Jokowi Ingatkan 'Warning' PBB: Dunia Menuju Neraka Iklim, Ngeri
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung peringatan dari Sekretaris Jenderal PBB António Guterres terkait potensi "neraka iklim."
Peringatan itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Daerah 2024 dan TIPD Awars di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6).
"Warning dari Sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, ngeri, neraka iklim. Suhu akan mencapai rekor tertinggi lima tahun ke depan. Hati hati," kata Jokowi.
Lihat Juga : |
Pada 2023, António Guterres sempat memperingatkan "era pemanasan global telah berakhir" dan "era pendidihan global (global boiling) sudah tiba."
"Perubahan iklim sudah ada di sini. Itu menakutkan. Dan ini baru permulaan. Masih mungkin membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat C [di atas tingkat pra-industri], dan menghindari perubahan iklim yang paling buruk. Tapi hanya dengan aksi iklim yang dramatis dan langsung," lanjut Guterres.
Kenaikan suhu global ini terutama dipicu penggunaan bahan bakar fosil, seperti BBM dan batu bara, yang memicu efek rumah kaca; panas Matahari terjebak di bawah atmosfer hingga menaikkan suhu Bumi.
Hasilnya, berbagai negara makin sering dilanda gelombang panas dengan rekor-rekor suhu baru, 40 hingga 50 derajat C.
Sementara Indonesia, meski tak tersentuh gelombang panas, mencatatkan rekor April terpanas dalam empat dekade terakhir, dengan suhu panas rata-rata mencapai 27,74 derajat C.
Jokowi pun tak menampik dalam setahun terakhir Indonesia merasakan panas, sambil menyinggung suhu di Myanmar 45,8 C hingga suhu di India yang mencapai 50 derajat C.
Dengan kondisi itu, Jokowi mewanti-wanti potensi kekeringan yang berimbas pada banyak hal. Badan Pangan Dunia (FAO) menurutnya juga sudah mengatakan bahwa jika seluruh negara diam maka 2050 dunia akan mengalami bencana kelaparan.
"Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang. Karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air. Enggak ada air, dan akan masuk pada tadi, kekurangan air," kata dia.
Jokowi lantas meminta agar tidak ada pihak yang menganggap enteng soal potensi kekeringan di masa yang akan datang karena perubahan iklim. Sebab kondisi itu menurutnya bisa berujung inflasi, stok pangan menipis, sehingga harga akan naik.
"Rentetan ini yang harus diantisipasi, direncanakan dan korbannya sekali lagi rakyat," tutup dia.
(khr/arh)Terkini Lainnya
-
Status Gunung Marapi Turun dari Siaga ke Waspada
-
FOTO: Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 di Jabar hingga Papua
-
Bocah Tewas Tertabrak Mobil di Tol Cijago Depok
-
Korut Eksekusi Mati Pria 22 Tahun di Depan Publik karena Nonton K-Pop
-
VIDEO: Bom Bunuh Diri di Nigeria, 18 Orang Tewas Puluhan Terluka
-
FOTO: Nabawi dan Quba, 2 Masjid yang Dibangun Rasulullah
-
Serikat Buruh Samsung Korsel Mogok Kerja, Tuntut Cuti dan Upah Layak
-
Syarat Mendapat Pembebasan PBB-P2 di Jakarta
-
Luhut Ngotot RI Buat Family Office: Ada Rp179 Ribu T Dana Seliweran
-
Jadwal Indonesia vs Vietnam di Duel Peringkat 3 Piala AFF U-16
-
Jadwal Thailand vs Australia di Final Piala AFF U-16 2024
-
Hasil Piala AFF U-16: Tekuk Indonesia, Australia Lolos ke Final
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Rumor Terbaru iPhone 16, Baterai Lebih Tahan Lama
-
NASA Temukan Bukti Air Pernah Genangi Asteroid
-
VinFast Luncurkan VF 5, Perluas Jajaran Mobil Listrik di Indonesia
-
Vinfast VF 5 Dibanderol Rp242 Juta dengan Skema Sewa Baterai
-
Kenali Tanda Minyak Rem Mobil Harus Diganti
-
VIDEO: A Quiet Place Day One Gagal Geser Inside Out 2 di Box Office
-
INTIP: 7 Idol Kpop Comeback Juli 2024
-
Sinopsis The Fast and the Furious, Bioskop Trans TV 1 Juli 2024
-
Diet Tiongkok Diklaim Turunkan BB 10 Kg dalam Seminggu, Kok Bisa?
-
VIDEO: Gunung Fuji Batasi 4.000 Pengunjung Per Hari
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso