Alasan AS Tak Lagi Veto Resolusi DK PBB Setop Agresi Israel di Gaza
Pemerintah Amerika Serikat buka suara usai memilih abstain dalam pemungutan suara draf resolusi gencatan senjata Gaza terbaru di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), pada Senin (25/3).
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan meski tak setuju dengan semua yang ada dalam resolusi, Washington menegaskan gencatan senjata harus dilakukan demi pembebasan semua sandera.
"Kami menghargai kesediaan anggota Dewan untuk melakukan beberapa perubahan dan menyempurnakan resolusi ini. Namun, perubahan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambah kecaman terhadap Hamas," kata Thomas-Greenfield.
"Kami tidak setuju dengan semua yang ada dalam resolusi ini. Oleh karena itu, sayangnya kami tidak dapat memilih ya [setuju dengan resolusi]," ujarnya, dikutip dari laman resmi Misi AS di PBB.
Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah gencatan senjata dan pembebasan sandera yang memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan memberi peluang untuk menghentikan perang secara berkelanjutan.
Dia menyebut penghentian perang itu berarti bahwa Hamas tidak dapat lagi mengancam Israel, tidak lagi mengulang peristiwa serangan seperti pada 7 Oktober lalu, dan tidak lagi menguasai Gaza serta tidak menggunakan warga sipil sebagai tameng.
"Resolusi ini dengan tepat mengakui bahwa, selama bulan Ramadan, kita harus berkomitmen kembali pada perdamaian," ujar Thomas-Greenfield.
"Hamas dapat melakukan itu dengan menerima kesepakatan yang ada. Gencatan senjata dapat dimulai segera dengan pembebasan sandera pertama. Ini adalah satu-satunya jalan," lanjutnya.
Usai voting di DK PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah gara-gara AS memilih abstain. Netanyahu sampai batal mengirim delegasi ke Washington, terkait diskusi rencana invasi Zionis di Rafah.
"Ini merupakan kemunduran yang jelas dari posisi konsisten AS [selama ini]," demikian keterangan kantor Netanyahu.
Pada Senin (25/3), DK PBB akhirnya mengadopsi resolusi terbaru mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Resolusi itu menyerukan kelompok Hamas Palestina dan Israel untuk segera melakukan gencatan senjata, khususnya selama bulan Ramadan.
Resolusi juga mendesak pembebasan sandera secepatnya dan tanpa syarat, serta memastikan distribusi bantuan keamanan di Gaza lancar.
Empat belas dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi. Sementara Amerika Serikat memilih abstain.