohibul Iman merupakan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS. Ia punya rekam jejak akademik di bidang teknik dan teknologi yang menonjol.
Sohibul Iman merupakan Wakil Ketua Dewan Syuro PKS. Ia punya rekam jejak akademik di bidang teknik dan teknologi yang menonjol. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

PKS mengumumkan paket pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilgub Jakarta 2024 pada Selasa (25/6).

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan keputusan memilih duet ini diambil setelah meminta saran serta masukan dari tokoh agama dan masyarakat hingga cendekiawan.

Sohibul Iman merupakan kader PKS. Ia pernah menjabat Presiden PKS periode 2015-2020. Pria kelahiran Tasikmalaya, 5 Oktober 1965 itu kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro PKS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sohibul mengawali kariernya sebagai birokrat di BPPT Kemenristek RI. Sohibul memiliki rekam jejak pendidikan akademik yang menonjol di bidang teknik dan teknologi sejak tingkat sarjana hingga doktoral.

ADVERTISEMENT

Gelar sarjana teknik didapatkan dari Universitas Waseda, Tokyo pada 1992 lalu. Kemudian gelar master of engineering didapatkan dari Takushoku University, Tokyo. Gelar doktoralnya didapatkan dari Graduate School of Knowledge Science, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).

Sohibul kemudian bergabung menjadi kader PKS. Ia sempat menjabat sebagai Ketua DPP PKS bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi sejak 2005 hingga 2010. Kemudian terpilih sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan DKI II pada Pemilu legislatif tahun 2009. Kariernya menanjak pada tahun 2013-2014 ketika menjabat Wakil Ketua DPR RI.

Semasa berkiprah sebagai Presiden PKS, Sohibul sempat mendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Ketika itu PKS berkoalisi dengan Gerindra. Pasangan ini berhasil keluar sebagai pemenang menumbangkan jagoan PDIP Ahok-Djarot.

Kemudian pada Pilpres 2019, Sohibul bersama PKS mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, pasangan ini kandas dari pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Usai kalah Pilpres 2019, Sohibul bersama PKS memutuskan menjadi oposisi Presiden Joko Widodo dan konsisten berada di luar pemerintahan hingga 2024.

Kiprah Sohibul pun berlanjut menjelang Pilpres 2024 lalu. PKS berkoalisi dengan NasDem dan PKB dalam Pilpres 2024 mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Nama Sohibul sempat tergabung dalam Tim 8 yang bertugas mencari dan menimbang sejumlah tokoh yang digadang-gadang layak mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Kala itu, tim ini berisikan perwakilan dari PKS, NasDem dan Demokrat. Belakangan Demokrat hengkang dari koalisi ini dan bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.

Tim 8 kemudian dibubarkan usai koalisi PKB, NasDem dan PKS resmi terbentuk.

Sebagai pengganti tim delapan, Koalisi Perubahan membentuk Badan Pekerja Anies-Muhaimin yang disingkat Baja Amin. Baja Amin terdiri dari perwakilan parpol pengusung Anies-Muhaimin.

Tim ini bertugas melakukan sinkronisasi, konsolidasi antar unsur dalam koalisi. Sohibul saat itu memegang jabatan sebagai salah satu penasihat Baja Amin.

Sohibul kemudian tercatat sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin di masa kampanye Pilpres 2024. Namun, pasangan Anies-Muhaimin alami dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Anies dan Sohibul sama-sama pernah tercatat sebagai mantan rektor Universitas Paramadina, Jakarta. Sohibul menjabat terlebih dulu pada tahun 2006-2007. Kemudian digantikan Anies pada periode 2007-2015.

(rzr/tsa)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat