Mobile Banking Jadi Target, Simak Jurus Lawan Modus Kuras Rekening
![Mobile Banking Jadi Target, Simak Jurus Lawan Modus Kuras Rekening Berdasarkan laporan Kaspersky 2023, serangan malware mulai menyasar aplikasi mobile banking. Simak cara cegahnya.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/09/27/mobile-banking-1_169.jpeg?w=650&q=90)
Aplikasi mobile banking mulai menjadi sasaran para penjahat siber untuk menguras rekening calon korbannya. Simak cara pencegahannya.
Berdasarkan Laporan Ancaman Keuangan Kaspersky 2023, serangan malware (program jahat) mobile banking dan phishing (pengelabuan buat mendapat data pribadi) terkait aset kripto meningkat cukup pesat selama tahun lalu.
Menurut laporan tersebut, selama 2023 terjadi peningkatan substansial jumlah pengguna yang menghadapi Trojan mobile banking, dengan serangan terhadap pengguna Android melonjak sebesar 32 persen dibanding 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trojan perbankan yang paling umum adalah Bian.h yang mencakup 22 persen dari seluruh serangan Android.
"Uang selalu menjadi magnet bagi penjahat siber, dan sebagian besar serangan malware bermotif finansial. Lonjakan malware seluler yang terjadi tahun lalu menyoroti tren kejahatan dunia maya yang mengkhawatirkan," kata Igor Golovin, pakar keamanan di Kaspersky, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/5).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Kaspersky, phishing terkait keuangan masih terus menjadi ancaman. Paling tinggi dialami pengguna individu sebanyak 30,68 persen dan 27,32 persen dari total serangan pada pengguna korporat.
Para pelaku kejahatan siber yang menggunakan phishing melakukan aksinya dengan berbagai modus. Misalnya, upaya phishing dengan menggunakan nama merek toko elektronik yang cukup terkenal mencapai 41,65 persen.
Kemudian, ada juga penipuan terkait aset kripto 16 persen, dan aksi phishing dengan toko online atau e-shop mencatatkan hingga 41,65 persen.
Situs terkenal yang paling sering ditiru oleh para penjahat siber itu yakni Amazon (34 persen), Apple (18,66 persen), dan Netflix (14,71 persen). Sementara, PayPal adalah sistem pembayaran yang paling ditargetkan dengan 54,73 persen.
Lantas, bagaimana caranya agar bisa terhindar dari ancaman kejahatan siber tersebut? Berikut tipsnya:
- Lebih aman mengunduh aplikasi hanya dari toko resmi seperti Google Play atau Amazon Appstore. Aplikasi dari pasar-pasar ini tidak 100 persen aman dari malware, namun mereka telah melalui pemeriksaan oleh perwakilan toko dan terdapat beberapa sistem penyaringan.
- Periksa izin aplikasi yang Anda gunakan dan pikirkan baik-baik sebelum mengizinkan suatu aplikasi, terutama jika menyangkut izin berisiko tinggi seperti izin untuk menggunakan Layanan Aksesibilitas.
- Pakai solusi keamanan andal yang dapat membantu mendeteksi aplikasi dan adware yang berbahaya.
- Perbarui sistem operasi dan aplikasi penting saat pembaruan tersedia. Banyak masalah keamanan yang dapat diselesaikan dengan menginstall software versi terbaru.
(rni/dmi)Terkini Lainnya
Perusahaan Inggris Kena Tipu, Transfer Rp400 M Gara-gara Deepfake
BSSN Deteksi 44 Juta Aktivitas Malware Hingga Mei 2024
Waspada Peretasan, Kenali 11 Tanda Aneh pada Hp
Cara Main Game Nintendo Jadul di iPhone
Jokowi Respons Desakan Menkominfo Mundur Usai PDNS Dibobol Hacker
Dirjen Imigrasi: Turis Asing Langgar Lalu Lintas Bisa Dideportasi
103 WNA Pelaku Kejahatan Siber di Bali Akan Dideportasi ke Taiwan
Kemenhub Respons Data Ditjen Udara Diretas: Ini Kejadian Lama