yoldash.net

Profil Colin Huang Pendiri Aplikasi Temu yang Disebut Ancam UMKM RI

Aplikasi belanja online Temu menjadi sorotan usai Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengklaim penggunaannya lebih berbahaya dari TikTok Shop.
Aplikasi belanja online Temu menjadi sorotan usai Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengklaim penggunaannya lebih berbahaya dari TikTok Shop. (Dok. Forbes via ).

Jakarta, Indonesia --

Aplikasi belanja online Temu menjadi sorotan usai Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengklaim penggunaannya lebih berbahaya dari TikTok Shop.

Menurutnya, aplikasi Temu adalah yang bisa memfasilitasi perdagangan cross border atau dari luar negeri yang sangat mengancam produk UMKM.

Pasalnya, aplikasi ini langsung menghubungkan produk-produk dari pabrik kepada pembeli. Tak lagi ada reseller, affiliator dan pihak ketiga dalam rantai pasok tersebut sehingga lebih bahaya bagi UMKM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, kalau Tiktok kan masih mending lah, masih ada reseller, ada affiliator, masih membuka lapangan kerja. Kalau ini (Temu) kan akan memangkas langsung," ujar Teten dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (10/6).

ADVERTISEMENT

Sama seperti platform e-commerce lainnya, aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk menelusuri dan membeli produk dari berbagai kategori, termasuk elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, dan aksesori. Namun begitu, Temu terhubung langsung pada 80 pabrik di China.

Lantas siapa sebenarnya pendiri Temu?

Merujuk laman resminya, Temu merupakan aplikasi yang didukung perusahaan asal China, Piduoduo (PDD) Holdings dengan kantor pusat yang berada di Boston, Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Observer, PDD merupakan raksasa e-commerce China yang terdaftar di Nasdaq dengan lebih dari 750 juta pengguna bulanan.

PDD memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$174,6 miliar, menjadikannya perusahaan terbesar kedelapan di China dan pengecer online terbesar kedua setelah ALIBABA (BABA).

Nah, orang di balik kesuksesan PDD adalah Colin Huang. Ia mendirikan perusahaan tersebut pada 2015. Kemudian, Huang menjabat sebagai CEO hingga Juli 2020 dan ketua dewan direksi hingga Maret 2021.

Huang lahir dari pekerja pabrik di Hangzhou, sebuah kota di China timur. Ia kuliah di Universitas Zhejiang, sebuah sekolah terkemuka di Negeri Tirai Bambu.

Ia juga memperoleh gelar master di bidang ilmu komputer dari Universitas Wisconsin pada 2004. Pada tahun yang sama, Huang dipekerjakan oleh Google sebagai seorang insinyur.

Pada 2006, Huang kembali ke China untuk bergabung dengan unit Google Tiongkok yang dipimpin oleh Kai-fu Lee. Huang mengundurkan diri tak lama setelah itu dan mendirikan situs e-commerce bernama Oku, yang ia jual seharga US$2,2 juta pada 2010.

Pinduoduo alias PDD adalah startup keempat Huang dan yang paling sukses hingga saat ini. Dalam beberapa tahun, ia diakui sebagai salah satu wirausahawan terkaya di China.

Pada 2021, Forbes menempatkannya di peringkat ke-6 dalam 'Daftar Orang Terkaya di Tiongkok Daratan' dengan kekayaan bersih sekitar US$30 miliar. Ketika ia mengundurkan diri dari PDD tahun itu, Huang menjelaskan bahwa dirinya keluar untuk mengejar 'peluang baru dalam jangka panjang'.

Huang memiliki dua pendiri di PDD. Salah satunya Lei Chen, yang tiga tahun lebih muda darinya. Chen saat ini menjabat sebagai ketua dan co-CEO PDD.

Chen sebelumnya adalah chief technology officer di Xinyoudi Studio, sebuah perusahaan game online yang juga didirikan oleh Huang pada 2011. Chen kuliah di Universitas Tsinghua yang bergengsi di Tiongkok dan menerima gelar Ph.D dalam bidang ilmu komputer dari Universitas Wisconsin, tempat ia kemungkinan besar bertemu dengan Huang.

Pendiri ketiga PDD dan co-CEO saat ini adalah Jiazhen Zhao. Ia sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden senior perusahaan tersebut dari 2018 hingga 2023.

Zhao meraih gelar di bidang manajemen e-commerce dari South China University of Technology.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat