yoldash.net

Guinea, Negara Mayoritas Muslim Lawan Timnas di Playoff Olimpiade

Guinea baru-baru ini menjadi sorotan usai dijadwalkan untuk berhadapan dengan Timnas Indonesia U-23 dalam playoff Olimpiade 2024 di Prancis, Kamis (9/5).
Ilustrasi. Stadion 28 September di Conakri, Guinea. (AFP/CELLOU BINANI)

Jakarta, Indonesia --

Guinea baru-baru ini menjadi sorotan usai dijadwalkan untuk berhadapan dengan Timnas Indonesia U-23 dalam playoff Olimpiade 2024 di Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5) mendatang.

Usai gagal mendapatkan podium terakhir di ajang Piala Asia U-23, Timnas Indonesia masih punya secercah harapan menuju Olimpiade 2024 melalui playoff kontra Guinea.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guinea pun dikabarkan telah mempersiapkan sejumlah pemain papan atas yang pernah bermain di berbagai klub negara-negara Eropa.

Terlepas dari pemain papan atas Guinea yang siap, bagaimana profil negara yang terletak di bagian barat benua Afrika?

ADVERTISEMENT

Negara mayoritas Muslim yang kaya akan SDA

Guinea merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim yang kaya akan sumber daya alamnya.

Menurut data dari Islamic Development Bank Group, Guinea mempunyai sejumlah komoditas mineral seperti bauksit, besi, berlian, emas, hingga uranium.

Guinea menguasai sekitar 30 persen cadangan bauksit dunia hingga menjadi produsen terbesar kedua di dunia. Ini mengapa, negara dengan populasi 13 juta jiwa mengandalkan 95 persen pemasukan eskpornya dari komoditas mineral.

Di balik kekayaan alam tersebut menyimpan sejumlah masalah politik hingga ekonomi yang mengakibatkan 66.2 persen warga Guinea hidup dalam kemiskinan, menurut data dari United Nation Development Program (UNDP).

Bekas wilayah Prancis yang tak stabil

Guinea merupakan negara bekas jajahan Prancis sejak abad ke-18. Negara itu sebelumnya Bernama Guinea Prancis hingga memperoleh kemerdekaan pada 1958.

Negara seluas 246.000 kilometer persegi itu bertetangga langsung dengan sejumlah negara barat Afrika seperti Sierra Leone, Liberia, Mali, Guinea-Bissau, Senegal, dan Pantai Gading (Ivory Coast).

Melansir dari Britannica, kepemimpinan di Guinea telah mengalami gonjang-ganjing politik sejak awal kemerdekaan. Salah satunya adalah upaya kudeta militer.

Presiden pertama Guinea yang Bernama Sekou Toure terpilih usai ada dorongan dari masyarakat yang ingin menentang kekuasaan Kerajaan Prancis.

Namun, Prancis yang kesal terhadap upaya Guinea mendeklarasikan kemerdekaan menarik seluruh tenaga ahli dan berbagai perlengkapan penunjang hingga mengancam perekonomian Guinea. Alhasil, Guinea mendekat ke negara-negara Komunis guna mempertahankan stabilitas ekonominya.

Guinea di tangan Toure belum mempunyai ekonomi yang stabil dan tidak memiliki dampak terhadap pembangunan infrastruktur publik. Oleh sebab itu, kudeta militer pertama pun dilancarkan oleh Letnan Kolonel Lansana Conte.

Kudeta militer pun kerap terjadi selama beberapa tahun kepemimpinan yang membuat negara tersebut sering dilanda konflik.

Kejadian serupa juga terjadi pada 2021 lalu, saat pemimpin junta militer Guinea, Mamady Doumbouya melakukan kudeta terhadap Presiden Alpha Conde usai disebut gagal dalam mengelola negara tersebut.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat