Sutradara Beber di Balik Dapur Visual Effects Godzilla Minus One
Godzilla Minus One mencetak sejarah ketika menjadi film Godzilla pertama yang dinominasikan dalam ajang Academy Award atau Piala Oscar sepanjang 70 tahun waralaba itu berdiri. Sejarah itu semakin dikukuhkan ketika film tersebut membawa pulang piala dari kategori Best Visual Effects.
Namun, apa yang terjadi di dapur visual effects (VFX) Godzilla Minus One sehingga pantas diganjar penghargaan tersebut?
Takashi Yamazaki merupakan otak di balik film Godzilla Minus One. Yamazaki tidak hanya bertanggung jawab untuk penulisan skenario dan penyutradaraan film tersebut, tapi juga sebagai pengarah dan pengawas VFX.
Dalam video penjelasan yang diunggah kanal YouTube Godzilla Official by Toho, Yamazaki menjelaskan seberapa besar tim VFX untuk memproduksi Godzilla Minus One.
"Tim yang mengerjakan Godzilla adalah 35 orang yang menangani 610 gambar selama lebih dari delapan bulan," ungkap Takashi Yamazaki.
Foto close-up penampakan Godzilla dalam Godzilla Minus One. (Toho Co., Ltd) |
Godzilla Minus One bahkan dilaporkan hanya diproduksi dengan bujet sebesar US$15 juta atau sekitar 2,2 miliar yen. Angka tersebut tentu saja kecil jika dibandingkan dengan biaya produksi film-film Hollywood.
Contohnya saja, film Guardians of the Galaxy Vol. 3, yang menjadi saingan Godzilla Minus One dalam Best Visual Effects Piala Oscar 2024, memiliki bujet sebesar US$250 juta.
Tim VFX yang dimiliki Yamazaki untuk menggarap efek visual Godzilla Minus One juga sudah pasti lebih sedikit daripada tim yang mengerjakan film ketiga Guardians.
Yamazaki juga menjelaskan bagaimana dia memanfaatkan anggaran yang terbatas dan juga tim yang kecil untuk menggarap film kaiju-nya itu. Dia memangkas orang-orang yang rasanya "tidak diperlukan" sehingga lebih efisien.
"Pertama, kami menyederhanakan proses persetujuan. Biasanya, VFX memerlukan banyak persetujuan. Dalam kasus kami, sutradara juga berlaku sebagai supervisi pengawas VFX yang membuat nya bisa berkomunikasi langsung dengan para artis," jelas Yamazaki.
Selain itu, kebanyakan anggota tim VFX ini bekerja di satu lantai yang sama di kantor rumah produksi Shirogumi. Hal ini memudahkan Yamazaki untuk "menggeret" kursinya ke tim untuk memberikan masukan ketika timnya sudah menyelesaikan tugasnya.
Yamazaki juga memiliki keuntungannya sendiri dalam mengawasi pekerjaan tim VFX. Dia memiliki rekam jejak bekerja sebagai staf efek visual saat mulai berkecimpung di industri pada 1986.
Kariernya sebagai staf VFX di studio Shirogumi menguntungkan Yamazaki selama puluhan tahun sebelum ia mencoba terjun sebagai sutradara.
[Gambas:Youtube]
Lanjut ke sebelah...
Soal Desain Godzilla
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
-
Kejagung Periksa Eks Pejabat Dirjen Bea Cukai Kasus Impor Gula PT SMIP
-
Duet PDIP-PKB Tantangan Serius Bagi KIM di Pilgub Jakarta dan Jatim
-
Gibran dan Raffi Ahmad Blusukan Bagi-bagi Susu di Jakarta
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
VIDEO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak saat Festival Keagamaan di India
-
Bayi-bayi Negara Skandinavia Tidur di Luar Meski Udara Dingin, Kenapa?
-
Harga Minyak Menguat Tipis Berkat Prospek Kenaikan Permintaan AS
-
Rupiah Berotot ke Rp16.385 per Dolar AS Pagi Ini
-
Kemenhub Kaji Usul Tarif Batas Tiket Pesawat Dihapus
-
Gelandang Belanda Pimpin Daftar Assist Terbanyak Euro 2024
-
Hasil Copa America: Sempat Ribut, Brasil Ditahan Kolombia
-
Rangnick Sebut Austria Lebih Pantas Lolos, Kalah Beruntung dari Turki
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Studi Jelaskan Kenapa Ada Orang yang Belum Pernah Kena Covid-19
-
Fakta-fakta Brain Cipher di Pembobolan PDNS 2, Motif Hingga Histori
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
Siapa Pesaing Vinfast VF 5, Mobil Listrik Harga Rp200 Jutaan?
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
Teka-teki Resep Rahasia Krabby Patty, Apa Saja?
-
Rekap House of the Dragon Season 2 Episode 3
-
5 Makanan Ini Ternyata Pantang Dikonsumsi Bersamaan dengan Pisang
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso