yoldash.net

Studi Ungkap Deret Area Penting Buat Hiu dan Pari di RI, Nihil Jawa

Deret area penting untuk konservasi hiu dan pari di Asia terungkap, dengan 35 persen di antaranya berada di Indonesia.
IUCN merilis daftar area penting untuk konservasi hiu dan pari di Asia. (Arsip Konservasi Indonesia)

Jakarta, Indonesia --

Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) Species Survival Commission (SSC) Shark Specialist Group (SSG) meluncurkan daftar area penting untuk konservasi hiu dan pari di Asia, dan sekitar 35 persen di antaranya berada di Indonesia.

Sebelumnya, SSG telah mengumumkan tren hilangnya keanekaragaman hayati untuk spesies kelas Chondrichthyes, yang mencakup hiu, pari, dan hiu hantu (chimaeras).

Sementara itu, IUCN juga menyebut risiko kepunahan kelompok spesies tersebut semakin memburuk sejak penilaian sebelumnya pada 2014. Jumlah spesies yang terancam punah di seluruh dunia meningkat dari 24 persen pada 2014 menjadi 32,6 persen pada 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IUCN menuding penangkapan ikan yang berlebihan sebagai pelaku utama masalah tersebut, karena berdampak pada semua spesies yang terancam, khususnya dua pertiga dari kelompok spesies ini.

Tak hanya itu, tiga spesies elasmobranch (hiu dan pari) kini bahkan resmi terdaftar sebagai spesies yang sangat terancam punah, misalnya Java Stingaree, yang berpotensi menandai kepunahan ikan laut global yang pertama akibat penangkapan ikan yang berlebihan.

SSG, unit yang mengawasi konservasi hiu di IUCN atau dianggap juga sebagai Otoritas Daftar Merah, baru-baru ini meluncurkan Important Shark and Roy Area (ISRA).

Ketua SSG Rima Jabado menyebut ISRA merupakan alat untuk mengidentifikasi habitat kritis bagi hiu dan pari, yang didefinisikan sebagai kawasan yang menjadi kunci siklus hidupnya dan memiliki potensi untuk dipetakan dan dikelola untuk konservasi.

Rima menjelaskan identifikasi ISRA dilakukan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para pakar regional dan didukung oleh tim inti untuk menyusun proposal ISRA.

Menurut Rima, mengidentifikasi suatu wilayah sebagai ISRA tidak berarti secara otomatis terjadi pengelolaan atau perlindungan, melainkan menyoroti wilayah-wilayah yang penting bagi pemerintah daerah untuk dipertimbangkan dalam tindakan konservasi dan pengelolaan di masa depan.

"Proses identifikasi ISRA di kawasan Asia yang diawali dari workshop yang diselenggarakan di Bali pada Januari 2024, menghasilkan total 122 ISRA, empat calon ISRA, dan 45 Area of Interest (AoI). Hal ini tidak mungkin terwujud tanpa kontribusi dan kerja keras para peneliti regional," kata Rima dalam sebuah keterangan, Jumat (7/6).

Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia (KI) Iqbal Herwata mengatakan dari total 122 ISRA di Asia, terdapat 43 atau 35 persen ISRA di Indonesia.

Dari total 43 ISRA, 41 di antaranya berada di wilayah yurisdiksi Indonesia dan dua lainnya berada di perbatasan Indonesia dengan negara Federasi Mikronesia.

Iqbal menyebut dua area tersebut merupakan koridor dari pergerakan populasi hiu paus yang berasal dari Teluk Saleh dan Teluk Cenderawasih.

"Riset-riset yang dilakukan oleh Konservasi Indonesia bersama Pemerintah Indonesia memberikan kontribusi yang signifikan dalam proses identifikasi ISRA di regional ini. Setidaknya, ada 28 dari 43 ISRA dan 4 AoI merupakan sumbangsih dari data, informasi, dan kepakaran kami," ujar Iqbal yang juga terlibat dalam pemetaan ISRA.

Secara rinci, berikut daftar 41 area penting hiu dan pari di Indonesia:

- Kepulauan Balabalagan (Sulawesi Barat)
- Banda Arc, Kepulauan Banda (Maluku)
- Pulau Bangka (Bangka Belitung)
- Blongas (NTB)
- Desa Botubarani (Gorontalo)
- Teluk Cenderawasih (Papua Barat)
- Selat Dampier (Papua Barat Daya)
- Kepulauan Derawan (Kalimantan Timur)
- Flores Timur-Lembata (NTT)
- Fakfak (Papua Barat), Gilimanuk (Bali)
- Halmahera (Maluku Utara)
- Pulau Heliana (NTT)
- Kaimana (Papua Barat)
- Kepulauan Komodo (NTT)
- Teluk Lampung (Sumatra Selatan)
- Selat Lombok
- bawah Sungai Musi (Sumatra Selatan)
- Kepulauan Matasiri (Kalimantan Selatan)
- Merauke (Papua Selatan)
- Gunung Bawah Laut Mommon (Papua Barat)
- Nila-Serua (Maluku Tengah)
- Raja Ampat Utara (Papua Barat Daya)
- Waigeo Barat Laut (Papua Barat Daya)
- Nusa Penida (Bali)
- Selat Pantar (NTT)
- Probolinggo (Jawa Timur)
- Pulau Sailus (NTT)
- Teluk Saleh (NTB)
- Perairan Sarmi-Jayapura
- Laut Seram
- Sesayap (Kalimantan Utara)
- Pulau Seulako (Aceh)
- Rinca Selatan (NTT)
- Misool Tenggara (Papua Barat Daya)
- Selatan Flores
- Selatan Sumbawa
- Lereng Sumbawa
- Pulau Tinabo (Sulawesi Selatan)
- Aceh Barat.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat