Timnas U-23 yang Minim Grasa-grusu demi Olimpiade - Halaman 2
Indonesia berada di Piala Asia U-23 2024 melalui jalur kualifikasi yang mulus. Dua pertandingan yang dijalani ditumpas dengan sapu bersih kemenangan beserta 11 gol tanpa sekalipun kebobolan.
Namun melihat saingan di Grup A plus status debutan, otomatis pelatih Timnas Indonesia U-23 tak punya gambaran utuh dinamika turnamen junior tersebut. Belum lagi dengan drama tarik-ulur pemain dengan klub lantaran Piala Asia U-23 tak masuk kalender FIFA.
Persiapan mepet membuat Shin Tae Yong harus memutar otak. Ia berupaya memaksimalkan potensi pemain dengan tanggungjawab baru.
Nathan Tjoe A On misalnya, pemain yang biasa bermain sebagai bek kiri dipasang sebagai gelandang bersama Ivar Jenner di tengah. Tugas ini diemban dengan baik oleh pemain SC Heerenveen itu.
Pemain yang turut berhasil memaksimalkan potensi adalah Rafael Struick. Ketajaman pemain 21 tahun itu sempat diragukan karena tak mencetak gol sama sekali di fase grup. Namun Struick tampil ganas lawan Korea dengan dua gol apik.
Begitu juga dengan Pratama Arhan, bek kiri yang tak tergantikan selama turnamen. Dalam catatan Opta, Arhan melakukan total 29 lemparan ke dalam kotak penalti dan membuahkan gol ke gawang Yordania lewat tandukan Komang Teguh.
Ernando Ari juga sangat meyakinkan di bawah mistar. Ia jadi pahlawan Indonesia saat menggagalkan dua tendangan penalti Korea saat adu tos-tosan. Keberhasilannya membendung sepakan 12 pas Australia juga perlu dapat apresiasi khusus.
Mayoritas pemain Timnas Indonesia U-23 yang sudah merumput di level senior turut membentuk mental juang lawan tim yang lebih besar. Ada 14 pemain dari 23 nama yang pernah membela Timnas Indonesia senior.
Sepak terjang Garuda Muda di Piala Asia U-23 mengisyaratkan Timnas Indonesia sudah naik kelas terlepas dari apapun hasil melawan Uzbekistan di semifinal. Tim Merah Putih yang tadinya berkutat di Asia Tenggara, kini percaya diri dalam persaingan bahkan menumbangkan negara-negara besar.
Perjalanan Timnas Indonesia U-23 bahkan lebih terjal dari Olimpiade 1956 Melbourne atau pertama kali tim sepak bola Garuda berada di pesta olahraga dunia. Kala itu, Indonesia tampil di olimpiade karena menang WO dari Taiwan yang mengundurkan diri karena alasan politik.
Namun saat ini Garuda Muda perlu fokus pada pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 sebelum memperbaiki catatan Olimpiade 68 tahun lalu. Satu hal yang perlu tertanam di benak adalah Olimpiade 2024 Paris bukan lagi sekadar angan-angan.
(har/har)Terkini Lainnya
-
Cak Imin Beber Proses Usai Edy Rahmayadi Daftar Bacagub Sumut dari PKB
-
Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pilgub Sumut dari NasDem Usai PDIP-PKB
-
Buruh Desak Prabowo Perppu Omnibus Law Jika Sudah Dilantik
-
AS: Kami Tak Akan Dukung Operasi Militer Israel ke Rafah
-
Singapore Airlines Beri Rp64 Juta Imbas Kursi Otomatis Tak Berfungsi
-
PBB Sebut Puing di Gaza Imbas Agresi Israel Lebih Banyak dari Ukraina
-
BPJS Ketenagakerjaan & Perumnas Sinergi Penuhi Kebutuhan Rumah Pekerja
-
Harga Tiket Kereta Api Go Show Naik Per Hari Ini
-
Said Iqbal Sebut Upah Ideal Buruh di Jakarta Rp 7 Juta
-
Ronaldo Cetak Gol Indah, Al Nassr ke Final Piala Raja Arab Saudi
-
Menpora Dito: Arab Saudi Dukung Indonesia Bidding Piala Dunia U-20
-
Baggott Kembali ke Ipswich Saat Tim di Ambang Promosi ke Liga Premier
-
BSSN Ungkap Modus Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Cek Cara Cegahnya
-
FOTO: Ancaman Bau dari Ribuan Makhluk Biru di Pantai Barcelona
-
Daftar Negara yang Lebih Dulu 'Dijajah' Starlink Sebelum Indonesia
-
Neta Buka Pesanan Mobil Listrik Baru V-II Rp200 Jutaan
-
FOTO: Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2024
-
Omoda E5 Turun Harga
-
Sinopsis Terminator 3, Bioskop Trans TV 1 Mei 2024
-
7 Rekomendasi Drama Korea Terbaru Tayang Mei 2024
-
INTIP: 7 Idol Kpop Comeback Mei 2024
-
FOTO: Melihat Restorasi Jam Lawas di Jatinegara
-
Ngamuk di Pesawat, Penumpang United Airlines Didenda Rp320 Juta
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso