Menteri Israel 'Ngoceh' Minta Bunuh Semua Tahanan dari Palestina
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir baru-baru ini mengoceh pernyataan kontroversial soal warga Palestina yang menjadi tahanan.
Menurut laporan Times of Israel yang dikutip Middle East Monitor, Gvir bertanya ke Kepala Staf Militer Herzi Halevi soal jumlah tahanan yang kian membludak.
Gvir langsung menimpali bahwa mereka seharusnya dieksekusi sebagai solusi menghadapi kepadatan penduduk di Israel.
"Mengapa banyak sekali penangkapan? "Tidak bisakah kamu membunuh beberapa? Apakah Anda ingin memberitahu saya bahwa mereka semua menyerah? Apa yang harus kita lakukan terhadap begitu banyak orang yang ditangkap? Itu berbahaya bagi para prajurit," ujar Gvir saat menghadiri rapat kabinet keamanan Israel, Senin (29/4).
Pernyataan Gvir mendapat respon langsung dari Halevi yang menyatakan bahwa pihaknya hanya menembak orang yang melawan Israel.
"Berbahaya bagi siapa? Kami tidak menembak orang yang keluar dengan tangan terangkat. Kami menembak mereka yang melawan kami. Tidak ada dilema di sini. Mereka yang menyerah, kami tangkap," ungkap Halevi.
Gvir juga disebut meminta militer agar menjadikan perempuan dan anak-anak di Jalur Gaza sebagai tameng saat di medan tempur.
Sebelumnya, menteri Israel yang membenci Palestina tersebut baru saja terlibat kecelakaan lalu lintas hingga mobil terbalik usai disebut menerobos lampu merah pada Jumat (26/5).
Namun, ia sempat membenarkan dirinya yang menerobos lampu merah dan menyatakan bahwa dia sebagai "salah satu orang yang paling terancam di Israel."
Ia juga menyangkal dengan kedok dirinya diharuskan beroperasi berdasarkan situasi darurat, "terutama pada waktu-waktu dan tempat dengan risiko yang lebih tinggi."
Gvir juga pernah terlibat cekcok dengan Menteri Pertahanan Israel soal penyusup di dalam rapat kabinet perang. Ia turut menuduh anggota Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengancam negara karena telah menerima Presiden Palestina Mahmoud Abbas di rumahnya pada 2021 dan 2022 lalu.
Menteri yang menjabat selama lebih dari satu tahun di kabinet Netanyahu itu pernah dibebaskan dari dinas militer karena tingkah radikal. Ia juga dihukum karena kasus 'rasisme dan mendukung organisasi teroris' pada 2007.
(isa/bac)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
-
Cak Imin Beber Proses Usai Edy Rahmayadi Daftar Bacagub Sumut dari PKB
-
Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pilgub Sumut dari NasDem Usai PDIP-PKB
-
Buruh Desak Prabowo Perppu Omnibus Law Jika Sudah Dilantik
-
Ditekan AS, Israel Buka Penyeberangan Perbatasan Gaza di Erez
-
PBB Sebut Akan Ada Tragedi Besar jika Israel Tetap Nekat Invasi Rafah
-
Saudi Targetkan Jemaah Umrah RI 2024 Naik Jadi 2 Juta Orang
-
BPJS Ketenagakerjaan & Perumnas Sinergi Penuhi Kebutuhan Rumah Pekerja
-
Harga Tiket Kereta Api Go Show Naik Per Hari Ini
-
Said Iqbal Sebut Upah Ideal Buruh di Jakarta Rp 7 Juta
-
Link Live Streaming Al Nassr vs Al Khaleej: Ronaldo Starter
-
Netizen Marah Venezia Dicurangi Wasit Usai Jay Idzes Cetak 2 Gol
-
Jadwal Indonesia vs Korea di Perempat Final Thomas Cup 2024
-
BSSN Ungkap Modus Bobol Rekening Lewat WhatsApp, Cek Cara Cegahnya
-
FOTO: Ancaman Bau dari Ribuan Makhluk Biru di Pantai Barcelona
-
Daftar Negara yang Lebih Dulu 'Dijajah' Starlink Sebelum Indonesia
-
Neta Buka Pesanan Mobil Listrik Baru V-II Rp200 Jutaan
-
FOTO: Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2024
-
Omoda E5 Turun Harga
-
Sinopsis Terminator 3, Bioskop Trans TV 1 Mei 2024
-
7 Rekomendasi Drama Korea Terbaru Tayang Mei 2024
-
INTIP: 7 Idol Kpop Comeback Mei 2024
-
FOTO: Melihat Restorasi Jam Lawas di Jatinegara
-
Ngamuk di Pesawat, Penumpang United Airlines Didenda Rp320 Juta
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso