yoldash.net

XL Klaim Internet Satelit Belum Bisa Gantikan Fiber dan Seluler

XL mengklaim teknologi satelit masih belum bisa menggantikan fiber optik dan seluler untuk kebutuhan telekomunikasi. Simak alasannya.
Ilustrasi. XL mengklaim teknologi satelit masih belum bisa menggantikan fiber optik dan seluler untuk kebutuhan telekomunikasi. (Foto: CNN Indonesia/Loamy Noprizal)

Jakarta, Indonesia --

Director & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa menyebut teknologi satelit masih belum bakal menggantikan fiber optik dan seluler untuk kebutuhan telekomunikasi. Menurutnya, pergantian ini mungkin baru akan terjadi beberapa tahun lagi.

Gede menyebut pertumbuhan teknologi layanan internet seperti Starlink sangat menjanjikan. Dalam kasus Starlink, perusahaan milik Elon Musk ini tak hanya mengejar coverage, tetapi juga kapasitas.

"Mereka membangun network satelit dengan ribuan, targetnya 4 ribu malah lebih, karena bukan hanya mengejar coverage. Karena kalau coverage saja 400-500Mb saja sudah cukup. Tapi mereka malah sampai 3.000 bahkan sampai 4.000 karena mereka ingin mengejar capacity," ujar Gede di Kantor XL Axiata, Jakarta, Jumat (3/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Gede, Starlink menargetkan untuk menyuplai 1 site dengan kapasitas 1 Gb.

ADVERTISEMENT

"Untuk saat ini tentunya capacity itu belum ada. belum semua satelit ada di atas. Entah berapa tahun lagi kita enggak tahu. Sampai pada saatnya nanti mereka bisa mengcover 1 site 1 giga, pada saatnya itulah baru bisa 5G memakai satelit bisa dikerjakan," katanya.

Gede menyebut untuk saat ini kapasitas internet satelit hanya 10-20 Mb, sehingga jauh lebih besar kapasitas seluler dan fiber optik.

"Jadi untuk satelit bisa meng-catch up keperluan 5G, ini akan membutuhkan 2 sampai 4 tahun lagi. Mungkin pada saat itu 5G memang sudah mature. Untuk saat ini masih mengandalkan fiber optik, masih mengandalkan microwave dulu," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyinggung soal pemerataan jaringan internet di Tanah Air. Menurutnya, pemerataan internet tak hanya dengan base transceiver station (BTS), tetapi bisa saja menggunakan teknologi satelit.

"Isu kecepatan internet satu sisi, isu coverage juga penting. Kita kan membangun Indonesia-centris. Kalau di jakarta, di daerah-daerah pulau Jawa kan relatif sinyal udah bagus. Kalau daerah lainnya, seperti Indonesia timur perlu perhatian," ujar Budi di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Depok, Jawa Barat, Kamis (2/5).

"Kan belum tentu teknologinya BTS, kalau ada satelit. Kan telekomunikasi seluler cuma tiga, fixed broadband, mobile wireless, satelit," tambahnya ketika ditanya soal rencana penambahan BTS untuk pemerataan jaringan internet Tanah Air.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat