yoldash.net

Ramai Aksi Anti-Imigran Tajik di Rusia usai Penembakan Massal Moskow

Ramai aksi anti-Tajik oleh warga Rusia usai kepolisian merilis identitas tersangka yang merupakan warga negaranya.
Salah satu pelaku penembakan massal di Moskow yang berasal dari Tajikistan. (AFP/OLGA MALTSEVA)

Jakarta, Indonesia --

Ramai aksi anti-imigran etnis Tajik oleh warga Rusia usai kepolisian merilis identitas tersangka yang berasal dari Tajikistab.

Para imigran asal Tajikistan tersebut mendapat perlakuan buruk lantaran para pelaku penembakan massal di Crocus City Hall, Moskow, pekan lalu mayoritas berasal dari Tajikistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Radio Free Europe melaporkan gelombang anti-Tajik dan anti-imigran di Rusia kerap melonjak usai peristiwa tersebut.

Pasalnya, terdapat sebuah kafetaria milik imigran Tajikistan di kota Blagoveshchensk yang dibakar oleh sekelompok warga anti-imigran.

ADVERTISEMENT

Tiga warga negara Tajikistan turut menjadi korban perundungan yang dipukuli oleh warga setempat di Kota Kaluga. Salah satu dari mereka sampai dilarikan ke sebuah rumah sakit.

Selain itu, salah satu pengemudi taksi yang ditolak pesanannya hanya karena ia berasal dari Tajikistan.

Seorang saksi menceritakan bagaimana para imigran Tajikistan yang menjadi korban atas kejadian kelam tersebut.

"Mereka sedang memperbaiki rumah dan anak saya adalah satu-satunya tukang roti. Kami baru mengetahui bahwa mereka ditangkap bersama beberapa warga Tajik lainnya. Kami tidak tahu ke mana mereka dibawa dan apa yang terjadi pada mereka," ujar salah seorang warga setempat, seperti dikutip dari Radio Ozodi.

Ini merupakan satu masa kelam bagi imigran Tajikistan di Rusia imbas perlakuan keji para tersangka.

Hingga kini, gelombang anti-Tajik masih menghantui imigran Tajikistan di Rusia. Sentimen negatif tersebut membuat para imigran Tajikistan merasa tertekan dan berencana untuk pulang ke kampung halamannya.

Namun, beberapa tokoh publik di Rusia berusaha mengingatkan warga Rusia agar tidak terpengaruh dalam tindakan diskriminatif imbas penembakan massal yang terjadi pekan lalu.

(bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat