yoldash.net

Udara Jakarta Memburuk Meski Saat Libur, dari Mana Polusi Udaranya?

Kualitas udara di wilayah Jakarta tercatat memburuk selama periode libur Iduladha 17 Juni hingga hari ini, Jumat (21/6). Apa sebabnya?
Ilustrasi. Kualitas udara di wilayah Jakarta tercatat memburuk selama periode libur Iduladha 17 Juni hingga hari ini, Jumat (21/6). (Foto: ANTARA FOTO/SULTHONY HASANUDDIN)

Jakarta, Indonesia --

Kualitas udara di wilayah Jakarta tercatat memburuk selama periode libur Iduladha 17 Juni hingga hari ini, Jumat (21/6). Apa sebabnya?

Merujuk data platform pemantau kualitas udara IQAir, indeks kualitas udara (AQI) dan konsentrasi PM2.5 di wilayah Jakarta pada periode 17-21 Juni selalu berada di level tak sehat (Unhealthy).

Sebagai acuan, pembagian kategori AQI sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

0-50 Good atau Baik (Hijau)
51-100 Moderate atau Sedang (Kuning)
101-150 Unhealthy for Sensitive Groups atau Tak Sehat buat KelompokSensitif(Jingga)
151-200 Unhealthy atau Tak Sehat (Merah)
201-300 Very Unhealthy atau Sangat Tidak Sehat (Merah gelap)
301-500 Hazardous atau Berbahaya (Ungu)

Berdasarkan pemantauan IQAir, pada Senin, 17 Juni atau saat hari raya Iduladha, kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat dengan AQI 158 dan kadar PM2.5 mencapai 65,8 µg/m3.

ADVERTISEMENT

Kemudian, sehari setelahnya atau Selasa (18/6) yang juga masih periode libur cuti bersama, kualitas udara Jakarta malah memburuk dengan AQI 174 dan kadar PM2.5 mencapai 88,5 µg/m3.

Selanjutnya, pada Rabu (19/6) dan Kamis (20/6) kualitas udara cenderung membaik, meski masih masuk kategori tidak sehat dengan AQI 154 dan kadar PM2.5 masing-masing 59,3 µg/m3 dan 60,2 µg/m3.

Hari ini hingga pukul 09.40 WIB kualitas udara juga masih buruk dengan AQI 158 dan kadar PM2.5 mencapai 66 µg/m3.

Sementara itu, kualitas udara pada lima hari sebelumnya atau sebelum libur justru lebih baik. Selama periode tersebut, kualitas udara di Jakarta masuk kategori tak sehat buat kelompok sensitif (Unhealthy for Sensitive Groups).

Pada Rabu (12/6), kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif dengan AQI 104 dan kadar PM2.5 mencapai 36,7 µg/m3.

Kemudian, pada Kamis (13/6), kualitas udara masih dalam kategori yang sama dengan AQI 104 dan kadar PM2.5 36,7µg/m3. Selanjutnya, pada Jumat (14/6), kualitas udara tercatat di angka 111 AQI dengan kadar PM2.5 39,7 µg/m3.

Selanjutnya, pada Sabtu (15/6), kualitas udara Jakarta berada pada angka 139 AQI dan kadar PM2.5 51,1 µg/m3. Dan, pada Minggu (16/6), kualitas udara berada pada posisi 121 AQI dengan kadar PM2.5 43,7 µg/m3.

Lalu, apa penyebabnya?

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa pada periode 17-18 Juni kemarin kualitas udara Jakarta menurun.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan berdasarkan hasil analisis model "Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajector" (HYSPLIT) dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dilakukan oleh Tim Ahli IPB menunjukkan dalam dua hari tersebut, angin dominan berasal dari arah timur dan timur laut.

Menurut dia HYSPLIT adalah model yang digunakan untuk mensimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer, membantu dalam memahami sumber dan dampak polusi udara, mengutip Antara.

Asep menjelaskan perubahan perilaku masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat juga upaya yang dapat memperbaiki kualitas udara Jakarta.

"Itu juga kami kampanyekan. Selain itu, upaya jangka pendek juga kita tempuh dengan mengimbau pengelola gedung-gedung tinggi memasang water mist dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta," kata Asep.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat