yoldash.net

Banyak Dikunjungi Bikin Batu Candi Borobudur Makin Aus

Jumlah wisatawan yang membludak disebut bisa memperparah struktur batu Candi Borobudur yang semakin aus seiring bertambahnya usia.
Ilustrasi. Jumlah wisatawan yang membludak disebut bisa memperparah struktur batu candi yang semakin aus seiring bertambahnya usia. (LightRocket via Getty Images/Pacific Press)

Jakarta, Indonesia --

Kuota pengunjung ke area Candi Borobudur akan dibatasi sebanyak 1.200 orang setiap harinya. Tarif masuk untuk menaiki candi pun naik menjadi Rp750 ribu untuk wisatawan lokal.

Aturan anyar ini bukan muncul tanpa alasan. Kondisi struktur bebatuan candi yang terus mengalami keausan menjadi penyebabnya.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, jumlah wisatawan yang membludak bisa memperparah struktur batu candi yang semakin aus seiring bertambahnya usia. Kini, candi yang menjadi salah satu warisan dunia UNESCO tersebut telah berusia 1.000 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan artinya wisatawan merusak, tapi setiap kali wisatawan naik ke struktur Borobudur, secara otomatis [batu] mengalami keausan," kata Sandi dalam Weekly Press Briefing, Senin (6/6).

Jumlah yang ditetapkan sebanyak 1.200 orang per hari juga disebut sesuai dengan daya dukung candi yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu.

ADVERTISEMENT

Tak hanya itu, pengelola juga sudah menyiapkan sandal khusus bagi wisatawan yang akan naik ke candi untuk mengurangi keausan batu.

"Ini adalah peradaban kita merupakan peninggalan dari heritage, kelestarian budaya kita juga dari nenek moyang kita," kata Sandi.

Mengutip jurnal yang ditulis oleh Isni Wahyuningsih dari Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, disebutkan bahwa sejak pemugaran tahap dua selesai, jumlah rata-rata pengunjung ke Borobudur bisa menembus angka 2 juta orang setiap tahunnya. Jumlah rata-rata pengunjung harian mencapai angka 5 ribu orang per hari.

Tak cuma memberikan dampak positif terhadap perekonomian, tapi tingginya jumlah wisatawan ini juga berdampak negatif terhadap kelestarian candi. Struktur batu jadi semakin aus akibat tekanan dan gesekan alas kaki pengunjung.

This picture taken on May 10, 2016 shows the reliefs that adorn the ancient Borobudur temple in Magelang, in Indonesia's central Java province. - For centuries, Borobudur lay hidden under layers of volcanic ash until restoration program undertaken between 1973 and 1984 returned much of the complex to its former glory, and the site has since become a destination of Buddhist pilgrimage. (Photo by GOH CHAI HIN / AFP)Ilustrasi. Jumlah wisatawan yang membludak disebut bisa memperparah struktur batu candi yang semakin aus seiring bertambahnya usia. (AFP/GOH CHAI HIN)

"Stabilitas candi akibat beban pengunjung, vandalisme [memanjat dinding candi atau stupa, coret-coret, menggeser posisi batu, menggores atau mencungkil batu atau relief candi, sampah] yang membahayakan batu-batu candi," tulis jurnal tersebut.

Dalam jurnal itu juga disebutkan upaya-upaya tertentu bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur. Salah satunya dengan menerapkan pembatasan atau pengaturan jumlah pengunjung sesuai daya dukung fisik candi (physical carrying capacity).

"Harapan kita Candi Borobudur sebagai warisan dunia dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengabaikan kelestariannya, sehingga Candi Borobudur dapat dinikmati seribu tahun lagi, untuk generasi mendatang," katanya.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat