Hacker Rusia Serbu Israel, Peretas India Klaim Tumbangkan Situs Hamas
![Hacker Rusia Serbu Israel, Peretas India Klaim Tumbangkan Situs Hamas Pakar mendeteksi gelombang serangan siber dari Rusia terhadap Israel, dan rangkaian upaya peretasan dari India terhadap Palestina.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2022/09/12/ilustrasi-hacker-ilustrasi-serangan-siber_169.jpeg?w=650&q=90)
Kelompok peretas yang terkait Rusia terlacak menyerang situs pemerintah dan media Israel saat kelompok pejuang Hamas berperang dengan negara zionis. Pada saat yang sama, hacker India menyasar fasilitas Palestina.
Mengutip Time, kelompok relawan peretas Rusia, Killnet, mengumumkan pada Minggu (8/10) mengaku akan menargetkan semua sistem pemerintah Israel dengan serangan penolakan layanan terdistribusi (denial-of-service/DDoS).
"Jelas peretas Rusia lainnya juga memilih keberpihakan dan secara aktif mendukung Hamas dalam perang mereka melawan Israel," ucap Mattias Wåhlén, pakar intelijen di perusahaan keamanan siber Truesec AB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan siber ini bentuknya membanjiri situs web dengan traffic dan memaksa target offline.
ADVERTISEMENT
Kelompok tersebut juga menyalahkan Israel atas pertumpahan darah tersebut dan menuduh negara tersebut mendukung Ukraina dan NATO.
Killnet kemudian mengklaim sudah mematikan situs web pemerintah Israel dan situs badan keamanan Shin Bet selama jangka waktu tertentu pada Minggu (8/10).
Klaim kelompok tersebut sejauh ini belum bisa dibuktikan. Namun, menurut situs pemantauan situs web check-host.net, kedua situs web tersebut memang tidak aktif selama beberapa saat pada hari itu.
"Tindakan mereka lebih terlihat seperti serangan oportunistik. Konflik ini menjadi berita utama yang menarik kelompok seperti Killnet yang mencoba memonetisasi serangan DDoS," lanjut Wåhlén.
"Hal ini mengirimkan pesan bahwa Rusia berada di pihak Hamas dan melawan Israel."
Selain itu, kelompok Anonymous Sudan, sebuah kelompok peretas yang dicurigai dari Rusia, menyatakan dukungannya terhadap "perlawanan Palestina" dan mengaku bertanggung jawab atas serangan yang membuat situs media Jerusalem Post offline sebentar pada Senin (9/10) pagi.
Surat kabar tersebut menulis dalam sebuah pernyataan yang diposting di X alias Twitter bahwa mereka telah "ditargetkan oleh berbagai serangan siber." Situs web tersebut kini sudah pulih.
Senada, perusahaan keamanan siber Group-IB mengungkap kelompok peretas AnonGhost menyusup ke aplikasi telepon seluler yang digunakan untuk mengeluarkan peringatan rudal kepada warga Israel selama periode perang.
Group-IB menyebut para peretas mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi untuk memasukkan pemberitahuan palsu, dengan frasa seperti "kematian bagi Israel" dan "bom nuklir akan datang," di samping swastika. Para peretas pun mengunggah tangkapan layar hasil kerja mereka.
Pakar mengatakan aplikasi tersebut tampaknya telah dihapus dari Google Play Store dan telah diunduh 1 juta kali. Pengembang tidak menanggapi permintaan komentar.
AnonGhost, dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram pada Selasa (10/10), mengaku menargetkan beberapa aplikasi Israel lainnya yang mengeluarkan peringatan rudal.
Mereka juga memposting apa yang diklaim sebagai nomor telepon seorang pejabat dunia maya Israel sambil mendorong para pendukungnya untuk melakukan "spam."
Israel sering menjadi sasaran serangan siber. Peretas Iran terus-menerus jadi kambing hitam atas beberapa serangan tersebut. Namun, masih belum jelas apakah pasukan peretas Iran terlibat dalam konflik saat ini.
Sejumlah geng hacktivist lainnya bahkan mengklaim melancarkan peretasan terhadap infrastruktur Israel, menargetkan situs web yang terkait dengan pembangkit listrik dan sistem peringatan rudal.
Banyak dari serangan tersebut tidak dapat dicek kebenarannya.
Serangan pro-Israel
Di pihak lain, kelompok pro-Israel juga melancarkan serangan siber yang menargetkan organisasi-organisasi Palestina.
Satu kelompok, yang menamakan dirinya Indian Cyber Force, mengaku menutup situs National Bank Palestina dan situs Hamas pada Minggu (8/10). Kedua situs ini sempat tidak dapat diakses pada Senin (9/10). Kini, tinggal situs Hamas yang masih tak terjangkau.
Gil Messing, kepala staf perusahaan keamanan siber Israel, Check Point Software Technologies Ltd., mengatakan serangan siber sejauh ini berdampak kecil.
"Beberapa hari terakhir tidak terlalu menonjol dalam hal siber. Beberapa kelompok melakukan serangan DDoS di beberapa situs berita dan situs pemerintah tetapi tidak ada serangan yang serius atau berkepanjangan," kata Messing.
"Jadi secara keseluruhan sejauh ini hal tersebut tidak signifikan. Hal ini tentu saja bisa berubah."
Rob Joyce, direktur keamanan siber di National Security Agency (NSA), mengatakan belum ada komponen siber yang besar dalam konflik ini.
Meski begitu, dia mengungkap ada serangan DDoS dan perusakan web dalam skala kecil, serta harapan pihak luar bergabung dan memperkuat pesan atas nama Hamas.
"Mungkin akan terjadi peristiwa-peristiwa penting, semakin banyak peretas, semakin banyak orang yang menggunakan senjata siber untuk membela tujuan mereka," katanya, dalam konferensi keamanan.
"[Serangan siber] ini tidak akan canggih di masa-masa awal. Terkadang Anda tidak perlu menjadi canggih untuk memberi dampak," tandas Joyce.
(tim/arh)Terkini Lainnya
-
Menkes soal Kematian Zhang Zhi Jie: Kalau Ditangani Cepat, Dia Survive
-
Jokowi Tepis Cawe-cawe Pilkada: Itu Urusan Parpol, Jangan Tanya Saya
-
Komite Jurnalis Ungkap Kronologi Kasus Tewasnya Wartawan Tribrata TV
-
FOTO: 116 Orang Tewas Terinjak-injak usai Acara Keagamaan di India
-
30 Jenderal Senior Israel Desak Netanyahu Setop Perang dengan Hamas
-
Siapa Yahudi Ultra-ortodoks Haredim yang Tolak Jadi Tentara Israel?
-
OJK Beber Alur Blokir Rekening Terlibat Judi Online
-
Salip BIll Gates, Eks CEO Microsoft Jadi Orang Terkaya ke-6 Dunia
-
Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Terbesar di Asia Tenggara
-
Daftar Lengkap Pertandingan Perempat Final Copa America 2024
-
Menanti Jurus Terakhir Timnas Indonesia U-16 demi Libas Vietnam
-
Zhang Zhi Jie Meninggal, Shi Yu Qi Ubah Duka Jadi Semangat Membara
-
Daftar Hp Tidak Bisa Pakai WA Juli 2024, Termasuk iPhone dan Samsung
-
Ahli Kembangkan Jaringan Internet 6G, Cek Kedahsyatan dan Kelemahannya
-
Penampakan Komputer Tertua di Dunia dari Yunani, Bisa Apa?
-
Bikin SIM Pakai BPJS Kesehatan Bakal Berlaku di Seluruh Indonesia
-
Insentif Mobil Hybrid Diminta Setara Mobil Listrik
-
Syarat Mobil Hybrid Citroen Masuk Indonesia
-
BTOB Batal Gelar Fan Concert di Jakarta Gegara Masalah Kontrak
-
Ayu Ting Ting Enggan Menutup Diri Meski Gagal Nikah Lagi
-
Kris Dayanti Beber Rencana Pernikahan Azriel Hermansyah dan Sarah
-
BKKBN Targetkan Tiap Keluarga Punya 1 Anak Perempuan, Ini Alasannya
-
INFOGRAFIS: Pertolongan Pertama pada Korban Henti Jantung
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso