yoldash.net

Fakta-fakta Gading Gajah Purba Sragen, Kena Linggis Hingga Kompensasi

Fosil gading gajah purba yang ditemukan di Sragen, Jateng, sempat menuai polemik buntut jumlah kompensasi. Cek fakta-fakta temuan ini.
Petugas mengevakuasi fosil gading gajah purba di Desa Ngebung, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (2/8). (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Jakarta, Indonesia --

Temuan fosil gading gajah purba di Sragen, Jawa Tengah, sempat menuai polemik buntut angka kompensasi buat warga yang menemukannya. Simak fakta-fakta lain temuan arkeologis ini. 

Rudy, warga Dukuh Ngebung, Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, mulanya menemukan sebuah benda yang diduga fosil. Setelah ditelisik, ia yakin benda tersebut merupakan fosil gading gajah.

Ia kemudian menyerahkan penggalian sisa fosil gading gajah itu ke pihak Museum Sangiran Klaster Ngebung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta temuan fosil gading gajah purba itu:

ADVERTISEMENT

Kena linggis sedikit

Rudy mengatakan penemuan fosil itu terjadi saat menggali pondasi rumah.

"Awal tahunya saat menggali buat pondasi rumah. Kemarin pekerja sudah pulang, saya nerusin (menggali) sendiri, lalu nemu itu fosil yang membentang," kata dia, dikutip dari detikcom, Selasa (1/8).

Sempat terkena linggis, benda itu diyakini sebagai fosil karena terlihat dari seratnya.

"Ya tahu kalau itu fosil dilihat dari seratnya, karena sudah tahu kalau itu serat fosil," ungkap dia, "Kemarin sempat terkena linggis sedikit, tapi enggak banyak yang pecah."

Rudy pun langsung melaporkan penemuannya itu ke Museum Sangiran Klaster Ngebung. "Lalu saya lapor ke Museum Ngebung, ketemu sama satpamnya," lanjutnya.

Pihak Museum Sangiran berusaha mengevakuasi benda yang diduga fosil itu untuk dibawa ke Museum Krikilan.

Usia 800 ribu tahun

Pj Penyelamatan Temuan dan Imbalan Monitoring Situs Terpadu Sangiran Suwita Nugraha mengatakan pihaknya memastikan benda tersebut merupakan fosil gading gajah.

"Untuk fosilnya sudah bisa saya pastikan dengan saya tadi memegang yakni fosil gading gajah," kata Suwita kepada wartawan di lokasi penemuan fosil gading gajah, Selasa (1/8).

Namun, dia belum bisa memastikan jenis fosil gajah tersebut. Menurutnya, ada dua jenis gajah yang biasanya ditemukan di daerah Ngebung, yakni jenis Stegodon dan Elephas.

Selain itu, Suwita memperkirakan usia fosil gading gajah itu sekitar 800 ribu tahun.

"Kita temukan tuf atau bagian dari gabuh karena warnanya memang kuning, sekitar 800 ribu tahun yang lalu, memang tua," ungkapnya.

Fosil gading gajah purba itu diketahui punya panjang 3,25 meter setelah penggalian dari lahan milik warga. "Tadi dari hasil tersebut diketahui panjangnya 3,25 meter," kata Suwita.

Fosil rapuh

Menurutnya, fosil gading gajah itu baru bisa dilihat di kedalaman 60 cm setelah digali oleh tiga orang dari Museum Ngebung. Masih akan dilakukan penggalian untuk mengambil fosil gading tersebut.

"Kondisi fosilnya agak rapuh, nanti digali lagi. Kita lanjutkan untuk mengambil fosil tersebut," ucapnya.

Setelah diambil, Suwita mengatakan fosil gading gajah itu langsung dibawa ke Museum Ngebung untuk diteliti.

"Ini kita bawa ke Museum Ngebung meski jalannya baru diperbaiki, kita langsung bawa ke sana," tuturnya.

Bukan barang langka

Iskandar Mulia Siregar, Kepala BPSMP Sangiran, Kamis (3/8), dikutip dari Antara, mengatakan temuan fosil gading gajah di sekitar wilayah Sangiran cukup sering terjadi dan banyak yang dilaporkan oleh warga.

Sejak awal tahun ini, kata dia, sudah sembilan kali evakuasi fosil dilakukan di kawasan tersebut. Sebagian besar temuan di kawasan tersebut adalah fosil gajah. Alhasil, temuan terkait gajah sudah bukan hal langka.

Iskandar menyatakan saat ini fosil gading gajah untuk sementara disimpan di storage atau gudang Museum Ngebung untuk dilakukan konservasi dan identifikasi jenis serta umur fosil.

Duit kompensasi

Rudy disebut akan mendapat uang kompensasi dari pihak Museum Sangiran di atas Rp1 juta. Hal itu sempat menuai polemik netizen yang menyindir kecilnya angka tersebut.

Suwita Nugraha mengatakan kompensasi diberikan dari Museum Sangiran sebagai bentuk apresiasi kepada warga yang telah menyelamatkan fosil.

"Sebagai bentuk apresiasi penemu yang melaporkan ada semacam kompensasi atau imbalan dari pihak museum, nanti kami akan memanggil," katanya, Minggu (6/8).

Pihaknya masih menunggu perhitungan tim appraisal soal angka pasti duit kompensasi itu.

"Nominalnya nunggu tim appraisal dari kantor kami, belum dilakukan karena anggota tim appraisal masih dinas luar. Seperti ini (gading gajah) lebih dari Rp1 juta, ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah," ujarnya.

Lebih lanjut, Suwita menyatakan bahwa kompensasi bisa cair pada bulan Agustus tahun ini.

"Aturan imbalan sudah kita seleksi berdasarkan kelangkaan, masih di lokasi itu akan memberikan bobot yang lebih. Agustus 2023 bisa cair," ucapnya.

(tim/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat