yoldash.net

Sekolah yang Diduga Paksa Siswi Berjilbab Banjir Karangan Bunga

Karangan bunga membanjiri sekolah yang diduga memaksa seorang siswinya berjilbab di Bantul, Yogyakarta, Senin (8/8).
Karangan bunga di SMAN 1 Banguntapan Bantul, (cnnindonesia/tungguldamarjati)

Jakarta, Indonesia --

SMAN 1 Banguntapan Bantul, Yogyakarta, sekolah yang diduga memaksa salah seorang siswinya berjilbab dibanjiri karangan bunga, Senin (8/8).

Berdasarkan pantauan di lokasi, ada tujuh karangan bunga berukuran besar disertai tulisan bernada dukungan untuk guru serta kepala sekolah dan pesan kepada siswa/siswi SMAN 1 Banguntapan.

Ketujuh karangan bunga itu berjajar dan saling berhadapan di pintu sebelah barat SMAN 1 Banguntapan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tugas Siswa Gak Susah Kok. Rajin Belajar Hormati Guru. Taat Aturan Agama. Berprestasi Dan ... Enggak Suka Bolos. SISWA SMABA 1 BUKAN GENERASI SLEBEW," tulis karangan bunga dari Alumnus 99.

"Hei Juniorku di SMABA 1. Pakai Seragam Putih Biru. Pulang Sekolah Pukul Satu. Jadi Siswa Senantiasa Hormati Guru. Karena Guru Pembekal Ilmu. Pak Kepala Sekolah We Love You," bunyi karangan bunga dari Anak Teater Dekuba '99.

"Teruntuk Guru dan Kepala Sekolah. Terimakasih Sudah Menjadikan Kami Menjadi, Generasi 2000an Yang Mengerti Norma. Tetap Cinta SMAN 1 Banguntapan. Tetap Jaya SMAN 1 Banguntapan," demikian bunyi karangan bunga dari Alumnus '99 lainnya.

Beberapa karangan bunga itu dituliskan datang dari alumni angkatan 1996 dan 2004.

Plt Hubungan Masyarakat (Humas) SMAN 1 Banguntapan, Sutrisna belum bisa ditemui lantaran yang bersangkutan tak berada di lokasi atau sedang menghadiri takziah menurut salah seorang petugas keamanan, Marno.

Marno mengaku hanya sebatas perihal karangan bunga itu dari petugas keamanan lain yang berjaga di sif pagi.

"Kalau laporan dari rekan saya ini (karangan bunga) diantar jam 9 pagi," katanya ditemui di sekolah, Senin siang.

"Ada satu mobil pickup yang ngantar, setahu saya cuma itu. Karena saya sif siang," lanjut Marno.

Diberitakan sebelumnya, Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Yogyakarta (AMPPY) melaporkan adanya salah seorang siswi muslim kelas X SMAN 1 Banguntapan Bantul, DIY yang mengalami depresi berat karena dipaksa mengenakan hijab ketika Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pertengahan Juli 2022 lalu.

Siswi berusia 16 tahun itu disebut mengalami trauma usai salah seorang guru BK memakaikan jilbab kepadanya secara paksa. Dia disebut sampai menangis di toilet satu jam lamanya setelah kejadian itu.

Siswi itu sempat mengurung diri di kamar rumahnya dan enggan berbicara dengan orang tuanya. Tanggal 25 Juli lalu, siswi itu pingsan ketika mengikuti upacara bendera. Sampai hari ini, yang bersangkutan belum mau kembali ke sekolah.

Tim Disdikpora mengklaim telah memeriksa dua guru BK dan Kepala SMAN 1 Banguntapan. Hasil pemeriksaan, guru BK mengaku hanya menawarkan untuk mengajari mengenakan jilbab.

Guru BK tersebut mengklaim menawarkan tanpa memaksa dan siswi yang bersangkutan mengiyakan.

Sementara, kepala sekolah menampik ada aturan wajib berhijab bagi siswi di satuan pendidikan tersebut.

Adapun kepala sekolah dan tiga guru BK SMAN 1 Banguntapan sudah dinonaktifkan dari ketugasannya sejak Kamis (4/6) lalu demi kelancaran pemeriksaan dan proses pendidikan di sekolah itu.

Kemendikbud yang turut serta turun tangan menangani persoalan ini sementara mengklaim mendapati unsur paksaan dari para guru saat pemakaian jilbab kepada siswa berdasarkan rekaman kamera pengawas CCTV.

(kum/ugo)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat