yoldash.net

'Mengapa Saya Takut Dihamili Suami Sendiri?'

Mempunyai momongan ibarat 'mimpi buruk' buat Tari (29). Ketakutan akan anak ini membuatnya kerap menolak ajakan suami untuk berhubungan intim.
Ilustrasi. Mempunyai anak ibarat 'mimpi buruk' bagi Tari, yang membuatnya kerap menolak ajakan berhubungan badan dari suami. (Basith Subastian/CNNIndonesia)

Jakarta, Indonesia --

Saya memperhatikan Dewa dari ujung meja rias di kamar berukuran 3x3 meter tempat kami biasa menghabiskan waktu untuk berbincang dan bertukar pikiran. Tumben sekali, malam ini, dia tidak berkumpul dengan kawan-kawannya di pos depan perumahan.

"Ya, kan, kangen. Masa aku nongkrong mulu. Quality time lah sama istri. Udah jarang banget," dia menjawab pelototanku.

Sebenarnya saya tak bertanya soal kenapa dia masih ada di rumah waktu itu. Tapi memang betul, dia yang masih betah ada di rumah pada Sabtu malam jelas membuatku terheran-heran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perlu diketahui, suamiku, adalah tipe manusia social butterfly. Temannya ada dimana-mana. Tak betah tinggal dan diam di rumah seharian penuh. Sementara saya lebih senang di rumah, mengurung diri di kamar, dan menikmati waktu sendirian.

ADVERTISEMENT

Kami berdua bertolak belakang dari segi apa pun. Selera musik, selera film, hingga cara menghabiskan waktu luang, semuanya berbeda. Tapi perbedaan ini justru membuat kami saling memahami dan melengkapi.

Kami tak pernah mengekang satu sama lain. Selalu mengizinkan satu sama lain untuk menghabiskan dan menikmati waktunya masing-masing.

Kembali ke ruangan 3x3 meter tadi, saya masih memelototi Dewa. Bingung karena dia masih di rumah dan beralasan tiba-tiba ingin quality time dengan istri. Apa ini?

Seketika saya langsung paham maksudnya. Pikiranku tiba-tiba panas, emosi langsung memenuhi hati.

"Enggak bisa [berhubungan intim], aku lagi dapet [menstruasi]." Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut. Sebuah kalimat bohong. Saya tak sedang menstruasi.

Saya sengaja berbohong untuk menghindari atau menolak secara halus permintaan suami sendiri untuk berhubungan intim.

Ilustrasi disfungsi seksual wanita.Ilustrasi. Rasa takut punya anak membuat Tari selalu menolak ajakan suami untuk berhubungan badan. (Istockphoto/ Nd3000)

Alasan dan penolakan itu bukan kali pertama saya lakukan. Sudah tak terhitung berapa kali saya menolak berhubungan badan dengan suami sendiri.

Beribu alasan saya lontarkan, mulai dari lelah, tak enak badan, sedang menstruasi, bahkan sering juga saya pura-pura tidur duluan.

Saya yakin betul Dewa tahu bahwa saya sering berbohong untuk menolak ajakannya bercinta. Terbukti, intensitas ajakannya makin ke sini makin berkurang.

Intensitas semakin berkurang setelah kami sempat berbicara serius sekitar dua bulan lalu. Obrolan soal kehamilan dan segala hal yang saya takutkan: hamil, menyusui, dan memiliki anak.

Perkenalkan, nama saya Tari. Saat ini, saya baru menginjak usia 29 tahun. Sementara Dewa, suami saya, telah berusia 32 tahun.

Awal 2024 nanti, pernikahan kami resmi memasuki tahun ketiga. Usia pernikahan yang tidak baru, tapi juga belum terlalu lama.

Pernikahan kami lurus, adem, dan biasa saja. Kami tak pernah kehabisan ide untuk menikmati hidup. Tak pernah juga saling mengekang. Sebaliknya, kami justru membebaskan satu sama lain untuk menikmati hidup.

Kami berdua juga bekerja dan sama-sama punya penghasilan. Kami juga selalu menempatkan posisi secara setara, tak ada yang lebih unggul atau rendah. Suami dan istri sama-sama manusia yang harus saling melengkapi. Kira-kira itulah prinsip kami.

Kami juga tak pernah kehabisan waktu untuk saling bicara dan mesra-mesraan.

Ciuman di pagi hari, antar-jemput saat pulang kerja, saling ejek satu sama lain. Kami juga sering memperebutkan perhatian satu-satunya kucing peliharaan kami.

Singkat kata, kami bahagia dan seolah tanpa masalah.

Simak cerita selengkapnya di halaman berikutnya..

'Mengapa Saya Takut Dihamili Suami Sendiri?'

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat