yoldash.net

Penjelasan BRIN soal Ancaman 115 Pulau Indonesia Tenggelam

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan memberikan penjelasan soal ancaman tenggelam terhadap 115 pulau di Indonesia.
Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan memberikan penjelasan soal ancaman tenggelam terhadap 115 pulau di Indonesia. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, Indonesia --

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan memberikan penjelasan soal ancaman tenggelam terhadap 115 pulau kecil di Indonesia.

Eddy mengatakan ancaman tenggelam terhadap 115 pulau itu disebabkan oleh kenaikan air laut akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Ia menjelaskan skenario jika emisi gas naik yang akan menyebabkan peningkatan suhu pada permukaan bumi yang salah satu indikasinya adalah mencairnya kutub-kutub es.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari situ muncul perkiraan bakal ada sekitar 115 pulau di Indonesia yang terancam tenggelam pada 2100. Kawasan yang akan kena ini pulau-pulau kecil, termasuk Bali," kata Eddy kepada Indonesia.com.

"Kalau ini terjadi [pula-pulau kecil tenggelam], akan terjadi eksodus besar-besaran. Tapi, laju kenaikan ini sangat kecil yakni 3 mm per tahun dari tinggi muka laut," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Eddy justru tidak terlalu khawatir dengan ancaman terhadap 115 pulau tersebut karena menganggap masih cukup banyak waktu untuk membuat mitigasi dan pencegahan.

Ia justru lebih khawatir pada ancaman tenggelamnya Jakarta dan Pesisir Pantura Jawa pada 2030 menurut Presiden Amerika Serikat, Joe Biden beberapa waktu lalu.

Menurut Eddy, apa yang disebutkan Biden itu hampir selaras dengan analisa dan perhitungan yang dibuatnya soal ancaman terhadap 115 pulau di Indonesia di tahun 2100.

"Kalau pemakaian air tanah di Jakarta tidak bisa disetop, itu akan lebih mempercepat tenggelamnya Jakarta. Kawasan yang menduduki ranking pertama penggunaan air tanah itu Pekalongan, Semarang dan Jakarta. Tapi ita fokus di Pantura," jelasnya.

Ancaman-ancaman seperti Jakarta tenggelam di 2030 maupun 115 pulau-pulalu kecil di Indonesia termasuk Bali dan Nias yang tenggelam itu disebut Eddy nyata adanya. Pasalnya, dunia termasuk Indonesia tidak mungkin menyetop penggunaan bahan bakar emisi penghasil CO2 atau batu bara sampai kebakaran hutan.

"Sebab itu kita harus upayakan dengan membuat mitigasi supaya kalau itu terjadi kita sudah siap. Bukan hanya tinggi muka laut dan emisi, tapi juga penggunaan air tanah yang amat sangat memprihatinkan terutama di Jakarta.

Sementara itu, dilansir Phys, permukaan laut secara global telah meningkat sekitar 21-24cm secara global sejak tingkat pra-industri sebagai akibat dari pencairan es di Kutub Utara dan Antartika.

Organisasi penelitian dan advokasi Climate Central menghitung bahwa kenaikan satu meter permukaan laut akan membanjiri pantai utara pulau Jawa, salah satu pulau terpadat di dunia. Hal ini karena kemiringan dataran pantai yang rendah, yakni antara 0 dan 20 derajat.

Ancaman ini semakin terlihat, di mana penelitian pada 2011 menunjukkan kenaikan permukaan laut telah menenggelamkan beberapa bagian pulau-pulau kecil.

Lanjut ke halaman berikutnya..

Proses Permukaan Laut Naik dan Pulau Tenggelam

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat