yoldash.net

Mengenal Sandal Upanat, Alas Kaki Pencegah Batu Borobudur Kian Aus

Kerusakan Candi Borobudur salah satunya dipicu oleh gesekan alas kaki pengunjung ke lantai batu. Penggunaan sandal khusus bernama upanat pun disarankan.
Sandal upanat bakal diwajibkan bagi pengunjung yang naik ke Candi Borobudur. (Foto: Tangkapan layar web kemdikbud.go.id)

Jakarta, Indonesia --

Sandal upanat disarankan digunakan bagi pengunjung Candi Borobudur demi mencegah kerusakan lebih lanjut lantai batu andesitnya.

Diketahui, kondisi candi yang dibangun sekitar 1197 tahun di Magelang itu kian mengalami kerusakan, termasuk bagian lantainya. Otoritas terkait menyarankan sejumlah hal agar candi yang diperkirakan berusia 1197 tahun itu kian langgeng.

Dalam jurnal berjudul 'Physical Carrying Capacity (Daya Dukung Fisik) Candi Borobudur' yang ditulis Isni Wahyuningsih, Koordinator Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi Balai Konservasi Borobudur, tingginya kunjungan ke rumah ibadah umat Buddha tersebut memicu sejumlah efek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak negatif dari pemanfaatan tersebut antara lain ausnya tangga candi akibat tekanan gesekan alas kaki pengunjung dengan batu candi, stabilitas candi akibat beban pengunjung, vandaHsme (memanjat dinding candi/stupa, coret-coret, menggeser posisi batu, menggores/mencungkil batu atau relief candi, sampah) yang membahayakan batu-batu candi," tulis Isni.

ADVERTISEMENT

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pun mengungkapkan rencana penggunaan upanat untuk kepentingan konservasi Borobudur.

"Lantaran carrying capacity atau jumlah maksimal 1.200 orang per hari yang boleh naik bangunan Candi Borobudur, bahkan nanti para pengunjung yang naik candi menggunakan sandal khusus yaitu sandal upanat," ujar dia, dikutip dari situs Kemenparekraf.

Mengutip situs Kemendikbudristek, Upanat adalah sandal khusus yang digunakan untuk menaiki struktur Candi Borobudur. Kata "upanat" memiliki arti "alas kaki" merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.

Terbuat dari anyaman daun pandan, alas kaki khusus ini menjadi bagian dari upaya pelestarian sekaligus meminimalisir terjadinya keausan batu tangga.

Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan Upanat di Candi Iiii.

"Dilihat dari perspektif nilai histori dan filosofi, penggunaan alas kaki khusus Upanat Barabudur tidak hanya bermanfaat dalam upaya meminimalisir keausan, namun juga dapat digunakan sebagai media edukasi pelestarian kepada pengunjung," dikutip dari situs tersebut.

Pengkaji Pelestari Balai Konservasi Borobudur Brahmantara melakukan sebuah kajian dengan tujuan mendapatkan prototipe alas kaki yang memenuhi kriteria durability, ergonomi, dan keselarasan visual (DEKS).

Metode penelitian kajian dilakukan melalui tahap uji laboratorium untuk mengambil berapa sampel material alas kaki dan tahap pembuatan sandal khusus.

"Awalnya kita mendesain beberapa bentuk. Setelah melalui beberapa literasi bentuk, ternyata ada relief di Candi Borobudur, tepatnya Relief Karmawibhangga nomor 150 tentang alas kaki itu. Maka bentuk sandal ini sama dengan bentuk di panel 150 dan disebut sebagai upanat yang berarti alas kaki," ujar Brahmantara.

Hasil kajian menyimpulkan penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.

"Dari hasil uji gesekan juga diketahui jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah," demikian dikutip dari keterangan itu.

Dikutip dari situs esaunggul.ac.id, spon ati atau busa hati atau sponge eva terbuat dari campuran copolymers yang diproduksi di bawah tekanan dengan polimerisasi Ethylenedan Vinyl Acetate atau Polyethylene Vinyl Acetate (PEVA). Prosesnya memakai katalis radikal bebas dan memiliki bahan kimia silang tingkat tinggi.

Hasilnya, produksi setengah kaku dengan struktur sel yang seragam halus yang cocok digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Sementara, spons batu memiliki tingkat kekerasan lebih tinggi.

Brahmantara melanjutkan pihaknya sudah melakukan uji coba sandal upanat beberapa kali. Uji coba terakhir dilakukan bersamaan dengan uji coba pembuatan jalur-jalur kunjungan (travel pattern) ke Candi Borobudur dan potensi wisata di sekitarnya.

Saat uji coba di Januari 2022, penggantian alas kaki dilakukan di depan pintu gerbang zona satu (gerbang timur) Candi Borobudur untuk mengurangi dampak keausan batu candi akibat gesekan alas kaki pengunjung.

"Setelah penyesuaian dimensi, jarak tali, dan lain-lain, uji terakhir kemarin hampir semua pengunjung merasakan nyaman dan enak digunakan," kata Brahmantara.

[Gambas:Video CNN]



(ttf/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat