Pertama di Dunia, Sapi Denmark Kena Pajak Karbon Rp1,57 Juta per Ekor
![Pertama di Dunia, Sapi Denmark Kena Pajak Karbon Rp1,57 Juta per Ekor Denmark sepakat untuk mengenakan pajak emisi karbon pertama di dunia pada sektor pertanian. Pungutan berlaku mulai 2030.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/06/17/ilustrasi-sapi_169.jpeg?w=650&q=90)
Pajak karbon terhadap sektor peternakan membuat peternak sapi di Denmark membayar US$96 atau sekitar Rp1,57 juta (asumsi kurs Rp16.423 per dolar AS) per ekor sapi.
Dilansir dari CNN Business, Rabu (26/6), Denmark sepakat untuk memperkenalkan pajak emisi karbon pertama di dunia pada sektor pertanian. Pungutan baru terhadap peternakan itu akan dimulai pada 2030.
"Dengan perjanjian hari ini, kami menginvestasikan miliaran dolar dalam transformasi terbesar lanskap Denmark dalam beberapa waktu terakhir," kata Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat yang sama, kami akan menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan pajak (karbon) pada pertanian," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Denmark adalah eksportir utama produk susu dan daging babi. Pertanian merupakan sumber emisi terbesar di negara ini.
Adapun pajak karbon untuk pertanian bertujuan membantu negara tersebut mencapai tujuan iklimnya.
Industri susu Denmark menyambut baik kebijakan pungutan pajak karbon tersebut dan tujuannya. Namun, hal ini juga membuat marah beberapa peternak.
Penetapan pajak karbon untuk peternakan dilakukan hanya beberapa bulan setelah para peternakan mengadakan protes di seluruh Eropa.
Para peternak memblokir jalan dengan traktor dan melempari Parlemen Eropa dengan telur karena banyaknya keluhan, termasuk keluhan mengenai peraturan lingkungan hidup dan birokrasi yang berlebihan.
Sistem pangan global merupakan kontributor besar terhadap krisis iklim, yang menghasilkan sekitar sepertiga emisi gas rumah kaca.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mencatat, peternakan mempunyai dampak yang sangat besar, menyumbang sekitar 12 persen emisi global pada 2015.
Sebagian dari polusi ini berasal dari metana, gas yang dapat menyebabkan pemanasan global yang dihasilkan oleh sapi dan beberapa hewan lainnya melalui sendawa dan kotoran.
Terkini Lainnya
-
Status Gunung Marapi Turun dari Siaga ke Waspada
-
FOTO: Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 di Jabar hingga Papua
-
Bocah Tewas Tertabrak Mobil di Tol Cijago Depok
-
Korut Eksekusi Mati Pria 22 Tahun di Depan Publik karena Nonton K-Pop
-
VIDEO: Bom Bunuh Diri di Nigeria, 18 Orang Tewas Puluhan Terluka
-
FOTO: Nabawi dan Quba, 2 Masjid yang Dibangun Rasulullah
-
Serikat Buruh Samsung Korsel Mogok Kerja, Tuntut Cuti dan Upah Layak
-
Syarat Mendapat Pembebasan PBB-P2 di Jakarta
-
Luhut Ngotot RI Buat Family Office: Ada Rp179 Ribu T Dana Seliweran
-
Hasil Piala AFF U-16: Tekuk Indonesia, Australia Lolos ke Final
-
Reaksi China usai Zhang Zhi Jie Meninggal di Indonesia
-
Link Live Streaming Prancis vs Belgia di Euro 2024
-
Arkeolog Malaysia Temukan Patung Buddha Lebih Tua dari Borobudur
-
Rumor Terbaru iPhone 16, Baterai Lebih Tahan Lama
-
NASA Temukan Bukti Air Pernah Genangi Asteroid
-
VinFast Luncurkan VF 5, Perluas Jajaran Mobil Listrik di Indonesia
-
Vinfast VF 5 Dibanderol Rp242 Juta dengan Skema Sewa Baterai
-
Kenali Tanda Minyak Rem Mobil Harus Diganti
-
VIDEO: A Quiet Place Day One Gagal Geser Inside Out 2 di Box Office
-
INTIP: 7 Idol Kpop Comeback Juli 2024
-
Sinopsis The Fast and the Furious, Bioskop Trans TV 1 Juli 2024
-
VIDEO: Gunung Fuji Batasi 4.000 Pengunjung Per Hari
-
Apakah Vitiligo Bisa Diobati? Ini Penjelasan Dokter
-
Ci(n)ta Rasa William Wongso