yoldash.net

Tajikistan Geger Rusia Tangkap Pelaku Penembakan di Moskow, Ada Apa?

Publik Tajikistan geger usai Rusia mengidentifikasi empat pelaku penembakan massal di Moskow yang menewaskan 139 orang.
Polisi anti-teror Rusia menangkap para pelaku penembakan massal di Moskow, Rusia. (REUTERS/RUSSIAN INVESTIGATIVE COMMITTEE)

Jakarta, Indonesia --

Publik Tajikistan geger usai Rusia mengidentifikasi empat pelaku penembakan massal di Moskow, Rusia, yang ditangkap merupakan warga negaranya.

Kabar tersebut membuat publik negara bekas Uni Soviet itu khawatir akan berdampak pada kehidupan bermasyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah tragedi besar bagi negara kami," ucap seorang seniman Daniel Rustamov kepada AFP di ibu kota Dushanbe, pada Selasa (26/3).

Rustamov khawatir akan warga Tajikistan yang tinggal di Rusia berpotensi mendapatkan tindakan diskriminatif imbas peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

Terlebih, sekitar satu juta warga Tajikistan melakukan perjalanan ke Rusia hampir setiap tahunnya untuk berbagai hal.

Pasalnya, tersangka yang terlibat pada penembakan massal itu terafiliasi dalam Negara Islam Khorasan (ISIS-K) yang bercabang di Afghanistan timur.


Menjadi kambing hitam aksi teror

Presiden Tajikistan Emomali Rahmon menyampaikan pernyataannya bahwa ia mendukung Rusia dalam upayanya memerangi terorisme.

"Rakyat Tajik mendukung persaudaraan (dengan) rakyat Rusia, teroris tidak memiliki kewarganegaraan" ucap Rahmon dalam sebuah pesan resmi yang disiarkan oleh media Tajikistan.

Rahmon juga menyoroti bahwa negaranya kerap menjadi kambing hitam karena keterlibatan dari kelompok radikal itu. Namun, ia menegaskan bahwa Tajikistan telah mengambil tindakan untuk menindak tegas fundamentalisme agama, seperti larangan bagi perempuan yang mengenakan hijab.

Pemerintah Tajikistan telah berkomitmen untuk memerangi kelompok jihad yang diklaim sebagai ISIS usai Taliban berkuasa di Afghanistan pada 2021. Mereka khawatir pengaruh ideologi radikalnya dapat mengancam kedaulatan Tajikistan.

Meskipun begitu, Rahmon tak menutup mata bahwa sejumlah 2.300 warga negaranya telah bergabung dengan ISIS sejak 2015.

"Selama tiga tahun terakhir, 24 warga kami telah melakukan aksi teroris di 10 negara," ujarnya.

Dushanbe juga pernah menyoroti terdapat peningkatan aktivitas jihadis di sepanjang 1.375 kilometer perbatasannya dengan Afghanistan.

Tahun lalu, otoritas Tajikistan mengumumkan bahwa mereka telah menembak mati lima tersangka yang diduga berasal dari kelompok Jamaat Ansarullah di perbatasan Afghanistan.

(bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat