Sejarah Singkat Bangsa Kurdi, Mengapa Masih Tak Memiliki Negara?
Kelompok suku bangsa Kurdi menjadi sorotan usai Turki dan Iran meluncurkan serangan ke wilayah tempat mereka tinggal pada Senin (15/1).
Dalam rilis resmi, Kementerian Pertahanan Turki menyatakan serangan mereka menghantam gua, tempat penampungan, depot amunisi, hingga gudang.
Di hari yang sama, Iran juga meluncurkan serangan ke wilayah Erbil Irak.
Kurdi merupakan salah satu penduduk asli dataran Mesopotamia dan kawasan dataran tinggi yang kini berada di teritori Turki, Irak, Irak, hingga Suriah.
Lihat Juga : |
Suku bangsa Kurdi merupakan salah satu komunitas terbesar di dunia yang tak memiliki negara. Menurut laporan Britannica, jumlah Kurdi mencapai 25 hingga 35 juta orang.
Kenapa bangsa Kurdistan masih tak punya negara sendiri?
Sejarah singkat soal bangsa Kurdi tanpa negara bisa ditarik saat Perjanjian Skykes-Picot diteken Inggris dan Prancis pada 1916. Kesepakatan ini membagi Timur Tengah menjadi zona pengaruh kedua negara itu.
Selain soal pengaruh, perjanjian tersebut juga menggambarkan perbatasan Timur Tengah Modern.
Setelah Perang Dunia I muncul Perjanjian Sevres pada 1920. Perjanjian ini membubarkan Kesultanan Utsmaniyah dan usulan soal pembentukan negara Kurdi yang otonom.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Iran Rudal Irak sampai Kim Jong Un Ancam Rebut Korsel Jika Perang |
Sebelum ada perjanjian itu, Bangsa Kurdi menduduki wilayah Ottoman yang ketika itu mencakup perbatasan baru Iran, Irak, Suriah, dan Turki.
Laporan dari lembaga think tank, Council on Foreign Relation (CFR) menyebut pada 1923, pemimpin baru Turki Mustafa Kemal Ataturk menolak Sevres. Kesepakatan itu lantas diganti dengan Perjanjian Lausanne.
"Perjanjian Lausanne telah melalui negosiasi dengan pemerintah Turki dan menghilangkan referensi apapun soal tanah air Kurdi," demikian laporan CFR.
Sejak saat itu, kelompok Kurdi di berbagai wilayah berulang kali memberontak melawan pemerintah masing-masing.
Bersambung ke halaman berikutnya...