yoldash.net

Menikah, Tapi Tidur Terpisah

Kalau pernikahan bisa dijalankan dari jarak jauh, mengapa tidak? Lagi pula, di zaman yang serba edan ini, sulit rasanya untuk mencapai kehidupan yang sempurna.
Ilustrasi. Pernikahan jarak jauh tak selalu buruk. (Basith Subastian/CNNIndonesia)

Jakarta, Indonesia --

Kalau pernikahan bisa dijalankan dari jarak jauh, mengapa tidak? Lagi pula, di zaman yang serba edan ini, sulit rasanya untuk mencapai kehidupan yang sempurna.

Nama saya Runi. Sudah hampir dua tahun ke belakang, saya menjalani pernikahan jarak jauh alias long distance marriage bersama suami tercinta, Baki. Banyak orang mempertanyakan konsep pernikahan jarak jauh yang kami jalani.

"Kurang kerjaan banget, sih. Kawin, kok, jauh-jauhan."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Emang enak, ya, jauh-jauhan sama suami?"

"Apa enggak takut ada yang selingkuh?"

ADVERTISEMENT

Dan blablabla lainnya.....

Kenyang betul dengan ungkapan-ungkapan skeptis di atas. Tapi sejauh ini, kami baik-baik saja. Tak ada masalah berarti terkait jarak atau keintiman. Justru, jujur saja, kami menikmatinya.

Gara-garanya adalah pekerjaan. Di bulan kedelapan pernikahan, saya mendapatkan tawaran kerja di Jakarta. Sementara Baki sudah kadung nyaman bekerja di Bandung. Mengapa harus kami korbankan kesempatan yang datang?

Lagi pula, di tengah zaman yang serba edan ini, mendapatkan pekerjaan yang pas bukan perkara mudah. Apalagi kebutuhan hidup terus merongrong seiring berjalannya waktu.

"Dijemput jam berapa?" tanya Baki, yang menunggu kedatangan saya di Kota Kembang.

Setibanya di gerbang Stasiun Bandung, wajah ini tiba-tiba semringah melihat ekspresi cengengesan Baki di depan sana. Ah, itu dia, suamiku! Begitu ujarku dalam hati. Kudekati dia dan kutepuk pipi bayinya.

Ibarat ritual, dari sana kami selalu pergi mencari makan, saling bercerita, dan melepas rindu yang tak diucapkan selama terpisah jarak. Toh, rindu tak selalu harus diucapkan bukan? Rasa rindu bisa terlihat dengan sendirinya saat kedua orang bertemu setelah lama tak berjumpa lewat telinga yang setia mendengarkan dan mulut yang tak henti-hentinya bercerita, atau sentuhan-sentuhan kecil yang manis.

Ilustrasi pasanganIlustrasi. Tak semua pernikahan jarak jauh berlangsung buruk. (iStock/PeopleImages)

Kami berkenalan pertama kali pada 2019 lalu. Rambut poni acak-acakan, kacamata tebal, dan jam tangan berwarna pink-kuning yang menggemaskan adalah tiga hal yang bikin saya kepincut pada Baki pertama kali. Gemas betul! Belum lagi tingkahnya yang selalu konyol, kekanak-kanakan dan tak disangka-sangka, semakin membuat saya meleleh karena gemas.

Dari perkenalan itu, kami berlanjut ke hubungan romantis hingga akhirnya memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius pada 2021 lalu.

"Aku dapat kerja di Jakarta," ujar saya pada Baki pada pertengahan 2021 lalu. Kabar bahagia itu masuk melalui surat elektronik. Baki berteriak kencang memberikan ucapan selamat.

Memang, tepat satu bulan sebelum menikah, saya memutuskan untuk 'beristirahat' terlebih dahulu setelah bertahun-tahun menjadi pekerja kelas menengah ngehe ibu kota.

Baki tak pikir panjang. Ia memberi saya lampu hijau untuk kembali ke Jakarta. Konsekuensi hidup terpisah tentu menjadi diskusi utama. Saya tak masalah, Baki pun oke-oke saja.

Kami menikah, tapi tidur di tempat yang terpisah. Saya di Jakarta, Baki di Bandung. Saya tidur di ranjang milik ibu kos, Baki tidur di ranjang yang kami beli bersama. Saya tidur di kamar dengan dinding berpulas biru muda, sementara Baki tidur di kamar dengan dinding berpulas abu-abu.

Tak ada belaian atau kecupan mesra sebelum tidur. Yang ada hanya guling yang siap untuk dipeluk setelah sebelumnya asyik berbincang di telepon tentang kesibukan masing-masing hari itu.

Begitulah kami sehari-hari.

Beruntung, kantor tempat kami bekerja sama-sama memberi izin untuk sesekali bekerja dari jarak jauh. Jadi, selain akhir pekan jika tak ada pekerjaan, sesekali Baki menyusul dan bekerja di Jakarta selama beberapa waktu, begitu pula saya yang bekerja dari Bandung. Kondisi ini sudah kami jalani hampir dua tahun lamanya.

Simak cerita selanjutnya di halaman berikutnya..

Bahagia Menikah Tapi Tidur Terpisah

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat