Sejarah Singkat Bangsa Kurdi, Mengapa Masih Tak Memiliki Negara? - Halaman 2
Di Iran, Suku Kurdi sempat mendirikan Republik Mahabad dan memiliki pemerintahan independen pada 1946.
Ketika itu, wilayah tersebut masih di bawah kendali Uni Soviet selama Perang Dunia II.
Setelah Uni Soviet menarik pasukan di akhir 1946, Iran kembali menduduki Mahabad. Namun, upaya Kurdi membentuk negara independen terus berlanjut.
Pemimpin tertinggi Iran saat itu, Ayatollah Khomeini, bahkan mewanti-wanti pemimpin kelompok ini soal upaya kemerdekaan mereka.
Khomeini mengatakan Iran akan membalas dengan respons yang keras ke kelompok Kurdi. Mereka dilaporkan kerap menjadi sasaran persekusi Iran.
Di Irak, Kurdi sempat dijanjikan mendapat otonomi di bawah Perdana Menteri Abdul Karim Qasim.
Namun, karena pemberontakan melawan rezim Irak dari berbagai kelompok, termasuk Partai Baath janji itu tak muncul.
Partai Baath di Irak berkuasa pada 1968. Dua tahun kemudian pemerintah Baath ogah melaksanakan rencana otonomi Kurdi yang sudah dirancang dari pemerintah sebelumnya.
Kurdi ditindas di Turki
Di Turki, Kurdi juga tak mengalami nasib baik.
Abdullah Ocalan mendirikan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai organisasi Marxis dengan tujuan merdeka di tenggara Turki.
Pada mulanya, PKK tak dianggap serius tetapi terus memperoleh pengikut di kalangan masyarakat Kurdi yang kehilangan hak mereka.
Kemudian pada 1980, kudeta militer pecah di Turki.
Lalu pada 1984, organisasi tersebut mulai menggunakan kekerasan terhadap negara dan taktik yang dianggap mirip teroris.
Amerika Serikat lalu menetapkan PKK sebagai organisasi teroris pada 1997.
Kurdi dan Turki terus berkonflik hingga kini. Imbas saling tempur itu, setidaknya 40.000 orang tewas, mayoritas dari suku Kurdi.
Turki terus menyerang basis-basis Kurdi di negara itu untuk meredam keinginan mereka memerdekakan diri.
(isa/bac)[Gambas:Video CNN]