yoldash.net

Smartfren Ungkap Peluang 'Nikah' usai Axiata dan Sinar Mas Teken MoU

Proses 'pedekate' antara XL Axiata dengan Smartfren ini terjadi usai kedua belah pihak menandatangani MoU penjajakan.
Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk Merza Fachys menyebut pihaknya telah memulai proses penjajakan dengan XL Axiata. (CNN Indonesia/Loamy Noprizal)

Jakarta, Indonesia --

Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk Merza Fachys menyebut pihaknya telah memulai proses penjajakan untuk merger atau penggabungan perusahaan dengan XL Axiata. Ia berharap proses penjajakan ini tidak berlangsung lama.

Merza mengatakan kedua shareholder sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang penjajakan untuk konsolidasi antara XL dan Smartfren.

"Setelah MoU ini dilanjutkan dengan proses menuju konsolidasi, yang paling penting ada due diligence. Itu ngapin sih? Untuk sama-sama melihat mencari apa bibit bebet bobotnya," ujar Merza di sela acara Indonesia Berdaulat Digital yang diselenggarakan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) di Jakarta, Kamis (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merza menyebut proses due diligence atau uji tuntas tersebut adalah proses "buka-bukaan" antara kedua perusahaan. Nantinya, kata Merza, keterbukaan tersebut akan menjadi pertimbangan untuk keduanya melakukan "pernikahan."

Merza belum dapat memastikan kapan merger XL dan Smartfren akan terjadi. Namun, ia mengharapkan proses penjajakan tidak berlangsung lama.

"Kita harapkan jangan lama-lama juga. Udah pengen," tuturnya.

Sebelumnya, Axiata Group Berhad (Axiata atau the Group) dan PT. Wahana Inti Nusantara (WIN); PT. Global Nusa Data (GND); dan PT Bali Media Telekomunikasi (BMT) atau yang secara kolektif disebut sebagai Sinar Mas telah mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren dalam rangka menciptakan entitas baru.

"Rencana Transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo," demikian dikutip dari siaran pers 15 Mei.

Saat ini, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak disebut belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian merger yang mengikat.

Validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MoU.

"Kita harapkan tentu saja kalau mereka berdua, para pemegang saham sudah melihat semua sisi positif yang dilihat dari sepanjang penelitian atau due diligence itu, atau bahasa Indonesianya uji tuntas, tentu mudah-mudahan jadi nikah," kata Merza.

"Cuma MoU ini tidak ada jaminan bahwa 'pernikahan' akan terjadi," ucap dia.

Perluasan 5G

Rencana merger ini sendiri didukung opsel lain.

"Operator telko butuh skala, kita tahu kalau cuma skala indonesia dibagi empat dibanding dibagi tiga tentu lebih sehat dibagi tiga," ujar Director & Chief Business Officer PT Indosat Tbk. Muhammad Danny Buldansyah di kantor Indosat, Rabu (3/4).

"Yang terbaik buat mereka aja, lebih cepat barangkali lebih baik," katanya.

Menurutnya, ekspansi teknologi 5G akan lebih mudah dengan merger tersebut.

"Kalau saya rasa pembagian spektrum akan lebih enak buat pemerintah, lebih gampang. Kalau sekarang kan walaupun lelang tetap saja kalau ada operator yang punya spektrum sedikit dibanding yang lain kan dianggapnya enggak adil gitu ya. Ini pemerataan seperti itu mesti dilihat, kalau ada tiga operator pembagian spektrumnya pun jauh lebih gampang," tutur Danny.

"Kenapa saya ngomongin masalah spektrum? karena 5G itu dasarnya adalah spektrum yang dimiliki, sehingga dengan tiga operator nantinya roll out 5G untuk indonesia akan jauh lebih baik dibandingkan kalau ada empat," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]

(lom/dmi)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat