yoldash.net

Anggap Tak Masuk Akal, Ahli Ungkap Leluhur Sesungguhnya Yahudi Eropa

Para pakar mengungkap siapa sebenarnya mereka yang mengaku sebagai Yahudi di Eropa. Benar mereka keturunan umat Musa yang sempat pergi dari Palestina?
Ilustrasi. Penelitian membuktikan pihak yang mengaku 'yahudi' di Eropa diduga bukanlah keturunan kaum Musa. (iStock/Reptile8488)

Jakarta, Indonesia --

Ahli mengungkap Yahudi Eropa merupakan keturunan Kaukasia dan diduga bukan kelompok yang turut eksodus dari tanah Palestina.

Dalam kisah agama-agama samawi, Yahudi merupakan sebutan untuk Bani Israil yang dibawa Musa eksodus ke tanah yang dijanjikan (Kanaan) usai ditindak Fir'aun.

Setelah bergenerasi-generasi tinggal di gurun karena ingkar pada Musa dan ogah mengambil Kanaan, yang diklaim sebagai Yerusalem hari ini, kaum ini sempat berjaya lewat pemerintahan Raja Daud dan Sulaiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di era perang salib, kaum Yahudi sempat eksodus lagi ke Eropa dari tanah Palestina akibat perang salib. Lalu benarkah mereka yang ada di Eropa di abad modern adalah keturunan mereka yang eksodus itu?

Dikutip dari ScienceDaily, Hipotesis Rhineland menjadi penjelasan yang paling populer untuk asal-usul orang Yahudi Eropa saat ini.

Dalam skenario tersebut, orang-orang Yahudi yang berasal dari suku Israel-Kanaan disebut meninggalkan Tanah Suci (Yerusalem) menuju Eropa pada abad 7 M setelah penaklukan Palestina oleh kaum Muslim.

Pada awal abad 15, sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 50 ribu orang meninggalkan Jerman, Rhineland, menuju ke timur.

Di sana, mereka mempertahankan endogami (perkawinan dengan kerabat dekat) yang tinggi, dan meskipun ada perang, penganiayaan, penyakit, wabah, dan kesulitan ekonomi, populasi mereka tetap berkembang pesat menjadi sekitar 8 juta orang pada abad ke-20.

Dikarenakan tidak masuk akalnya peristiwa semacam itu, ekspansi yang cepat ini disebut oleh Ahli Genetika Medis Harry Ostrer, Professor Biologi Manusia Gil Atzmon, dan rekan-rekannya sebagai keajaiban.

Berdasarkan Hipotesis Rhineland, orang Yahudi Eropa akan sangat mirip satu sama lain dan akan memiliki leluhur Timur Tengah yang dominan.

Sebuah studi dari Eran Elhaik berjudul 'The Missing Link of Jewish European Ancestry: Contrasting the Rhineland and the Khazarian Hypotheses' pun mencoba membuktikannya.

Tim ahli mengumpulkan data komprehensif dari 1.287 individu dari delapan populasi Yahudi dan 74 populasi non-Yahudi yang memiliki lebih dari 531.315 variasi genetik polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) autosomal.

Data tersebut digunakan Elhaik untuk menghitung beberapa variabel, yakni leluhur, keterkaitan, pencampuran, jarak pembagian alel (pasangan gen), asal-usul geografis, dan pola migrasi.

Hasilnya, studi ini mengidentifikasi tanda leluhur Kaukasia Timur dan Eropa dalam genom Yahudi Eropa bersama dengan genom Timur Tengah yang lebih kecil, tetapi substansial. Hasil ini konsisten dalam menggambarkan leluhur Kaukasia untuk semua orang Yahudi Eropa.

Dikutip dari ensiklopedia Britannica, kaukasia merupakan daerah yang terbentang di antara Laut Hitam (sebelah barat) dan Laut Kaspia (sebelah timur) yang kini masuk wilyah Rusia, Georgia, Azerbaijan, dan Armenia.

Analisis tersebut menunjukkan hubungan genetik yang erat antara Yahudi Eropa dan populasi Kaukasia dan menunjukkan dengan tepat asal-usul biogeografis Yahudi Eropa.

Yakni, di sebelah selatan Khazaria, 560 kilometer dari Samandar, ibu kota Khazaria (kerajaan abad pertengahan di zona Eurasia).

Analisis lebih lanjut menghasilkan keturunan multi-etnis yang kompleks dengan keturunan Kaukasus Timur yang sedikit dominan, keturunan Eropa Selatan dan Timur Tengah yang besar, dan kontribusi Eropa Timur yang kecil.

"Penjelasan yang paling sederhana untuk temuan kami adalah bahwa orang Yahudi Eropa Timur adalah keturunan Yahudi-Khazaria yang ditempa selama berabad-abad di Kaukasia," ujar Elhaik.

"Kehadiran Yahudi di Kaukasia dan kemudian Khazaria tercatat sejak akhir abad sebelum Masehi dan diperkuat karena peningkatan perdagangan di sepanjang Jalur Sutra, kemunduran Yehuda (abad ke-1 hingga ke-7), dan kebangkitan Kristen dan Islam," tandasnya.

(lom/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat