yoldash.net

Biografi RA Kartini Singkat, Sang Pejuang Emansipasi Wanita

Biografi R.A. Kartini singkat berikut bisa dipelajari untuk menambah wawasan mengenai pahlawan yang berjasa memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia.
Ilustrasi. Biografi R.A. Kartini singkat berikut bisa dipelajari untuk menambah wawasan mengenai pahlawan yang berjasa memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia. (Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen via Wikimedia Commons CC-BY-SA-3.0)

Daftar Isi
  • Biografi R.A. Kartini
  • Kehidupan pribadi R.A. Kartini
  • Akhir hayat R.A. Kartini
  • Peringatan Hari Kartini
Jakarta, Indonesia --

Raden Adjeng Kartini atau lebih dikenal dengan R.A. Kartini adalah sosok yang menjadi simbol perjuangan emansipasi wanita di Indonesia.

Biografi R.A. Kartini singkat berikut bisa dipelajari untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai salah satu pahlawan wanita Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

R.A. Kartini banyak berjasa dalam memajukan kehidupan perempuan. Ia berjuang untuk membuka akses bagi perempuan agar tidak tertinggal.

ADVERTISEMENT

Melalui kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, Kartini telah memberikan kontribusi yang besar bagi perubahan sosial dan pendidikan di Indonesia.

Sebagai bentuk apresiasi atas perjuangannya, setiap tahun ada peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April.

Biografi R.A. Kartini

Kartini lahir dalam lingkungan keluarga priyayi atau bangsawan, karena itu ditambahkan gelar Raden Ajeng (R.A.) di depan namanya.

Dirangkum dari buku "Sisi Lain Kartini" oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut biografi R.A. Kartini singkat.

  • Nama lengkap: Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat (R.A. Kartini)
  • Lahir: Jepara, Jawa Tengah
  • Tanggal lahir: 21 April 1879
  • Wafat: Rembang, 17 September 1903
  • Orang tua:
    - Ayah: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, putra dari Pangeran Ario Tjondronegoro IV, seorang bangsawan yang menjabat sebagai Bupati Jepara. Silsilah keluarga Kartini dari garis keturunan ayahnya merupakan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono VI bahkan jika ditelusuri ke atas merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit.
    - Ibu: Mas Ajeng (M.A.) Ngasirah, bukan berasal dari keturunan bangsawan melainkan hanya rakyat biasa, anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Jepara.
  • Saudara kandung:
    - Raden Mas Slamet
    - Raden Mas Boesono
    - Raden Mas Kartono
    - Raden Ajeng Kardinah
    - Raden Mas Moeljono
    - Raden Ajeng Soematri
    - Raden Mas Rawito
  • Suami: K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat (m. 1903 - 1904, kematiannya)
  • Anak: Soesalit Djojoadhiningrat
  • Pendidikan:
    - Europesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa.
  • Perjuangan emansipasi wanita:
    - Pasca lulus dari ELS, Kartini tidak melanjutkan pendidikan karena dilarang ayahnya.
    - Di usianya yang masih belia, Kartini harus menjalani pingitan, yaitu sebuah tradisi yang membatasi ruang gerak kaum wanita bangsawan Jawa.
    - Selama masa pingitan, Kartini tetap gigih memperjuangkan emansipasi wanita melalui surat-suratnya yang dikirim ke sahabat-sahabatnya di Belanda.
    - Kartini mendirikan sekolah untuk anak-anak perempuan di Jepara yaitu Sekolah Kartini. Sekolah ini menjadi tonggak penting bagi perjuangan Kartini untuk membebaskan kaum wanita dari kebodohan dan kemiskinan.
  • Karya:
    - Buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Isi buku tersebut berupa kumpulan surat-surat yang dikirim Kartini kepada teman-temannya di Belanda mengenai pandangannya terhadap Indonesia.
    - Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Buku ini berisi surat-surat Kartini yang diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno.
    - Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Buku lain yang juga berisi terjemahan surat-surat Kartini dan penerjemahnya adalah Joost Coté.
    - Panggil Aku Kartini Saja merupakan buku yang memuat kumpulan surat dan bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini, karya Pramoedya Ananta Toer.
    - Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya adalah karya R.A. Kartini yang dijadikan buku pada akhir tahun 1987 oleh Sulastin Sutrisno. Sulastrin ingin memberikan gambaran baru tentang Kartini melalui kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon dan diterbitkan dalam Door Duisternis Tot Licht.

Kehidupan pribadi R.A. Kartini

Tidak lama menjadi pengajar di Sekolah Kartini, Ia pun dilamar oleh Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat. Pernikahan R.A. Kartini dan Bupati Rembang berlangsung pada 8 November 1903.

Sesuai permintaannya, pernikahan R.A. Kartini dan Raden Adipati Djojo Adiningrat ini tidak disertai dengan upacara mencium kaki mempelai laki-laki oleh mempelai perempuan.

Mempelai laki-laki hanya mengenakan pakaian dinas, sedangkan mempelai perempuan hanya memakai pakaian seperti keseharian biasa.

Pada 13 September 1904 R.A. Kartini melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat.

Akhir hayat R.A. Kartini

Aktivitas keseharian R.A. Kartini mulai terhambat setelah mengandung anak pertamanya. Kondisi fisiknya mulai menurun sehingga beberapa kali menderita sakit.

Pada 7 September 1903 R.A. Kartini sempat menulis surat kepada Nyonya Abendanon yang sudah mengirimkan hadiah untuk bayinya nanti dan menceritakan kondisinya.

Setelah melahirkan kondisi R.A. Kartini tampak sehat dan berseri-seri. Namun pada 17 September 1903 Kartini wafat dalam usia yang masih sangat muda 25 tahun.

Peringatan Hari Kartini

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964 yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Keputusan tersebut sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Demikian biografi R.A. Kartini singkat, lengkap dari awal kelahirannya sampai akhir hayatnya yang sampai saat ini masih terus dikenang oleh bangsa Indonesia.

(avd/juh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat