BRIN Ungkap Faktor yang Bikin Jakarta Tenggelam
![BRIN Ungkap Faktor yang Bikin Jakarta Tenggelam Para peneliti BRIN mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan Jakarta tenggelam.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2021/07/31/galfot-jakarta-tenggelam-10-tahun-lagi-10_169.jpeg?w=650&q=90)
Profesor Riset bidang Meteorologi pada Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Eddy Hermawan, mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama yang bisa membuat Jakarta tenggelam.
Sebanyak tiga faktor utama itu, menurutnya, ialah sea level rise (SRL) seperti rob, land subsidencen atau penurunan tanah, serta lokal di mana beberapa daerah di Jakarta merupakan kawasan rawa di zaman dahulu.
"Tenggelamnya Jakarta itu saya asumsikan ada tiga faktor utama, pertama SRL yaitu tinggi muka laut yang identik dengan rob. Kedua, penurunan muka tanah atau land subsidence dan satu lagi local ini sudah given," Eddy Webinar Lectur Series Majelis Profesor Riset (MPR)-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berlangsung daring, Rabu (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eddy, wilayah Jakarta yang kebanyakan merupakan daerah rawa menjadi salah satu penyebab lokal yang memang sudah merupakan faktor pendukung alami bikin potensi Jakarta tenggelam bisa terjadi.
"Memang Jakarta itu kota-kotanya ada rawa-rawa [seperti] Rawamangun, Rawa Bunga, daerah tempat menampung air sebetulnya," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Profesor Riset bidang Geoteknologi-Hidrogeologi BRIN, Robert Delinom pun menjelaskan, ambleasan tanah yang terjadi di Jakarta bisa terjadi karena kompaksi buatan, pengambilan air tanah, pembangunan, dan aktivitas tektonik.
Penurunan tanah terbesar di Pekalongan
Lebih lanjut menurutnya penurunan tanah terbesar di Kawasan Pantai Utara (Pantura) bukan terjadi Jakarta, melainkan di Pekalongan, Jawa Tengah.
Dia berkata, penurunan tanah di Pekalongan mencapai antara 2,1 hingga 11 cm per tahun.
Angka tersebut, menurut Eddy, lebih tinggi dibandingkan penurunan tanah di kota-kota di Kawasan Pantura lainnya seperti DKI Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya.
"DKI Jakarta (0,1-8 cm/tahun), Cirebon (0,3-4 cm/tahun), Pekalongan (2,1-11 cm/tahun), Semarang (0,9-6 cm/tahun), dan Surabaya (0,3-4,3 cm/tahun)," demikian paparnya.
Dia menerangkan, laju penurunan tanah di Jakarta dan kota lain di kawasan Pantura bisa direm dengan mencegah kerusakan lingkungan dan melakukan strategi yang bersifat adaptif seperti pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove untuk mencegah SRL dan penurunan tanah terjadi.
"Perlu dipertimbangkan pembuatan bitting gesik dan hutan mangrove karena telah terbukti cukup efektif dalam meredam laju masuknya rob ke daratan," katanya.
Sebab penurunan tanah Pantura
Delinom menyampaikan bahwa beberapa kota di Kawasan Pantura tercatat mengalami penurunan tanah yang signifikan seperti Jakarta 1-10 cm/tahun, Semarang dan Demak 1-10 cm/tahun, Indramayu 2-10 cm/tahun, serta Surabaya 1-2 cm/tahun.
Meski begitu, dia menegaskan, penyebab penurunan tanah yang utama di Kawasan Pantura ialah batuan lempung yang memang banyak ditemukan di kawasan bagian utara.
penyebab tanah turun memang ada yang paling berperan penting itu batuan lempung. batuan lempung dapat banyak kita temui di bagian utara, daerah yang masih sangat muda batuannya.
(mth/eks)[Gambas:Video CNN]
Terkini Lainnya
Penurunan tanah terbesar di Pekalongan
Sebab penurunan tanah Pantura
Fenomena Hujan Meteor Arid Oktober dan Cara Menyaksikannya
Daftar Wilayah Matahari di Atas Pulau Jawa Sepekan
Bencana Paling Banyak Makan Korban Jiwa di RI: Gempa-Tsunami
BRIN: Gempa di Selatan Indonesia Lebih Berpotensi Tsunami
Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?
Semarang Jadi Pelopor Terapkan Alat Pemantau Kualitas Udara Mobile
Polda Sumut Temukan Ladang Ganja 5 Ha Berkat Alat Deteksi BRIN
BRIN Batal Tutup Jalan Raya Serpong-Parung di KST BJ Habibie