yoldash.net

RI Lebih Sadar Bumi Terancam Ketimbang Negara-negara Maju

Hasil studi terbaru mengungkap warga Indonesia masih jauh lebih mendingan dibanding masyarakat sejumlah negara maju soal pemahaman krisis iklim.
Ilustrasi. Hasil studi terbaru mengungkap ternyata warga Indonesia masih lebih unggul dibanding sejumlah negara maju soal iklim. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

Jakarta, Indonesia --

Hasil studi terbaru dari perusahaan survei Prancis, Elabe, mengungkap ternyata warga Indonesia masih jauh lebih unggul dibanding beberapa negara maju soal pemahaman mengenai krisis iklim. Kok bisa?

Survei tersebut dilakukan Elabe dengan berkolaborasi dengan perusahaan daur ulang dan limbah internasional Veolia. Ini dilakukan secara online sejak 17 Oktober hingga 6 Desember 2023 dengan responden mencapai 29.500 orang dari 26 negara, termasuk Indonesia.

Negara-negara yang disurvei mencakup penyumbang 67 persen emisi gas rumah kaca global seperti Amerika Serikat, Inggris, India, China, dan Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil survei menunjukkan sebanyak 89 persen penduduk dunia meyakini krisis iklim saat ini sedang terjadi.

Indonesia masuk dalam daftar 10 teratas negara yang warganya mengakui hal tersebut, dengan total sekitar 92 persen setuju saat ini krisis iklim sedang melanda dunia.

ADVERTISEMENT

Hasil survei Elabe dan Veolia soal krisis iklim di seluruh dunia. Foto: Dok. VeoliaHasil survei menunjukkan sebanyak 89 persen penduduk dunia meyakini krisis iklim saat ini sedang terjadi. (Foto: Dok. Veolia)

Dalam hal ini, warga Indonesia unggul dari negara-negara maju seperti Inggris Raya, yang hanya 88 persen warganya setuju bahwa krisis iklim sedang terjadi, kemudian Jerman (88 persen), Norwegia (87 persen), Amerika Serikat (80 persen), serta Australia (78 persen).

Selain itu, survei juga menunjukkan sebanyak 73 persen warga dunia menganggap bencana krisis iklim ini disebabkan oleh ulah manusia.

Sementara, 9 persen lainnya menganggap krisis iklim yang sedang terjadi ini merupakan fenomena alam biasa, 7 persen mengaku tidak tahu, dan 11 persen lainnya menganggap tidak ada krisis iklim.

Dalam hal ini, warga Indonesia (sekitar 81 persen) juga masih lebih unggul dari negara-negara maju seperti Jepang (77 persen), Prancis (75 persen) Inggris Raya (71 persen), Jerman (71 persen), Norwegia (65 persen), Amerika Serikat (63 persen), hingga Uni Emirat Arab (60 persen).

Indonesia bahkan berada di posisi teratas yang warganya berfikir bahwa Bumi masih bisa diselamatkan dari krisis iklim.

Hasil survei menunjukkan bahwa 90 persen warga Indonesia optimistis Bumi bisa diselamatkan dari ancaman krisis iklim, menyusul India (78 persen), Nigeria (78 persen), Pantai Gading (70 persen), serta Kolombia (68 persen).

Hasil survei Elabe dan Veolia soal krisis iklim di seluruh dunia. Foto: Dok. VeoliaJika dilihat secara global, hasil survei menunjukkan hanya 55 persen warga dunia yang optimistis Bumi dapat diselamatkan dari ancaman krisis iklim. (Foto: Dok. Veolia)

Jika dilihat secara global, hasil survei menunjukkan hanya 55 persen warga dunia yang optimistis Bumi dapat diselamatkan dari ancaman krisis iklim.

Indonesia turut masuk dalam daftar 10 negara teratas yang warganya setuju dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa krisis iklim saat ini merupakan ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi manusia.

Hasil survei mengungkap bahwa 79 persen warga Indonesia setuju dengan WHO mengenai masalah krisis iklim. Angka itu bahkan lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya mencapai 75 persen.

Hasil survei Elabe dan Veolia soal krisis iklim di seluruh dunia. Foto: Dok. VeoliaHasil survei mengungkap bahwa 79 persen warga Indonesia setuju dengan WHO kalau krisis iklim merupakan ancaman serius bagi kesehatan. (Foto: Dok. Veolia)

Dalam kategori ini ini, warga Indonesia unggul jauh dibanding negara-negara maju seperti Jepang (70 persen), Inggris Raya (69 persen), Jerman (69 persen). Bahkan, negara adidaya Amerika Serikat hanya berada di posisi kedua terbawah dengan jumlah 63 persen.

Survei tersebut turut mengungkap sebanyak 74 persen warga dunia memahami bahwa krisis iklim merupakan ancaman serius bagi masyarakat termiskin, dengan potensi membuat lebih dari 130 juta orang terjerumus ke jurang kemiskinan pada 2030.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 78 persen warga Indonesia meyakini hal itu, masih lebih tinggi dari rata-rata global.

Hasil survei Elabe dan Veolia soal krisis iklim di seluruh dunia. Foto: Dok. VeoliaSurvei tersebut turut mengungkap sebanyak 74 persen warga dunia memahami bahwa krisis iklim merupakan ancaman serius bagi masyarakat termiskin. (Foto: Dok. Veolia)

Graham Bradley, peneliti di Griffith University yang telah memimpin sejumlah survei tahunan mengenai iklim, menyoroti istilah "gangguan iklim" yang jadi pertanyaan dalam survei Veiola itu.

Ia mempertanyakan apakah istilah "gangguan iklim" sudah dipahami secara umum, karena hal tersebut merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hasil survei.

Mengutip The Guardian, survei Aksi Iklim Griffith yang dilakukan pada 2023 menemukan 82 persen orang Australia setuju bahwa iklim sedang berubah.

Dia mengatakan sekitar seperempat orang menyangkal bahwa perubahan iklim sedang terjadi atau tidak yakin bahwa manusia adalah penyebabnya.

[Gambas:Video CNN]

(tim/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat