yoldash.net

Kominfo: Starlink dan SATRIA-1 Tak Tumpang Tindih, Saling Melengkapi

Wamenkominfo Nezar Patria menyebut layanan internet satelit Starlink dan SATRIA-1 tidak saling tumpang tindih, justru saling melengkapi.
Wamenkominfo Nezar Patria menyebut layanan internet satelit Starlink dan SATRIA-1 tidak saling tumpang tindih, justru saling melengkapi. (Foto: CNN Indonesia/Tunggul)

Jakarta, Indonesia --

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyebut layanan internet satelit Starlink dan SATRIA-1 tidak saling tumpang tindih, justru saling melengkapi.

"Itu complementer (pelengkap) aja. Yang enggak bisa dilayani oleh SATRIA-1," ujar Nezar di Universitas Paramadina, Jumat (31/5), ketika ditanya soal tumpang tindihnya Starlink dan SATRIA-1.

SATRIA-1 merupakan satelit multifungsi pertama yang bertujuan menyediakan konektivitas ke lebih dari 149 ribu titik layanan publik di seluruh Nusantara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SATRIA disebut memiliki kapasitas throughput 150 miliar bit per second (Gbps) atau tiga kali lipat dari kapasitas sembilan satelit telekomunikasi yang digunakan Indonesia. Teknologinya disebut High Throughput Satellite (HTS).

ADVERTISEMENT

SATRIA-1 diluncurkan pada pertengahan Juni dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dan mulai beroperasi Desember 2023. Satelit tersebut dihadirkan untuk menyediakan akses internet bagi fasilitas publik, seperti Puskesmas, sekolah, pemerintah, dan pertahanan di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Sementara itu, layanan internet Starlink milik taipan Elon Musk hadir secara resmi di Indonesia pada Minggu (19/5). Selain melayani pelanggan ritel, Starlink juga dimanfaatkan pemerintah lewat Kementerian Kesehatan untuk mengakomodir kebutuhan koneksi ribuan puskesmas.

Meski keduanya sama-sama melayani Puskesmas, Nezar menyebut Starlink dan SATRIA-1 tidak saling tumpang tindih, melainkan saling melengkapi.

Pasalnya, SATRIA-1 hanya memiliki kapasitas 150 Gb dan dibagikan untuk sekitar 30 ribu titik. Artinya, masing-masing titik hanya mendapatkan sekitar 5 Mb.

Kehadiran Starlink sendiri disebut akan mengisi celah-celah yang di titik yang tidak terlayani oleh SATRIA-1.

"Kita harapkan itu cukup untuk membantu di 4 area itu tadi, kesehatan, pendidikan, pemerintahan di daerah 3T, lalu soal pertahanan," kata Nezar.

"Ada juga daerah-daerah yang mungkin enggak bisa dijangkau oleh SATRIA-1 ini, sehingga membutuhkan koneksi yang lain. Dan ini complementer saja dengan Starlink," tambahnya.

Nezar juga menyinggung soal SATRIA-2 yang saat ini tengah dipersiapkan. Ia menyebut SATRIA-2 akan mendongkrak kapasitas yang sudah disediakan oleh SATRIA-1.

Artinya, kehadiran Starlink yang turut melayani Puskesmas di Tanah Air tidak akan membuat SATRIA-2 meninggalkan tugasnya.

Sayangnya, Nezar tidak menjelaskan apakah SATRIA-2 akan menerapkan teknologi Low Earth Orbit (LEO) seperti Starlink, atau model satelit lain.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat