yoldash.net

Jejak Panji Gumilang dan Gaduh Al-Zaytun Jelang Pemilu 2024 - Halaman 2

Pemimpin Al-Zaytun Panji Gumilang kembali terseret kasus hukum setelah beragam tudingan dan video kontroversialnya viral jelang pemilu.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang menjalani pemeriksaan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)

Panji Gumilang melanjutkan studinya di Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1967, mengikuti jejak dua seniornya di Gontor; Nurcholis Madjid alias Cak Nur dan Abdullah Syukri Zarkasyi, putra salah satu pendiri Gontor. Keduanya merupakan pentolan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat itu.

Panji terlibat aktif di HMI Cabang Ciputat. Di sana dia menjadi Ketua Lembaga Pertanian Mahasiswa Islam (LPMI) pada akhir dekade 1960-an, saat Cak Nur menjabat Ketua Umum PB HMI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia belajar di IAIN hingga 1969. Panji kemudian hijrah ke Pandeglang, Banten, mengajar di Perguruan Matla'ul Anwar Menes. Di sana dia menikah dengan anak kiai perguruan tersebut pada 1970. Nama Panji Gumilang adalah pemberian dari kiai Banten itu.

Di kota itu pula Abu Toto, nama lainnya, terlibat aktif di Gerakan Pemuda Islam (GPI) dan menjadi Ketua Cabang Pandeglang. 

ADVERTISEMENT

Enam bulan sebelum Sidang MPR 1978, dia dituduh terlibat peledakan bom molotov karena memprotes masuknya aliran kepercayaan ke dalam GBHN. Panji meringkuk di tahanan Pelaksana Khusus Daerah (Laksusda) Kopkamtib di Bandung.

Di masa inilah Panji disebut mulai terlibat gerakan NII. Eks Ketua Umum PP GPI Abdul Qadir Djaelani menyebutnya sebagai Ketua NII KW 9 Wilayah Banten. Namun Panji membantah hal ini.

"Yang benar saja. Saya ini memimpin Ma'had Al-Zaytun, bukan NII KW 9," kata Panji kepada majalah Tempo edisi 19/31 pada 2002.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang berjalan saat akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7/2023). Panji Gumilang menjalani pemeriksaan sebagai terlapor terkait penistaan agama. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nzPanji Gumilang dikawal pengikutnya saat akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/7/2023). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Era 1980-an, pemerintah gencar melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh Islam. Saat itu, Panji disebut kerap mengunjungi Adah Djaelani, bekas pemimpin NII, yang tengah mendekam di Penjara Cipinang Jakarta.

Pada 1982-1989, Panji pernah mendapat tugas dari M. Natsir, tokoh pendiri Masyumi, sebagai petugas Rabithah Alam al-Islami bagian Da'wah. Dia mengajar di Majlis Ulama Islam Malaysia Sabah.

Di periode yang sama, Panji menjabat sebagai presiden Perhimpunan Keluarga Besar Indonesia Sabah Malaysia (PERKISA). Beberapa tahun kemudian, Panji meminta izin ke Natsir untuk kembali ke Tanah Air karena ingin membangun pesantren.

Merintis Al-Zaytun

Panji mulai merintis pembangunan Ma'had Al-Zaytun melalui Yayasan Pesantren Indonesia pada 1993. Namun pembukaan awal pembelajaran dilaksanakan pada 1 Juli 1999.

Seiring waktu, pesantren itu kemudian didapuk sebagai pesantren terbesar di Asia Tenggara. Lokasinya berada di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Luas areanya lebih dari 1.200 hektare. Sebanyak 200 ha di antaranya disediakan bagi sarana pendidikan seperti gedung pembelajaran, gedung asrama, masjid, tempat olahraga, dan sarana lainnya.

Merujuk situs resmi Al-Zaytun, proses pendidikan di sana dijalankan dengan sistem pendidikan satu pipa (One Pipe Education System), yakni sistem pendidikan yang berkelanjutan dari usia dini hingga perguruan tinggi.

Di lingkungan ponpes terpajang moto Al-Zaytun: Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi serta Budaya Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi.

Di kemudian hari, senior Panji, Abdullah Syukri Zarkasyi memimpin Gontor. Dia melarang seluruh keluarga Ponpes Gontor datang ke Al-Zaytun. Syukri merasa ada yang tidak benar dengan pondok yang didirikan oleh Panji, khususnya terkait sumber dana Al-Zaytun.

"Ketika saya tanyakan sumber dananya, mereka menjawab semua dana itu dari Allah. Ketika saya tegaskan lagi melalui siapa, tidak ada yang menjawab," ujarnya kepada Tempo.

Kemesraan Intelijen dan Tokoh NII

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat