yoldash.net

Jejak Panji Gumilang dan Gaduh Al-Zaytun Jelang Pemilu 2024 - Halaman 3

Pemimpin Al-Zaytun Panji Gumilang kembali terseret kasus hukum setelah beragam tudingan dan video kontroversialnya viral jelang pemilu.
Pintu masuk Ponpes Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. (Sudedi Rasmadi/detikJabar)

Negara Islam Indonesia (NII) didirikan oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo bersama gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada 7 Agustus 1949. Proklamasi NII dianggap sebagai pemberontakan dan membahayakan kedaulatan RI. Kartosoewirjo kemudian ditembak mati pada 1962.

Seratusan pengikut DI/TII yang kembali ke Indonesia mendapat amnesti massal dari Pemerintah Sukarno. Namun mereka yang dicap pemberontak itu mendapat pengawasan ketat oleh tentara. Setiap minggu mereka harus lapor diri ke kantor Koramil atau Kodim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Tragedi 1965 pecah, Operasi Khusus intelijen tentara pimpinan Ali Moertopo yang juga staf pribadi Soeharto, diam-diam menjalin hubungan dengan sejumlah mantan tokoh pemberontak Darul Islam. Mereka dibina untuk mengganyang orang-orang PKI dan loyalis Sukarno.

Aksi penumpasan PKI di Jawa Barat didukung oleh Kodam Siliwangi dan berkoordinasi dengan agen Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN), cikal bakal Badan Intelijen Negara (BIN). Para gerilyawan eks DI/TII mendapatkan bantuan pinjaman senjata.

ADVERTISEMENT

Namun salah satu tokoh DI/TII Adah Djaelani mengatakan anak buahnya di lapangan harus membiayai sendiri operasi penumpasan PKI, tidak sepenuhnya dimodali tentara. Cerita itu tertulis dalam buku NII Sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia karya Solahudin.

Kerja sama eks aktivis Darul Islam dan intelijen tentara berjalan mesra, bahkan berlanjut di awal Orde Baru. Imbalannya, mereka dibebaskan dari 'dosa' pemberontakan DI/TII. Ada pula yang diberikan fasilitas usaha, bahkan direkrut menjadi agen intelijen.

Pertemuan reuni akbar mantan anggota DI/TII pada 1971 dihadiri sejumlah pejabat BAKIN. Eks gerilyawan diajak bergabung dengan Golkar. Kelompok ini terbelah. Sebagian menolak mentah-mentah.

NII palsu KW 9

Akhir dekade 1970-an dan awal 1980-an hubungan kedua pihak merenggang. Eks anggota DI/TII kembali menggerakkan aksi radikal. Pihak intelijen membuat program defeksi, demi menghancurkan NII asli dengan cara mengembangkan yang palsu.

NII 'asli' era Kartosoewirjo hanya sampai membentuk Komandemen Wilayah (KW) 7. Komandemen berikutnya disebut-sebut sebagai lembaga bentukan intelijen. Hal ini dipertegas Al Chaidar dalam bukunya Sepak Terjang KW9 Abu Toto Syekh A.S. Panji Gumilang Menyelewengkan NKA-NII Pasca S.M. Kartosoewirjo.

"Dia (NII KW 9) mendapat dukungan dari oknum intelijen," kata Al Chaidar melalui sambungan telepon.

Indonesia sudah berusaha meminta tanggapan pihak Badan Intelijen Negara terkait hal ini. Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada respons dari BIN.

Ratusan massa dari Front Persaudaraan Islam (FPI) melakukan aksi demonstrasi di depan Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Senin (26/6) siang. Mereka menuntut pencabutan izin dan penutupan Ponpes Al Zaytun.Massa aksi dari Front Persaudaraan Islam (FPI) menggelar demonstrasi di depan Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Senin (26/6). ( Indonesia/Yogi Anugrah)

Menurutnya, pembentukan NII palsu ini juga untuk mempertahankan eksistensi negara dari rongrongan mereka yang berusaha menggantikan Pancasila. Karena itu, keberadaan NII KW 9 tak ada hubungannya dengan cita-cita berdirinya NII 1949.

"Mereka yang masih ada ideologi ekstrem untuk mengganti Pancasila akhirnya terjebak di dalam NII KW 9 yang palsu itu," katanya.

Dia menilai tujuan didirikannya NII KW 9 hanya untuk mengeruk keuntungan ekonomi. "Orientasinya uang, murni itu, yang lain enggak ada," katanya.

Al Chaidar pernah terlibat di NII KW 9. Dia mengaku ikut mengumpulkan dana. Pada 1995, kata Al Chaidar, per hari mereka mampu mengumpulkan dana paling sedikit Rp8 juta dari satu kecamatan.

Al-Zaytun memiliki sejumlah aset ekonomi. Beberapa di antaranya galangan kapal, pembangunan dermaga khusus, serta bisnis perikanan. Namun belakangan galangan kapal ini disegel Pemkab Indramayu terkait perizinan.

Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap Panji Gumilang memiliki 256 rekening bank yang masih aktif. Sementara Al-Zaytun sendiri memiliki 30 rekening. Menurutnya, masalah keuangan Al-Zaytun menjadi subtansi hukum yang akan didalami.

Terkait tuduhan ajaran sesat Al Zaytun, Al Chaidar menyebut Panji sebagai penganut aliran Isa Bugis. Aliran ini menganggap bahwa komunisme adalah bagian dari ajaran Islam, Karl Marx sebagai salah satu rasul Islam. Menurutnya, Panji juga menganggap Nasakom serta Sukarno adalah mazhabnya.

Al Chaidar juga membenarkan bahwa santri Al Zaytun boleh berbuat zina asalkan sanggup membayar sejumlah uang ke pimpinan Al-Zaytun.

"Jadi semuanya ini (berujung) pada keuangan saja," katanya.

(pmg/pmg)

HALAMAN:
1 2 3

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat