yoldash.net

Pakar Uji Sistem Pertahanan Asteroid: Apophis Tak Musnahkan Kehidupan

Saat mengetes sistem pertahanan Bumi, Ilmuwan menemukan kembali asteroid Apophis yang sempat memicu kehebohan karena dianggap mengancam Bumi.
Ilustrasi. Bumi sudah memiliki sistem pertahanan dari asteroid hasil kerjasama banyak negara. (Foto: iStockphoto)

Jakarta, Indonesia --

Ilmuwan dari mancanegara sukses menemukan target asteroid Apophis yang diprediksi mengancam Bumi pada 2029. Jika pun terjadi tumbukan, asteroid itu diperkirakan tak memusnahkan semua kehidupan di planet ini.

Temuan itu terjadi pada saat uji coba sistem pertahanan Bumi dari asteroid berbahaya yang bisa meluncur bebas dan menyebabkan kehancuran global. Para ilmuwan pun menguji kesiapan operasional sistem pertahanannya dengan menggunakan asteroid yang berpotensi berbahaya sebagai target.

Lebih dari 100 peserta yang berasal dari 18 negara ambil bagian dalam latihan uji coba sistem pertahanan tersebut. Termasuk di dalamnya ilmuwan di misi NASA NEOWISE (Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir situs resmi NASA, komunitas ilmuwan mancanegara ini berkoordinasi di bawah Jaringan Peringatan Asteroid Internasional (IAWN) dan Kantor Koordinasi Pertahanan Planet NASA (PDCO).

ADVERTISEMENT

Latihan difokuskan pada asteroid Apophis yang dinilai memiliki peluang berdampak pada Bumi pada 2029 atau lebih cepat.

Asteroid ini sempat memicu kegemparan ketika pertama kali ditemukan pada 2004. Saat itu, ilmuwan tak cukup banyak memiliki informasi soal orbit asteroid itu.

Yayasan B612, organisasi nirlaba yang mendukung penelitian pemetaan dan navigasi tata surya, mempublikasikan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh Apophis meski kemungkinan tidak dalam waktu dekat.

Para astronom yang kemudian menyempurnakan orbit Apophis memastikan asteroid itu tidak menimbulkan bahaya apa pun buat Bumi dalam 100 tahun atau lebih.

Radar Goldstone menangkap citra dari asteroid 99942 Apophis saat memiliki jarak terdekatnya ke Bumi pada Maret 2021. Hasil pengamatan ini digunakan oleh komunitas pertahanan planet dalam latihan ini.

"Masukan ilmiah dunia nyata ini menguji stres seluruh rantai respons pertahanan planet, mulai dari deteksi awal hingga penentuan orbit hingga mengukur karakteristik fisik asteroid dan bahkan menentukan apa dan di mana asteroid itu mungkin menabrak Bumi," kata Vishnu Reddy, Associate Professor di Laboratorium Bulan dan Planet Universitas Arizona Tucson, yang memimpin penelitian.

Tak Berskala Global

Dikutip dari Space, pengujian itu sukses menemukan Apophis. Tim yang pertama kali melihatnya adalah Catalina Sky Survey di Arizona, dengan deteksi berikutnya dari Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) - yang memiliki observatorium di Chili, Hawaii dan Afrika Selatan, dan Panoramic Survey Telescope and Rapid Sistem Respons (Pan-STARRS) di Hawaii.

Identifikasi paling penting berasal dari pesawat luar angkasa NEOWISE NASA, yang menggunakan penglihatan termalnya untuk mengukur ukuran dan bentuk Apophis secara akurat. Bahwa, Apophis merupakan objek memanjang dengan diameter 886 hingga 1.345 kaki (270 hingga 410 meter).

Berdasarkan pengukuran NEOWISE pula, para ilmuwan di Pusat Penelitian Ames NASA, California, bisa memperkirakan energi yang akan dilepaskan jika Apophis bertabrakan dengan Bumi.

Bahwa, tumbukan itu akan memiliki 8,5 x 10 pangkat 19 joule energi, atau setara dengan 20 juta kiloton peledak TNT dan 10 ribu kali lebih kuat daripada ledakan meteor Chelyabinsk di Rusia pada 2013.

Dampak yang ditimbulkan oleh Apophis memang destruktif meski hanya dalam skala regional. Para pakar menilai itu tidak cukup besar untuk menyebabkan kepunahan global kehidupan manusia.

"Meskipun kami tahu bahwa, pada kenyataannya, Apophis tidak berdampak pada Bumi pada 2029 mulai dari titik awal, masih ada ketidakpastian besar dalam hal orbit objek yang secara teoritis bisa memicu dampak [tumbukan] pada tahun itu (2029)," ujar Davide Farnocchia, seorang insinyur navigasi di Jet Propulsion Laboratory NASA.

[Gambas:Video CNN]

(ttd/arh)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat