Tanah Makin Mahal, Lebih Baik Beli Rumah atau Ngontrak Seumur Hidup?
Nekat membeli rumah atau mengontrak seumur hidup menjadi dilema kelas menengah, terutama mereka yang mengadu nasib di ibu kota.
Kerasnya persaingan membuat buruh harus putar otak jika ingin punya tempat berlindung atas nama pribadi. Apalagi, harga tanah dan rumah makin hari makin tak masuk akal.
Gaji bulanan di kisaran upah minimum provinsi (UMP) umumnya cuma cukup untuk kebutuhan perut. Akhirnya, ngontrak seumur hidup jadi opsi yang tak bisa ditolak.
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan melihat membeli rumah atau ngontrak memang bagai perdebatan abadi. Ada banyak sudut pandang yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan akan berada di kubu mana.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Kiat Buka Bisnis Syariah, Modal Kecil Potensi Cuan Melimpah |
"Dari segi manfaat psikis, bisa jadi ngontrak di Jakarta lebih baik karena hemat waktu di jalan sehingga bisa lebih banyak waktu untuk keluarga. Negatifnya jadi gak punya aset walaupun sudah bekerja lama, uang habis untuk biaya sewa," kata Imelda kepada Indonesia.com, Kamis (25/4).
Menurutnya, ada tiga metode penting yang perlu dipertimbangkan jika punya uang memadai. Imelda menyebut mempertimbangkan ketiga opsi ini bisa menentukan mana yang lebih cocok, apakah beli rumah atau sewa.
Pertama, ia menyarankan untuk menggunakan metode price-to-rent ratio. Sederhananya, ini membandingkan harga beli dengan tarif sewa rumah.
"Kalau harga beli 15 kali tarif sewa, maka lebih baik beli. Namun, kalau perbandingannya lebih dari 20 kali, maka lebih baik sewa," saran Imelda.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Ragam Pilihan Investasi Syariah, Mana yang Paling Menjanjikan? |
Kedua, membandingkan laju harga rumah dengan kenaikan annual return of investment rate. Jika laju harga rumah lebih kencang, maka sebaiknya segera membeli rumah, begitupun sebaliknya.
Ketiga, Imelda menyarankan untuk mempertimbangkan aspek psikologis.
"Membeli rumah dapat memberi rasa aman karena punya aset, sehingga enggak akan diusir orang. Tapi kalau sewa, bisa saja penyewa rumah mengakhiri sepihak sewa-menyewa, misalnya karena butuh uang sehingga rumah dijual atau menaikkan harga sewa tiba-tiba secara drastis," jelasnya.
Jika pada akhirnya Anda memutuskan berniat membeli rumah, Imelda menyarankan untuk tidak gegabah membeli cash. Menurutnya, ini berpotensi membebani cash flow, sehingga opsi kredit pemilikan rumah (KPR) bisa dipertimbangkan.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Skema Ideal Bayar Kuliah Mahasiswa Agar Tak Terjebak Pinjol |
Sementara itu, Perencana Keuangan PINA Rista Zwestika mencoba membedah kelebihan dan kekurangan membeli rumah secara tunai.
Ada empat nilai plus yang bisa didapat jika beli rumah cash. Pertama, punya kesempatan untuk negosiasi harga, terutama jika membeli langsung dari pemilik.
Kedua, Rista menegaskan Anda akan bebas dari bunga. Tidak perlu repot bayar bunga KPR, sehingga pengeluaran dalam jangka panjang bisa dihemat.
Ketiga, proses transaksi yang lebih cepat dan mudah dibandingkan KPR. Keempat, Anda bebas utang terkait rumah.
"Kekurangan membeli rumah bekas secara tunai, pertama, membutuhkan dana besar. Anda harus menyiapkan dana yang besar untuk pembayaran tunai secara sekaligus," sebut Rista.
Lihat Juga :EDUKASI KEUANGAN Plus Minus Menabung di Bank Syariah Dibanding Umum |
Kekurangan beli rumah cash yang kedua, yakni ada risiko tertipu. Oleh karena itu, Rista menyarankan pembeli harus hati-hati dan teliti saat proses pembelian.
Ketiga, pilihan rumah terbatas. Keempat, kehilangan potensi investasi karena uang yang dihabiskan jadi tak bisa ditempatkan di tempat lain.
Bersambung ke halaman berikutnya.