yoldash.net

Wamenkominfo Buka Suara Soal Harga Starlink Diduga Rusak Pasar RI

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria buka suara soal harga Starlink yang diduga merusak pasar layanan internet di dalam negeri.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria buka suara soal harga Starlink yang diduga merusak pasar layanan internet di dalam negeri. (Foto: CNN Indonesia/Tunggul)

Jakarta, Indonesia --

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria buka suara soal harga Starlink yang diduga merusak pasar layanan internet di dalam negeri.

Nezar mengaku menyerahkannya pada mekanisme pasar, dan tidak akan ikut campur. Menurutnya, internet lebih baik dan lebih cepat akan dibanderol dengan harga yang lebih mahal.

Namun, ketika penggunanya sudah bertambah banyak, maka harganya akan lebih murah, tapi tentu dengan kecepatan yang lebih rendah. Nezar mengatakan pihaknya hanya menegaskan agar tidak ada banting harga dari penyedia layanan..

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang kita hindari adalah supaya enggak ada model dumping, dia jual murah di tempat kita sementara harga base dia punya itu enggak seperti itu di tempat asalnya," kata Nezar di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Jumat (31/5).

ADVERTISEMENT

Ia juga menyinggung soal cakupan wilayah layanan Starlink, dan akan mengarahkan layanan internet satelit tersebut untuk beroperasi di wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).

Menurutnya sekarang sejumlah pihak terkait masih dalam proses pembahasan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah berupaya mengarahkan Starlink untuk menjangkau daerah-daerah 3T.

"Saat ini kita lihat ya mulai beroperasi, dan kita masih terus memonitor lah gitu ya. Efektivitas, lalu juga bagaimana dia bisa membantu konektivitas daerah 3T," ujar dia.

Nezar menyebut layanan internet satelit dapat dimanfaatkan oleh semua orang di berbagai wilayah Tanah Air, karena pengaplikasiannya sangat mudah dan bisa dibeli langsung dari situs Starlink. Namun, kata Nezar, pihaknya akan mengarahkan Starlink untuk terlebih dulu melayani daerah 3T.

Dengan demikian, ia menyebut tidak ada pelarangan terkait wilayah cakupan operasi Starlink di Indonesia.

Di sisi lain, Nezar menyoroti setiap layanan internet memiliki kelemahan, termasuk Starlink. Dalam beberapa kasus, layanan internet milik taipan Elon Musk itu bisa kalah oleh teknologi jaringan fiber dan seluler.

"Starlink juga punya kelemahan, bukan kaya obat yang bisa menyelesaikan semua masalah komunikasi, ya kan. Dia ada latensi, bisa terhalang oleh gedung, masalah geografis, segala macam," katanya.

Sebelumnya, layanan internet berbasis internet milik Elon Musk itu tersandung dugaan predatory pricing.

Dugaan itu bermula setelah Starlink banting harga perangkat kerasnya dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,6 juta sebagai promosi untuk pelanggan baru. Promo ini berlaku hingga 10 Juni.

Namun begitu, melalui kuasa hukumnya, Starlink Indonesia membantah melakukan predatory pricing. Perusahaan beranggapan potongan harga perangkat keras dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,6 juta itu berlaku sementara waktu.

"Sama sekali tidak ada predatory pricing. Promosi yang dilakukan Starlink hal wajar yang diperbolehkan oleh hukum," kata Senior Associate Soemaipradja & Taher, Krishna Vesa, mengutip Detik.

Starlink sebelumnya menjual perangkat kerasnya senilai Rp7.800.000, tapi mereka banting harga hingga Rp4.680.000 bagi pelanggan awal. Sementara itu, biaya bulanan berlangganan Starlink senilai Rp750.000 per bulan.

Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) merupakan kemudian menyoroti harga layanan dan perangkat Starlink yang lebih murah dibandingkan pemain satelit lainnya. Sekjen ASSI Sigit Jatipuro menilai Starlink menawarkan harga yang tidak wajar.

"Harga Starlink lebih murah dibanding pemain lokal. Contoh harga lokal yang paling murah untuk VSAT yang unlimited itu Rp3,5 juta, sedangkan harga Starlink itu Rp750.000. Bisa dihitung berapa kali perbedaan harganya," kata Sigit.

"Kemudian, harga perangkat yang paling murah di lokal itu Rp9,1 jutaan dan Starlink untuk harga promo itu Rp4,6 jutaan," lanjut dia.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat