yoldash.net

Harga Minyak Naik Tipis di Awal Perdagangan Asia Selasa Pagi

Harga minyak naik tipis pada perdagangan Asia, Selasa (2/7). Harga masih bertahan di dekat level tertinggi dua bulan terakhir.
Harga minyak naik tipis pada perdagangan Asia, Selasa (2/7). Harga masih bertahan di dekat level tertinggi dua bulan terakhir. Ilustrasi. (Dok. Pertamina).

Jakarta, Indonesia --

Harga minyak naik tipis pada Selasa (2/7) dan masih bertahan di dekat level tertinggi dua bulan terakhir. Penguatan terjadi di tengah ekspektasi meningkatnya permintaan bahan bakar dari musim perjalanan musim panas dan kemungkinan penurunan suku bunga AS yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 20 sen menjadi US$86,80 per barel pada 01.42 GMT setelah menanjak 1,9 persen di sesi sebelumnya ke penutupan tertinggi sejak 30 April.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 13 sen menjadi US$83,51 per barel, setelah meningkat 2,3 persen ke level tertinggi sejak 26 April.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Permintaan bensin di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, diperkirakan meningkat seiring dengan dimulainya musim perjalanan musim panas bersamaan dengan libur Hari Kemerdekaan pada pekan ini.

ADVERTISEMENT

American Automobile Association memperkirakan perjalanan selama periode liburan akan meningkat 5,2 persen dibandingkan 2023, dengan perjalanan mobil saja 4,8 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

"Hal ini dapat membantu pemulihan permintaan bensin setelah paruh pertama tahun 2024 yang lesu," tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.

Di sisi pasokan, pasar merencanakan kemungkinan gangguan akibat Badai Beryl pada penyulingan minyak dan produksi lepas pantai AS. Namun, perkiraan saat ini menunjukkan, badai tersebut kemungkinan besar akan bergerak ke Teluk Campeche di Meksiko dan menyebabkan masalah bagi produksi minyak di sana.

Beryl melanda Karibia sebagai badai kategori 4 pada awal pekan ini dengan peringatan dari Pusat Badai Nasional AS mengenai "situasi yang sangat berbahaya" setelah badai tersebut melompat dari badai kategori 1 dalam waktu 10 jam.

Tanda-tanda meredanya inflasi di AS memperbarui harapan bahwa bank sentral AS The Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya, kemungkinan pada September.

Sebuah laporan pada Senin kemarin menunjukkan aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi selama tiga bulan, dan harga yang dibayar produsen untuk sejumlah input turun ke level terendah dalam enam bulan.

Seiring dengan laporan Departemen Perdagangan pada Jumat yang menunjukkan data inflasi AS tidak berubah pada Mei, hal ini dapat memperkuat alasan untuk menurunkan suku bunga AS, sebuah langkah yang akan meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Kendati demikian, tanda-tanda pertumbuhan permintaan yang lebih rendah dari perkiraan telah membatasi kenaikan harga minyak. Beberapa data menunjukkan impor minyak mentah ke Asia, wilayah konsumen minyak terbesar di dunia, pada paruh pertama 2024 lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Kemerosotan terjadi menyusul penurunan impor ke Tiongkok, importir minyak terbesar dan konsumen terbesar kedua di dunia.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat