yoldash.net

Jawaban Menohok CEO TikTok di Sidang, Senator Jadi Bahan Olokan di X

CEO TikTok Chew Shou Zi memberikan jawaban menohok ke senator AS dalam Sidang Senat di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/1).
Ilustrasi. CEO TikTok Chew Shou Zi memberikan jawaban menohok ke senator AS dalam Sidang Senat di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/1). (Foto: Getty Images via AFP/Michael M. Santiago)

Jakarta, Indonesia --

CEO TikTok Chew Shou Zi memberikan jawaban menohok ke senator AS dalam Sidang Senat di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/1).

Chew merupakan satu dari sejumlah bos perusahaan teknologi, khususnya media sosial yang bersaksi dalam sidang di sesi Big Tech dan Krisis Eksploitasi Seksual Anak Online yang diselenggarakan oleh Senat AS. Selain Chew, ada juga CEO Meta Mark Zukcerberg, CEO X (dulu Twitter) Linda Yaccarino, CEO Snap Evan Spiegel, dan CEO Discord Jason Citron yang ikut hadir dalam sidang.

Sidang ini digelar sebagai upaya terbaru dari parlemen untuk menjawab kekhawatiran para orang tua dan ahli kesehatan mental bahwa perusahaan media sosial lebih mengutamakan keuntungan daripada pagar pembatas untuk memastikan platform mereka tidak membahayakan anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun begitu, dalam sidang tersebut sempat terjadi momen unik ketika Chew didesak oleh Senator AS Tom Cotton mengenai hubungannya dengan China.

ADVERTISEMENT

"Seperti yang sering Anda katakan, bahwa Anda tinggal di Singapura. Anda warga negara apa?" tanyanya kepada Chew.

Chew kemudian menjawab bahwa dia merupakan warga negara "Singapura".

Cotton kemudian kembali bertanya apakah Chew pernah mengajukan permohonan kewarganegaraan China.

"Senator, saya melayani negara saya di Singapura. Tidak, saya tidak melakukannya," kata Chew, mengutip Channel News Asia, Kamis (1/2).

Chew kemudian ditanya apakah ia pernah menjadi anggota Partai Komunis China, dan ia menjawab: "Senator, saya orang Singapura. Tidak."

Cotton kemudian bertanya kepada Chew apakah dia "pernah berhubungan atau berafiliasi dengan Partai Komunis China", dan Chew kembali menjawab "tidak", dan menambahkan bahwa dia adalah orang Singapura.

Video yang menunjukkan momen ini lantas viral di media sosial X, dan tagar "Singaporean langsung menjadi trending topic global pada hari itu.

Para pengguna asal Singapura di X mengkritik Cotton karena dianggap rasis dan kurang memahami negara mereka, sementara yang lain membuat meme yang mengolok-olok dialog tersebut.

"Tidak mengherankan jika orang Amerika mengasosiasikan Singapura dengan Cina atau bahkan sebuah kota di Cina," tulis salah satu pengguna.

" Bentuk paranoia yang paling tinggi. Dan tindakan rasis yang sangat rendahan," kata yang lainnya.

"Senator, apakah Anda tahu di mana letak Singapura?" tanya seorang netizen. "Ketidaktahuan yang murni pada tingkat tertinggi. Hanya karena dia terlihat seperti orang Cina, bukan berarti dia berasal dari Cina," kata yang lain, mengutip South China Morning Post.

Tanggung jawab media sosial

Para senator AS pada hari Rabu mengatakan Kongres harus segera meloloskan undang-undang, karena seorang anggota parlemen menuduh perusahaan-perusahaan tersebut bertanggung jawab karena gagal melindungi anak-anak dari meningkatnya ancaman kekerasan seksual di platform mereka.

"Sebagai ayah dari tiga anak kecil, saya tahu bahwa masalah yang kita bahas hari ini sangat mengerikan dan merupakan mimpi buruk bagi setiap orang tua," kata Chew.

Dia menambahkan TikTok akan menghabiskan lebih dari US$2 miliar untuk upaya kepercayaan dan keamanan, tetapi menolak untuk mengatakan bagaimana angka tersebut dibandingkan dengan pendapatan perusahaan secara keseluruhan.

"Tahun ini saja, kami memiliki 40.000 profesional keamanan yang menangani topik ini," katanya.

Perusahaan aplikasi video pendek milik China ini menghadapi pertanyaan keras pada Maret tahun lalu, termasuk beberapa yang menyatakan bahwa aplikasi ini merusak kesehatan mental anak-anak dan bahwa data pengguna dapat diberikan kepada pemerintah China.

Zuckerberg minta maaf

Dalam sidang yang sama, Mark Zuckerbergselaku CEO Meta yang menaungi Instagram, Facebook, dan WhatsApp menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga dari anak-anak yang mengalami pelecehan di platform media sosial miliknya.

"Saya minta maaf atas semua yang telah Anda lalui," kata Zuckerberg sambil menoleh ke arah penonton yang menunjukkan foto anak-anak atau kerabat mereka.

"Tidak seorang pun harus mengalami penderitaan yang dialami keluarga Anda. Inilah sebabnya kami telah berinvestasi begitu banyak dan akan melanjutkan upaya terdepan di industri ini untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang harus mengalami hal-hal seperti yang dialami keluarga Anda," lanjutnya.

Permintaan maaf Zuckerberg ini muncul setelah serangkaian pertanyaan intens dari Senator Josh Hawley. Hawley berulang kali bertanya kepada Zuckerberg apakah dia berencana atau sudah memberikan kompensasi kepada mereka atau keluarga mereka yang dianiaya di media sosial.

Selama sidang, para senator mendesak para bos-bos platform media sosial itu atas dampak buruk yang terkait dengan prevalensi materi pelecehan seksual terhadap anak secara online serta konten berbahaya lainnya, seperti postingan yang mempromosikan tindakan menyakiti diri sendiri, bunuh diri, dan gangguan makan.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat