Kemendag Sebut Aplikasi Temu Belum Punya Izin Operasi di Indonesia
![Kemendag Sebut Aplikasi Temu Belum Punya Izin Operasi di Indonesia Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan aplikasi belanja online asal China Temu belum mempunyai izin beroperasi di Indonesia.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/06/19/aplikasi-temu-2_169.jpeg?w=650&q=90)
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan aplikasi belanja online asal China, Temu, belum mempunyai izin beroperasi di Indonesia.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim mengatakan ia mendengar dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahwa aplikasi tersebut belum mengajukan pendaftaran.
"Sampai sekarang belum ada izinnya. Kita akan pantau terus secara intens," katanya di Kemendag, Jakarta Pusat, Rabu (19/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan Temu menjalankan model bisnis penjualan produk langsung dari pabrik ke konsumen atau factory to consumer (F to C). Model bisnis itu katanya bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
ADVERTISEMENT
"Factory to consumer tidak cocok dengan kebijakan di Indonesia. Jadi setiap kegiatan dari factory ke konsumer harus ada perantaranya, harus ada distributor. Jadi tidak bisa dari pabrik ke consumer," katanya.
Sebelumnya Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan ada aplikasi digital yang mengancam UMKM Tanah Air. Bahkan, dampaknya lebih berbahaya dari Tiktok Shop.
Menurutnya, aplikasi digital itu adalah yang bisa memfasilitasi perdagangan cross border atau dari luar negeri yang sangat mengancam produk UMKM.
"Ini yang saya khawatir ada satu lagi satu aplikasi digital, cross border yang saya kira akan masuk ke kita dan ini lebih dahsyat dari Tiktok (shop)," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (10/6).
Di tengah kekhawatiran tersebut, ada aplikasi digital yang kemungkinan tetap bisa meloloskan seluruh produk impor China masuk ke Indonesia. Namanya aplikasinya adalah Temu dan berasal dari China.
Pasalnya, aplikasi ini langsung menghubungkan produk-produk dari pabrik kepada pembeli. Tak lagi ada reseller, affiliator dan pihak ketiga dalam rantai pasok yang akan mengancam UMKM dalam negeri.
Terkini Lainnya
-
Utut Adianto Ingin Andika Maju di Jateng, Minta Mulai Pemanasan
-
Demo Buruh di Kantor Kemendag Bubar, Ancam Demo Lagi Pekan Depan
-
VIDEO: Penampakan Lokasi Insiden Maut Festival Keagamaan di India
-
Trump Bakal Bangun Gedung Megah Bak Istana di Arab Saudi
-
Bandara di Korsel Lumpuh Imbas Balon Sampah Korut
-
Rupiah Terangkat ke Rp16.371 Sore Ini
-
Profil Pabrik Baterai Listrik Terbesar ASEAN yang Diresmikan Jokowi
-
Ciri-ciri Deflasi di Tengah Masyarakat
-
Cetak 2 Gol dalam 3 Menit, Timnas U-16 Ungguli Vietnam di Babak I
-
Supercomputer Tak Lagi Prediksi Inggris Juara Euro 2024
-
Pemain Muda Keturunan Indonesia Direkrut Manchester City
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Hitam-Putih Kratom Kata Pakar BRIN
-
Data Diduga Bocor, KAI Pastikan Database Pengguna Aman
-
Jokowi Tanda Tangan Kona Electric Saat Resmikan Pabrik Baterai Hyundai
-
Jokowi Resmikan Pabrik Sel Baterai Hyundai, Terbesar di Asia Tenggara
-
Bikin SIM Pakai BPJS Kesehatan Bakal Berlaku di Seluruh Indonesia
-
SBY Akan Debut Manggung di Pestapora 2024
-
Jimin dan Jungkook BTS Akan Main Bareng di Variety Show Are You Sure?!
-
Sarwendah Bungkam Soal Ruben Onsu, Baru Jawab Soal Operasi Wajah
-
Merawat Poros Otak-Usus Agar Lebih Bahagia
-
FOTO: Rona Bahagia Ratusan Pasangan Ikut Nikah Massal di Surabaya
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso